Tears Fall Into Seoul XII

971 157 15
                                    

Note: Yang bercetak miring adalah percakapan dengan bahasa Jepang.

Keesokan harinya, pukul 17:33 KST, Choi Yena kembali dari tugasnya mengawasi pekerja tambang Jepang di Korea Selatan. Yena menatap sebuah blok emas yang diberikan oleh seorang lelaki tua di tambang karena sudah membantunya.

Dirinya berganti shift dengan petinggi lainnya untuk mengawasi tentara Jepang yang bekerja agar tidak bertindak kejam pada orang orang Korea Selatan seperti biasanya.

Yena langsung menuju barrack prajurit dan bertemu dengan Yujin. Yujin terlihat duduk dipinggir api sambil memanaskan pedangnya lalu membersihkan pedangnya itu.

"Yujin-san! Lu ngapain?" tanya Yena pada Yujin. Yujin menatap Yena sebentar lalu kembali fokus pada pedangnya.

"Bersiin pedang. Lu udah balik? Gantian shift?" tanya Yujin pada Yena.

"Iya, tadi gue gantian sama Miu-san. Yujin-san! Tadi gue dikasih emas ini, kalau ditempa dikit bisalah jadi cincin. Lu kan ngerti beginian, bisa gak buatin gue cincin? Lu juga bisa nih buat cincin lagi satu, buat Sakura-san atau siapa kek" kaya Yena memberikan emas batangan pada Yujin.

"Bisa sih.. Tapi sisanya buat gue ya" kata Yujin pada Yena.

"Iya, tapi sesuaiin aja sama jarinya Juri. Gue mau buat nikahin dia" kata Yena yang dijawab anggukan oleh Yujin.

Yujin langsung bergerak menuju perapian lalu menempah beberapa besi untuk menempah emas tersebut menjadi cincin untuk Yena dan dirinya akan membuat kalung.

Yena langsung menuju kotak surat untuk melihat surat surat yang tiba. Didalam kotak surat dirinya menerima dua buah surat untuknya dan sebuah koran asal Jepang.

Yena tersenyum karena surat itu berasal dari Juri juga calon ibu mertuanya. Dirinya buka surat dari calon ibu mertuanya terlebih dahulu. Betapa terkejutnya dirinya saat membaca surat tersebut.

Lalu dibukalah surat dari sang kekasih yang membuat air matanya lolos.

Tokyo, 1946

Hari ini sangat dingin. Aku merindukan Yena-khun kembali. Yena-khun! Bagaimana kabarmu disana? Apa kamu makan dengan baik? Atau kamu kelelahan dengan perintah putra mahkota?

Aku harap kamu selalu baik baik saja dan melanjutkan hidupmu lebih baik lagi dan berbuat banyak kebaikan. Aku selalu menunggumu disini, tapi aku minta maaf karena aku tidak bisa memberikan apa yang seharusnya aku hanya berikan untukmu hanya kepadamu.

Jika kamu membaca surat ini, aku sedang tidak mau untuk menemuimu atau tidak bisa. Ada yang terjadi padaku, dan aku tidak mau membuatmu hancur. Aku mencintaimu dalam, dan aku selalu mencintaimu!

Aku mencintaimu yang mencintai negaraku, dan aku adalah korban dari negaraku...

Jadi mungkin kita tidak ditakdirkan didunia ini, Yena-khun!

Takahashi Juri

Yena langsung melipat kembali surat itu lalu berjalan cepat kearah kamarnya. Dirinya meletakkan koran dan surat ditangannya lalu mengambil pistolnya. Dirinya berjalan menuju tempat pelacuran tempat para wanita 'Jugun Ianfu' asal berbagai negara yaitu Korea Selatan, Indonesia, China, bahkan Jepang dan negara lainnya berada.

"Sersan, apa and--"

"Berikan saya daftar Jugun Ianfu Jepang yang di kirim ke Korea Selatan!!" kata Yena tegas. Penjaga tempat langsung memberikan daftar Jugun Ianfu dengan ketakutan karena sersan nya itu terlihat sangat dalam mood yang tidak baik.

Tears Fall Into Seoul (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang