Tears Fall Into Seoul XIII

936 156 6
                                    

Note: Yang berdetak miring adalah percakapan dengan bahasa Jepang.

Pernikahan besar besaran terjadi di kerajaan Korea Selatan. Pangeran Jepang dan warga Korea Selatan juga dua ajudan besar kerajaan menikah.

Raut kebahagiaan tampak hadir diwajah Yujin dan Hyewon tapi tidak dengan Minju dan Wonyoung yang hanya memberikan senyuman terpaksa didepan kamera.

Persatuan antara Korea Selatan dan Jepang ini akan di sebar luaskan dan dipublikasikan bahwa Jepang secara resmi berdamai dan bersatu dengan Korea Selatan.

Berkali-kali Yujin menatap Minju yang sepertinya tidak bahagia dengan pernikahan mereka. Sedangkan Wonyoung sudah terlihat menahan tangis dan wajah Hyewon yang lebam akibat pukulan dari dua pangeran beda negara di wajahnya.

Setelah pesta, dua pasang suami istri itu dibawa untuk tinggal di sebuah rumah yang diberikan khusus untuk keduanya yang masih kawasan istana.

Dirumah Hyewon dan Wonyoung, Wonyoung terus membelakangi Hyewon membuat Hyewon sedih karena Wonyoung takut padanya.

Sekarang mereka sudah suami istri, tapi semuanya tidak berjalan dengan baik karena ulahnya dan kecerobohan dirinya.

"Oppa... Minta maaf" kata Hyewon lembut yang tidak dijawab oleh Wonyoung sama sekali.

"Oppa akan tidur... Diluar" kata Hyewon lagi.

"Wonyoung ganti baju..."

"Lalu tidur..."

"Selamat tidur..." tambah Hyewon lalu keluar dari kamar tidur Wonyoung.

Dirinya terduduk didepan kamar yang seharusnya ditempati olehnya dan istrinya sekarang, tapi istrinya takut padanya dan pastinya sangat menakutkan melihat istrimu takut pada dirimu sendiri.

Hyewon berjalan keluar lalu terfikir oleh sesuatu. Dengan cepat Hyewon berlari kearah pasar malam untuk membeli sesuatu.

"Semoga ini jalan terbaik supaya Wonyoung gak takut lagi" kata Hyewon sambil berlari cepat.

Kini Minju terduduk di tepi ranjang tempat tidur mereka. Yujin menatap Minju yang terlihat sangat tidak menyukai semuanya, keadaan dan lain lainnya membuat rasa bersalah pada hati Yujin.

"Minju... Aku minta ijin tidur disini ya. Kalau aku tidur diluar, mereka nanti tau. Apalagi kalau kakakku iseng masuk ke rumah" kata Yujin pada Minju. Minju hanya terdiam tidak menjawab perkataan Yujin.

"Aku tidak masalah tidur dimana saja, asal tolong berikan aku kain untuk alas tidur. Aku akan keluar, supaya kamu bisa ganti baju" kata Yujin pelan pada Minju lalu keluar meninggalkan Minju untuk berganti baju.

Malam pun tiba, Yujin sudah berganti baju lalu masuk kedalam kamarnya yang akan ia tempati dengan Minju dengan sekat yang ia bawa dari luar.

Yujin memberi sekat antara dirinya dan Minju agar Minju merasa aman saat ada dirinya didalam kamar. Dikamar, terlihat Minju menutupi wajahnya dengan selimut dan Yujin tau bahwa Minju enggak melihatnya.

"Minju... Kamu bisa percaya sama aku. Aku akan hati hati" kata Yujin pada Minju. Minji tidak menjawab perkataan apapun yang dilontarkan Yujin dan hanya terdiam pda posisinya membuat Yujin sedih.

Dengan segera, Yujin mengambil baju baju kotor miliknya dan menata baju baju itu menjadi alas tidur. Dengan kain yang disisakan Minju, Yujin menyelimuti dirinya.

"Selamat tidur, Minju..." kata Yujin lembut lalu memejamkan matanya.

Dini hari tiba, Yujin terbangun pukul 02:55 KST dini hari. Yujin melihat Minju yang tertidur tapi tidak nyaman karena banyak nyamuk yang menggigit kakinya karena kain selimutnya kurang panjang.

Yujin terbangun dari tidurnya lalu memberikan kain selimutnya untuk sang istri agar Minju nyaman dalam tidurnya. Lalu berjalan kearah jendela untuk menutup semua jendela agar nyamuk tidak bisa masuk. Dengan segera, Yujin melepaskan pakaian atasnya dan sedikit berolahraga ringan agar keringatnya keluar.

Setelah itu Yujin kembali tidur dengan nyamuk yang beralih menggerogoti tubuhnya. Dirinya tersenyum melihat Minju yang terlihat semakin nyaman dalam tidurnya.

"Mimpi indah..." gumam Yujin sambil menatap Minju.

Pagi hari, pukul 07: 22 KST. Jang Wonyoung terbangun dari tidurnya lalu keluar dari kamarnya. Dirinya berjalan kearah depan dan mendapati meja makan sudah tersedia makanan dan juga ada surat diatas meja.

Ohayo Gozaimasu!
Ayo makan pagi! Oppa sudah makan, jadi Wonyoung makan yang banyak...

Oppa mau bekerja sampai malam, dan teman oppa yang akan menemani Wonyoung. Tapi dia agak pemalu jadi harus pakai baju besar dan topeng...

Selamat makan!!...

Kang Hyewon

Wonyoung hanya terdiam membaca surat itu lalu duduk dimeja makan memakan masakan Korea yang tersedia di meja makan. Tiba tiba, seseorang datang dengan topeng kucing dan baju yang besar dan tebal.

"Kamu temennya oppa?" tanya Wonyoung pada orang itu. Orang itu hanya mengangguk membenarkan.

"Kamu sudah makan?" tanya Wonyoung lagi dan dijawab anggukan lagi.

Orang itu mengeluarkan buku note kecil dan pensil dari saku bajunya lalu menuliskan sesuatu.

"Makan yang banyak! Selamat makan!" tulis orang itu lalu menunjukan gerak tubuh makan pada Wonyoung yang membuat Wonyoung tersenyum karena tingkah lucu orang itu.

"Kenapa? Kamu gak bisa bicara?" tanya Wonyoung bingung karena orang ini harus berbicara lewat tulisan di note.

"Aku tidak bisa berbicara. Maka itu aku malu. Aku ditugaskan menemanimu sampai oppamu datang" tulis orang itu membuat Wonyoung mengangguk faham.

"Bagaimana aku memanggilmu? Siapa namamu?" tanya Wonyoung lagi.

"Panggil aku 'nekko' saja" tulis orang itu lagi.

"Nekko? Kucing?" tanya Wonyoung lagi yang dijawab anggukan oleh Nekko.

"Bertemanlah dengan Nekko, Nekko kesepian" tulis Nekko di note lagi.

"Ayo berteman!" kata Wonyoung mengangguk senang.

To be continued...
Back again with me 🐱🐱🐱

Vomments and happy reading! 🐱🐱🐱

Tears Fall Into Seoul (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang