"Maaf oppa, aku terlambat." Ji hwan menunduk dalam, merasa bersalah pada Taehyung yang sudah menunggunya sejak tadi. Sementara yang diajak bicara hanya diam, membukakan pintu sambil memberi gestur agar Ji hwan segera memasuki mobil.Mereka sudah sering seperti ini, saling tidak memperdulikan satu sama lain tapi tidak pernah berniat mengucapkan kata pisah diantara keduanya. Ji hwan selalu berharap Taehyung kembali seperti dulu. Yang sangat perhatian padanya dan jujur akan segala hal.
"Setelah ini aku ada rapat, maaf tidak bisa mengantarmu pulang. Jangan terlalu malam dan segera pulanglah." Taehyung menepikan mobilnya didepan toko buku. Ia mengusap sebentar rambut Ji hwan, lantas pergi meninggalkan gadisnya. Hambar sekali bukan? Percakapan yang benar-benar seadanya.
Setelah menemukan buku yang di cari, Ji hwan memasuki ruang khusus baca di dalam toko. Pertama kali yang ia lihat adalah seorang wanita sedang memarahi ahjussi berkaca mata tebal. Mereka saling adu argumen, dan belum ada yang melerai atau melapor. Karena ruangan ini kedap suara.
"Aku berteriak bukan tanpa alasan dasar jalang!" Ji hwan tercekat saat ahjussi itu memaki wanita dihadapannya. Ia baru saja hendak melapor tapi tiba-tiba seseorang datang dan memukul ahjussi itu. Keras sekali sampai ujung bibirnya mengeluarkan sedikit darah.
"Kau siapa brengsek!" Ahjussi itu hendak memukul sebagai balasan, tapi pria itu menepisnya dan memutar lengan yang lain agar bisa dijatuhkan. Saat itu juga seorang staf masuk. Ji hwan segera mendekati wanita yang hanya berdiri takut tak jauh dari mereka.
Perkelahian itu akhirnya berujung di kantor polisi. Ji hwan turut pergi ke sana sebagai saksi. Seharusnya perdebatan mereka bisa selesai setelah berdamai, tapi ternyata tidak. Polisi sedikit menyulitkan pria yang baru saja Ji hwan ketahui bernama Jimin itu ketika ia membaca catatan kriminalnya.
Jimin memiliki catatan atas penyerangan sebanyak tiga kali. Cukup banyak hingga menjadi pertimbangan apakah Jimin perlu di tahan selama 48 jam. Tapi karena Ji hwan meyakinkan polisi bahwa ahjussi itu memang sudah keterlaluan, Jimin hanya di beri peringatan keras.
"Bukankah tanganmu terluka?" Ji hwan mensejajari langkah Jimin yang terbilang cepat. Meski begitu, Jimin tetap berjalan sesuka hatinya. Tidak berniat menanggapi pertanyaan Ji hwan apalagi memelankan langkahnya. "Tuan Park, bisakah aku berbicara sebentar?"
Tiba-tiba Jimin berhenti, "Kau sudah melakukannya sejak tadi."
"Hehehe, kalau begitu beri aku waktu sebentar." Jimin tidak menjawab. Tapi ia tidak lagi berjalan, melainkan menatap Ji hwan sebagai jawaban atas permintaannya. "Bisakah kejadian tadi ku pakai untuk bahan tugasku? Aku janji akan memalsukan semua nama dan tempat sebenarnya."
"Cih, tidak penting sekali." Jimin pergi, meninggalkan Ji hwan jauh di belakang. Pria itu kira, Ji hwan akan berhenti dan pertemuan mereka berakhir beberapa menit lalu. Namun sepertinya ia salah, karena Ji hwan justru berlari ke arahnya dan mengambil paksa tangannya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamless 'One Shot BTS'
Fiksi PenggemarKUMPULAN REQUEST ONE SHOT BTS! BEBAS REQUEST!! Jangan ragu yorobun! (WAJIB FOLLOW) REQUEST IS ALWAYS OPEN NOW!! Ps: All pictures and gifs credit on Pinterest or Tumblr Gifs name cr on tumblr @tomholland-s