#6

5K 630 39
                                    

Dia adalah Megami...

"Malam itu adalah malam yang sangat dingin, ibu mu telah tidur untuk selamanya dengan berselimutkan darah."

"Tou-san membawamu di malam itu, cuaca begitu dingin. Tou-san bahkan tak bisa merasakan suhu badanmu, beberapa orang mengejar tou-san."

"Tou-san terpaksa meninggalkanmu untuk setidaknya mengulur waktu, malam itu kita berdua berada di ambang kematian."

"Kau terkena hipotermia, kau sudah kehilangan kesadaran dan tubuhmu membiru. Sementara perut tou-san sudah berlubang."

"malam itu, tou-san di selamatkan oleh seorang lelaki, dan kau di selamatkan oleh anak gadis dari lelaki yang menyelamatkan tou-san."

"Karna menyelamatkanmu, malam itu, di hari kelahirannya, ia kehilangan kedua orang tuanya."

"Tou-san, siapakah ia? Siapa nama gadis yang menyelamatkan hidup ku?"

"Mari kita memanggilnya Megami, karna ia adalah dewi yang menyelamatkan nyawa kita dengan mengorbankan dua nyawa yang berharga baginya."

.

Sarada masih ingat dengan jelas, kisah yang Sasuke ceritakan untuknya setiap malam selama sepuluh tahun.

Masa sulit bagi mereka, hanya ada ayahnya, paman Kakashi, dan bibi Karin. Mereka pergi setiap malam setelah ia tidur, setelah Sarada berumur sebelas tahun, ia mulai mengikuti jejak ayahnya.

Bertarung dengan serius, bertarung dengan senjata tajam, belajar menembak, dan mulai membunuh.

"Tousan, aku ingin julukanku adalah 'Heishi' saat aku sudah lebih kuat, aku akan mencari Megami dan melindunginya dengan tanganku sendiri." ucap Sarada saat ia berusia lima belas.

"Kau belum cukup kuat."

.

Tanggal dua puluh tujuh desember, adalah hari libur bagi mereka. Tidak di perbolehkan mengadakan pertarungan, tidak boleh ada pertumpahan darah.

Hari dimana sisi kemanusian mereka di perbolehkan untuk di perlihatkan.

Hari di mana Sasuke menceritakan kembali tentang Megami, sang dewi yang menyelamatkan nyawanya.

.

.

.

"Dia masih sangat muda saat ia menyelamatkanku" Sarada berkata setelah ia meletakkan Hinata di atas kasur kamarnya.

"Tou-san, kau sudah tau jika dia adalah Megami?" Sarada bertanya lirih, entah sejak kapan Sasuke berada di belakang Sarada.

"Mmm, usianya mungkin baru lima tahun. Ia memakai sweater merah dan celana panjang kuning saat ia menyelamatkanmu." Sasuke mendekati Hinata, menaikkan selimutnya dan memperbaiki posisi bantal Hinata.

"Dia sangat suka makanan manis, dia buta warna, ia tak bisa melihat beberapa warna tertentu."

"Dia sudah banyak menderita, ia sendirian sekarang. Kita menghancurkan segala yang ada di dekatnya."

Sarada jatuh terduduk, dan menangis untuk pertama kali dalam hidupnya, sejauh yang ia ingat.

.

.

.

Hinata terbangun dengan mata yang berdenyut dan pandangan yang buram. Ia meraba-raba sebelum berusaha bangkit berdiri mengandalkan sebelah kaki dan tangannya.

Love ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang