Sunflower

273 9 2
                                    

Haerin duduk bersimpuh sambil mengemasi baju-baju miliknya ke dalam koper. Ia terlihat tengah kebingungan dan mencari sesuatu.

"Jisoo-ah! Kau melihat sweater biru tosca milikku?", tanyanya sambil mengobrak abrik baju didalam kopernya.

Jisoo menghampiri Haerin sembari memegang sebuah lightstick cantik.
Dahinya mengernyit dan matanya menyapu ke berbagai penjuru.

"Aku tak tahu kak, memangnya kak Haerin menaruhnya dimana?", tanyanya sembari duduk disamping Haerin.

"Entahlah, aku sudah lupa. Padahal sweater itu pemberian Lino dan aku malah menghilangkannya", lirihnya pelan.

Haerin beranjak dari tempat tidurnya dan segera menenteng tas kecil miliknya.

"Ayo kita pulang sekarang, palingan sweaternya sudah berada di koper", ujar Haerin sambil menyeret kopernya.

Jisoo mengangguk saja dan mengikuti langkah Haerin.
Setelah sampai di depan meja resepsionis, Haerin segera mengembalikan kunci dan mengurus administrasi.

"Kak, aku mencari taksi dulu ya", ucap Jisoo.

Haerin hanya mengangguk. Setelah berada di luar hotel, Jisoo merasa bingung karena tak ada satu pun taksi yang melintas.

"Kok gak ada taksi sih?", pikir Jisoo.

"Jisoo, ada taksi tidak?", tanya Haerin.

Jisoo terperanjat karena Haerin menepuk pundaknya.

"Nggak ada satu pun yang lewat kak", keluhnya sambil mendengus kesal.

Haerin tersenyum.

"Pasti ada yang lewat kok", ujarnya sambil menyandarkan kopernya di tembok.

"Ayo duduk saja, nanti taksinya bakal lewat sini", ujarnya sambil duduk di bangku hotel.

Jisoo duduk di bangku dan memainkan ponsel.

"Kak, aku takut kalau tak ada taksi yang lewat. Gimana kalau kita gak bisa pulang ke Indonesia?", keluhnya dengan perasaan kesal.

Haerin memicingkan matanya dan menatap sinis ke arah Jisoo.

"Ya! Jangan ngomong begitu! Kita harus tetap positif!", cetus Haerin.

Jisoo hanya mendengus kesal dan memainkan ponselnya. Setelah beberapa jam, tak ada taksi yang melintas dan itu membuat kedua gadis itu merasa kesal.

"Ya tuhan aku harus bagaimana? Aku tak mau terjebak di sini selamanya", gerutu Jisoo.

Haerin mendesah kesal dan membuang nafas dengan kasar.

"Seandainya ada taksi online pasti aku akan memesannya dari tadi! Arghh", gerutu Haerin sambil menepuk dahinya.

Jisoo terkekeh pelan dan kembali memainkan ponselnya.

"Memang dunia ini keparat bukan?", celetuk Jisoo berhasil membuat Haerin terperanjat.

"Apa kau bilang? Woahh Jisoo kau hebat sekali ya bisa mengatakan hal seperti itu", ujar Haerin sembari memberikan tepuk tangan kepada Jisoo.

Saat mereka berdua tengah sibuk berbagi opini, sebuah mobil sport berwarna merah berhenti didepan hotel.
Jisoo membelalakkan matanya sambil menganga.

"Semoga pangeran menjemputku dan membawaku pulang", lirihnya pelan.

Haerin menepuk dahi Jisoo dan membuatnya tersadar.

"Jangan mimpi kau! Dasar tukang halu!", cetus Haerin.

Seorang pria dengan setelan jas rapi keluar dari mobil dan melepas kacamatanya. Langkahnya begitu gagah seperti seorang pangeran dari istana megah. Haerin terkekeh pelan dan menatap sinis ke arah pria itu.

Bad Boy HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang