Braak...!! Sarada membuka dengan kasar pintu kamar Hinata, hanya untuk menemukan Hinata yang tengah tertidur dengan lelapnya.
Hinata meringkuk, membungkus tubuhnya dengan selimut tebal. "Huft, aku kira sesuatu yang buruk terjadi padamu." Sarada duduk di ranjang, membelakangi Hinata. "Hei Hinata, bangunlah, aku sudah pulang." Sarada menggoyang-goyangkan tubuh Hinata.
Tapi Hinata tetap bergeming, bahkan saat Sarada memanggilnya dengan keras. "Hei Hinata." Sarada naik ke atas ranjang dan membalikkan tubuh Hinata.
"Hinata?" Sarada meletakkan telapak tangannya di dahi Hinata. Ia diam beberapa saat, tanpa mengatakan apapun ia keluar dari kamar Hinata dan memukuli siapapun yang ia temui.
"Nona, ada apa?" Hato menahan lengan Sarada, ia menghajar seorang pelayan wanita yang membawa nampan berisi bubur. "Hinata demam tinggi."
"Bukankah kita harusnya memanggil tuan Kabuto atau Misuki?" tanya Saka.
"Aku harus melepas seluruh emosiku dulu atau aku akan menghajar Misuki."
.
"Emm, dia kebanyak main di udara dingin, dan dehidrasi." Misuki menginfus Hinata dan memberinya kompres demam. "Mungkin beban pikiran juga." ucap Misuki tiba-tiba.
"Kemarin ayah mertua memukuli Kakashi dan Naruto, Kakashi cuma babak belur, tapi Naruto, tulang rusuknya ada yang patah." Sarada menggigit jari mendengar cerita Misuki, sedikit merasa bersalah pada Kakashi dan Naruto.
"Tou-san cemburu kah? Itu artinya mereka harusnya sudah jadian dong?"
Misuki menggeleng. "Beberapa pelayan bilang dua hari ini Hinata selalu makan di kamar, hanya makan bubur dan air hangat. Ia juga selalu mengunci pintunya, bahkan ia tak mau menemui ayah mertua. Sepertinya sih, ada sesuatu yang terjadi."
"Ish, mereka merepotkan."
Misuki mengangguk, ia mencium Sarada dengan cepat tepat di bibirnya. "Cepat selesaikan urusan dengan ayah mertua, ku tunggu nanti malam ya."
"Hmm." Sarada mengangguk.Sarada lalu pergi menuju ruang perawatan untuk bertemu Kakashi dan Naruto.
"Dasar anak durhaka!" Naruto melempar gelas yang ada di nakas ke arah Sarada.
"Wow.. Wow.. Santailah paman, nanti kau cepat tua." Sarada berkata geli, ia mendekati ranjang Naruto dan duduk di sebelahnya.
"Jangan macam-macam dengan Sarada Naruto, nanti kau di bunuh Sasuke." Sarada menoleh ke arah sumber suara, di samping ranjang Naruto, ada Kakashi yang sedang tertidur. Sedangkan di sebelah ranjang Kakashi, ada Asuma dengan wajah yang babak belur.
"Loh, Asuma-sensei? Sedang apa di sini?" Tanya Sarada heran.
Asuma hanya memutar matanya, terlalu malas menjawab pertanyaan Sarada dengan pipinya yang bengkak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shot
RandomHinata yang hanya seorang gadis biasa, tertimpa kemalangan yang bertubi-tubi. Hingga mereka berdua, suber kemalangannya datang dan memberinya hidup yang baru. Des by. : Masashi Kishimoto story by. : KR pair. : sasuhina Rate...