Tears Fall Into Seoul XVI

926 157 9
                                    

Note: Yang bercetak miring adalah percakapan dengan bahasa Jepang.

Malam hari tiba, Hyewon pulang dari pekerjaannya. Nekko yang diutus oleh Hyewon juga terlah kembali ke asalnya. Hari ini Hyewon benar benar lelah karena pekerjaannya yang sangat melelahkan.

Dirinya berjalan dengan amplop uang ditangannya menuju kamar tidur yang ditempati oleh istrinya.

Seperti yang sudah sudah, Wonyoung selalu mengurung diri saat malam jam pulang kerja Hyewon tiba lalu menenggelamkan wajahnya didalam selimut karena takut pada Hyewon.

Hyewon  berjalan  masuk kekamar Wonyoung lalu berjalan mendekat kearah meja sebelah tempat tidur Wonyoung dan meletakan amplop uang di atas meja itu.

"Wony... Itu gaji oppa... " kata Hyewon.

"Oppa ambil sedikit... "

"Untuk... Dayang Oh... Yang jaga oppa"

"Dari kecil... "

"Cuma sedikit... Buat beli baju baru... "

"Makan yang banyak... "

"Selamat tidur!" kata Hyewon lalu berjalan ke lemari pakaian dan mengambil baju tidurnya lalu keluar dari kamar Wonyoung.

Hyewon mengganti bajunya lalu tertidur di kursi panjang bambu di ruang tamu. Hyewon menatap langit langit rumah lalu berfikir banyak hal.

Ajudan pangeran ini sedih karena istrinya bahkan tidak mau berbicara searah katapun padanya. Walaupun hanya kata makian pun sangat diharapkan Hyewon atau kata paling bagus 'terima kasih' pun tidak diucapkan  Wonyoung.

Hyewon berjalan kearah tas prajuritnya lalu mengambil sebuah bingkai foto yang ia sengaja cetak. Dirinya mencetak foto yang diambil saat pernikahan mereka, walaupun tak ada senyum yang menghiasi wajah Wonyoung dalam foto itu.

"Istriku cantik sekali... Maafin oppa" kata Hyewon menatap wajah Wonyoung difoto.

Dikediaman Yujin, Yujin duduk di tepi ranjang Minju sambil terus mengusap kening istrinya yang tampak gelisah dalam tidurnya. Tubuh Minju berkeringat membuat Yujin semakin khawatir pada istrinya.

Berkali kali Yujin berdoa memohon kesembuhan untuk istrinya sambil menggenggam liontin Buddha miliknya. Dengan sabar, Yujin membiarkan tangannya diremas oleh Minju saat rasa tidak enak menghinggapi tubuh Minju.

"Suamiku... Kamu dimana... Dingin..." gumam Minju pelan dalam tidurnya. Yujin yang mendengar itu langsung tersenyum cerah mendengarnya.

"Kim Chaewon... Kim Chaewon... Kim Chaewon... " gumam Minju membuat harapan Yujin pupus seketika.

Dengan pelan Minju menarik tubuh Yujin mendekat membuat Yujin berakhir memeluk wanita itu. Yujin tau ini efek obat yang membuat Minju tidak sadar akan apa yang dilakukannya.

"Kim Chaewon... Kim Chaewon... Kim Chaewon... " gumam Minju berkali kali.

Yujin mengeratkan pelukannya memberikan kehangatan pada istrinya yang sedang demam. Hati Yujin sakit karena istrinya terus menggumamkan nama laki laki lain, tapi apa daya dirinya hanya menjadi suami karena perjodohan bodoh negaranya.

"Kim Chaewon  akan kembali... Tenang dan beristirahatlah, Minju..." bisik Yujin ditelinga Minju membuat wanita itu semakin tenang. Dengan hati gelisah, Yujin ikut tertidur disebelah istrinya dengan posisi memeluk tubuh Minju yang bersuhu tinggi sambil mengelus elus puncak kepala Minju memberikan kenyamanan.

Keesokan harinya, Yujin bangun terlebih dahulu agar istrinya tidak marah mengetahui dirinya memeluk tubuh istrinya. Dengan segera Yujin kedapur dan membuat sup ayam untuk Minju sarapan dan memasak air hangat untuk untuk Minju mandi.

Yujin menatap bahan bahan di tempatnya dan hanya tersisa sangat sedikit sayuran dan daging karena dirinya tidak sempat belanja dan belum mengambil uang karena harus menjaga istrinya seharian.

Dirinya melihat bahan itu dan mengangguk. Dipikiran Yujin, bahan itu bisa untuk makan dua hari karena dirinya tidak bisa meninggalkan istrinya sendirian saat sakit. Dengan segera, Yujin membuat soup dengan bahan bahan tersebut lalu menyajikan untuk sarapan Minju.

Yujin berjalan dengan soup buatannya kekamar Minju dan menemukan Minju sudah bangun. Yujin duduk di tepi ranjang lalu menatap Minju dengan senyuman.

"Ayo sarapan, sehabis ini mandi lalu istrahat lagi!" kata Yujin pada Minju lalu menyuapi Minju. Minju mengangguk lalu menerima suapan dari Yujin.

Baru setengah, Minju sudah menggeleng karena merasa sudah kenyang. Dengan segera Yujin meletakan soup sisa di atas meja kamar lalu membantu Minju minum. Setelah itu, Yujin membantu Minju untuk berjalan kearah kamar mandi dengan baju yang ia siapkan untuk Minju, dan dengan sisa tenaganya, Minju mandi dengan air hangat yang disiapkan Yujin.

Setelah selesai, Yujin menuntun Minju lagi kekamar lalu menemani Minju sampai terlelap. Yujin mengompres kening Minju sambil menatap Minju sedih.

Setelah Minju terlelap, Yujin mengambil soup sisa dari meja kamar menuju ke dapur. Ditatap nya sisa soup itu dan melihat bahan makanan yang tersisa.

"Kalau aku masak lagi, gak cukup buat dua hari kalau Minju makan dua kali sehari" batin Yujin berfikir. Dengan segera Yujin memakan soup sisa Minju lalu mencuci piring yang dipakai istrinya dan dirinya makan.

Setelah mencuci, Yujin menyapu lantai lalu mencuci pakaian kotor Minju. Setelah pekerjaan rumah selesai, Yujin berjalan kekamar lalu kembali menemani istrinya tidur. Yujin duduk di lantai lalu melipat tangannya diatas ranjang tempat tidur Minju dan ikut tidur siang bersama istrinya.

Siang hari, Wonyoung sedang membersihkan rumah dibantu oleh Nekko. Dengan ceria Wonyoung menggoda Nekko dan menjahili orang bertopeng itu.

Wonyoung terlihat ceria sampai dirinya merasakan kepalanya berat. Nekko yang melihat itu langsung menatap Wonyoung yang bertingkah aneh.

Tiba tiba, Wonyoung ambruk ke lantai membuat Nekko khawatir dan langsung menggendong Wonyoung kekamar nya.

Wonyoung tersadar dari pingsannya dan melihat dokter Choi Jisu sedang memeriksanya dan Hyewon sedang menatapnya khawatir.

"Apa yang terjadi? Wonyoung tidak sakit kan?" tanya Hyewon pada Jisu.

"Tidak begitu parah. Jangan sampai lelah aja, cukup makan dan nutrisi juga berhati hati supaya tidak membahayakan bayi yang dikandungnya" jelas Jisu membuat Hyewon membulatkan matanya.

"Bayi?" tanya Hyewon yang dijawab anggukan oleh Jisu. Wonyoung menitikan air matanya lalu mengubah posisi tidurnya menjadi menyampaing enggan menatap Hyewon.

Setelah pemeriksaan, Hyewon mengantar dokter Jisu sampai gerbang rumah lalu kembali ke kamar Wonyoung. Hyewon duduk di tepi ranjang dengan posisi dipunggung oleh istrinya.

"Wonyoung... Jangan lelah... "

"Makan yang banyak... "

"Banyak istirahat... Oppa minta maaf" kata Hyewon yang tidak dijawab sama sekali oleh Wonyoung.

"Kalau... Wony gak butuh... Anak itu... "

"Kayak Wony... Gak butuh oppa... "

"Oppa bawa ke istana... Dayang oh... Seperti ibu buat oppa... "

"Oppa kirim surat... Oppa mau punya bayi... Dari istri oppa..."

"Oppa besarkan anak itu... Oppa cinta kamu... Dan bayi... Kita"

To be continued...
Back again with me 🐱🐱🐱

Hyewon memang patah patah ya bicaranya, karena sesuatu yang bakal dibahas nanti...

Vomments and happy reading! 🐱🐱🐱

Tears Fall Into Seoul (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang