"Kenapa kau mengencaniku?""Sudah kubilang berkali-kali karena kau lemah, jadi kau butuh aku."
Mereka sedang di dalam mobil Jungkook, prianya sedang menyetir dengan serius dan si wanita sedari tadi kalut dengan pikirannya sendiri. Tadi pagi ia menerima pesan singkat dari nomor yang tidak ia ketahui. Isinya foto Jungkook dengan wanita lain, terlihat Jungkook tersenyum lebar bersama wanita itu.
Bagaimana bisa ia tidak berfikir yg tidak-tidak, ia sendiri yang kekasihnya saja jarang melihat Jungkook tersenyum selebar itu. Jungkook lebih sering bersikap dingin di hadapannya daripada memanjakan Ji yan. Giliran di tanya kenapa ia mau dengannya pasti jawabnya selalu sama, 'kau lemah- bla bla'
"Aku tidak butuh bodyguard Jungkook! Kalau kau mau berpacaran denganku hanya karena aku terlihat lemah, maka apa gunanya?"
Ini pertama kalinya Ji yan berbicara begitu pada Jungkook, biasanya wanita itu hanya akan bertanya lalu diam seperti tidak ada apa-apa. Apapun jawaban Jungkook, Ji yan akan mengiyakan dan menganggap itu yang benar. Tapi kali ini berbeda, setelah ia melihat foto-foto itu keberaniannya muncul begitu saja.
"Kau kenapa sih Ji?"
Ji yan diam, entah kenapa hatinya sakit.
"Kita ke apartemenku saja ya, kita bicarakan disana." Ji yan masih diam, tidak peduli apa yang Jungkook bicarakan, ia malas menjawab.
---
Jungkook menekan sandi rumahnya, Ji yan melihatnya dan sandinya masih sama. Tanggal mereka mulai menjadi kekasih. Itu sedikit melegakan tapi Ji yan masih kesal. Saat Jungkook membuka pintunya ia membiarkan wanitanya masuk lebih dulu baru ia susul dengan menutup pintu.
Jungkook meletakkan mantelnya dan menyalakan AC. Ia berjalan ke arah Ji yan yang sedang duduk di sofa dengan kemeja yang masih membaluti tubuhnya. "Kau mau minum apa?" Ji yan diam, tidak menggubris perkataan Jungkook, malah fokus dengan hp nya.
"You should answer me, that's basic manner." Jungkook tepat berdiri di hadapan Ji yan, ia menggulung lengan kemeja putihnya. Membuat kesan seksi nya keluar begitu saja. Sementara Ji yan tidak mampu melihat ke arah kekasihnya, ia malu kalau harus menatap mata Jungkook.
"Apa- apa saja aku tidak masalah."
Jungkook tersenyum puas, ia lalu berjalan ke arah dapur mengambil jus apel di kulkas dan menuangkannya ke dalam gelas. Ia sengaja membelikan gelas khusus untuk Ji yan, jadi saat wanita itu kesini ia akan selalu minum dengan gelasnya sendiri. Tidak ada alasan khusus untuk itu, Jungkook hanya ingin saja.
Ia kembali dengan segelas jus apel. Meletakannya tepat di hadapan Ji yan lalu ikut duduk di samping kekasihnya yang masih fokus dengan benda pipih itu. Jungkook berdehem, "Aku tidak bisa baca pikiranmu, kalau kau diam saja aku tidak tau apapun."
Kali ini Ji yan menghadap Jungkook, tapi masih tidak berani menatap matanya. Melihat kemana saja asal jangan wajah Jungkook, "Aku bertanya kenapa kau mau denganku." Nadanya masih terdengar sedikit kesal. Mengingat ini bukan pertama kalinya ia menanyakan hal yang sama dan Jungkook selalu tidak benar menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamless 'One Shot BTS'
Fiksi PenggemarKUMPULAN REQUEST ONE SHOT BTS! BEBAS REQUEST!! Jangan ragu yorobun! (WAJIB FOLLOW) REQUEST IS ALWAYS OPEN NOW!! Ps: All pictures and gifs credit on Pinterest or Tumblr Gifs name cr on tumblr @tomholland-s