"tunggulah di sini, aku akan bicara dengannya." Sarada membantu Hinata duduk di atas kursi rodanya.
"tunggu." Hinata menarik sedikit baju Sarada, saat ia akan beranjak pergi. "apa kau dalam kesulitan karna aku.?"
Sarada diam, nampak berpikir. "aku tak keberatan jika memang tak bisa tinggal di sini lagi." Hinata berkata saat Sarada terus menerus bungkam.
Sarada berlutut, mensejajarkan dirinya dengan Hinata yang duduk tenang di atas kursi roda. Mata jelaganya menatap mata bening keunguan yang nampak polos, berbanding terbalik dengan matanya yang telah melihat begitu banyak pertumpahan darah.
"kau tau, bahwa aku yang menyelamatkanmu bukan.?" tanya Sarada pada Hinata yang menatap bingung ke arahnya.
"a-aku tau."
"karna aku telah menyelamatkanmu, itu artinya, nyawa mu adalah milikku, kau adalah milikku. Jadi jangan pernah berpikir aku akan membiarkanmu pergi." Sarada berkata dengan tegas sebelum meninggalkan Hinata yang mematung.
.
Sasuke meremas dadanya kuat, seolah jantung yang memompa darah ke seluruh tubuhnya bekerja berkali-kali lipat, sehingga menyebabkan ngilu disana.
Dokumen yang harusnya ia baca berhari-hari yang lalu namun ia abaikan kini teronggok tak berdaya di depannya.
Itu adalah Hinata, Hinata yang sama dengan yang belasan tahun lalu menyelamatkannya. Hinata yang sama dengan yang beberapa tahun lalu ia cari, Hinata yang sama dengan yang beberapa bulan lalu ia temukan, tapi ia abaikan sejenak karna masalah yang terus menghampirinya.
"tou-san." Sarada memanggil ayahnya drngan tegas, seperti biasanya.
"ia tak bisa tinggal disini." kata Sasuke mutlak, tak ada raut keterkejutan di wajah Sarada, toh ia sudah menduga hal ini akan terjadi.
"aku menyelamatkan nyawanya."
"ia bukan hewan peliharaan yang bisa memuaskan kesenanganmu." kata Sasuke tajam.
"aku tak menganggapnya begitu, ia adalah satu-satunya orang yang tak bisa ku bunuh. Ia adalah bagian dariku tou-san." Sarada membalas tak kalah tajam, ia sudah bertahun-tahun berdebat dengan sang ayah. Dan akan ia pastikan kali ini ia tak akan kalah.
Sasuke diam, "apa itu artinya, kau sanggup membunuhku.?" tanya Sasuke.
"ia baru kehilangan keluarga terakhirnya, ia tak memiliki siapapun, tak ada tempat yang lebih a-. " Sarada mengalihkan pembicaraan.
"berbahaya, tidak ada tempat yang lebih berbahaya dari pada berada di dekat kita." Sasuke memotong ucapan Sarada.
"aku akan menjaganya." ucap Sarada bersungguh-sungguh.
"dengan satu syarat." kata Sasuke.
Sarada mengangguk.
.
.
.
"apa kau dimarahi.?" tanya Hinata pada Sarada yang mendorong kursi rodanya.
"tidak."
"mm, kita tidak kembali ke ruang bawah tanah.?" Hinata bertanya bingung, Sarada terus mendorong kursi rodanya menjauhi ruangan yang beberapa hari ini ia tempati.
Hinata memperhatikan ruangan-ruangan yang ia lewati, entah berapa banyak ruangan yang ada di bangunan ini. Dan berapa besar bangunan yang Sarada sebut sebagai rumah.
"kita mau kemana.?"
"ke ruangan baru mu." Sarada mendorong kursi roda Hinata menuju sebuah ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot
RandomHinata yang hanya seorang gadis biasa, tertimpa kemalangan yang bertubi-tubi. Hingga mereka berdua, suber kemalangannya datang dan memberinya hidup yang baru. Des by. : Masashi Kishimoto story by. : KR pair. : sasuhina Rate...