Prolog

585 36 0
                                    

Teruntuk kamu yang berani kupandangi dari jauh.

Maaf aku menjadi tak peduli saat kau berada di dekatku.

Ketahuilah, aku segugup itu..

Jujur, aku juga ingin seperti temanmu.

Bisa bercanda tawa, atau setidaknya sekedar berani bertatap mata.

Sering ku berhalu, tentang aku dan kamu yang menjadi kita.

Namun ku hempas jauh, lagi pula untuk apa?

Tersisa beberapa bulan sampai akhirnya kau pergi dari gedung sekolah tempat pertama kali berjumpa dan bahkan dari kota yang sama sama kita pijak.

Haruskah secepatnya ku sampaikan semua atau tetap membisu dan menanggungnya sendirian?

Entahlah, aku masih betah dengan kehaluanku:)

ALFA [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang