Happy reading
"Sial, kenapa gamenya sulit" Kim Bum membanting stiknya dengan kasar.
"Hei jangan menyalahkan gamenya. Kau saja yang tidak bisa" ujar Seung Gi yang heran dengan sikap Kim Bum.
Seung Gi mengambil stik yang tergeletak di lantai, ia mendudukkan dirinya disebelah Kim Bum yang menampakan wajah datarnya.
"Sepertinya kau memiliki masalah. Ada apa?" Tanya Seung Gi dengan mata yang fokus melihat layar didepannya.
"Tidak penting"
"Benarkah? Tapi sepertinya itu cukup membuatmu kesal hari ini" balas Seung Gi.
Cklek
Kedua pria itu menatap kearah pintu yang menampakan pria tinggi bertelinga panjang siapa lagi jika bukan si Park Chanyeol.
"Kau telat bro" respon Seung Gi.
"Ada something" jawab Chanyeol dengan senyum cerah.
Kim Bum beranjak dari duduknya dan berlalu pergi melewati Chanyeol tanpa menyapa.
"Hei kau mau kemana!" Teriak Seung Gi yang tidak direspon oleh si empu, Chanyeol menatap bingung punggung Kim Bum yang hilang tertutup pintu.
"Dia sepertinya sedang kesal" ujar Chanyeol menghampiri Seung Gi yang masih menatap ke arah pintu.
"Memang. Sudahlah dia itu sulit dimengerti seperti perempuan saja" kesal Seung Gi yang dihadiahi tawa oleh Chanyeol.
"Untung dia tidak mengatakan terserah, tidak papa atau lain sebagainya" ujar Chanyeol yang di akhiri tawa.
"Kalau itu So Min" balas Seung Gi.
~~~~~~
Dilain sisi So Eun menatap sedih tangannya yang penuh dengan obat-obatan.
Ia menghela nafas dan memasukan obat itu satu persatu kedalam botol sesuai dengan jenisnya.
"Sulit diatur" So Eun mendongakkan kepalanya dan menatap wajah Kim Bum yang berada didepannya.
"Nanti saja" jawab so eun, ia memasukan botol obat-obatan kedalam plastik dan--
Srek
Kim Bum merampasnya dan mengeluarkan kembali semua botol dari plastik.
"Ambil pilnya, aku tidak tahu takarannya" ujar Kim Bum menatap So Eun yang menampakan wajah bingungnya.
"Apa yang kau lihat? Cepat. bel akan berbunyi sebentar lagi" So Eun mengikuti perintah Kim Bum dan langsung meminumnya sekali tenggak.
"Kau bilang jika aku melihat mu minum obat kau akan sembuh" ujar Kim bum, So Eun menatap Kim Bum dengan intens.
"Kau mengingatnya?" Ia tersenyum manis tapi--
"Tentu, aku mengingat jelas bagaimana kau selalu merepotkan ku" jelasnya, Kim Bum meninggalkan So Eun yang terpatung karena ucapannya.
So Eun melirik teman-temannya yang mentertawakan dirinya karena begitu bodoh di hadapan Kim Bum.
Setelah bel pulang berbunyi So Eun melangkah kakinya menuju atap sekolah, ia menatap miris teman-temannya yang pulang sekolah dengan penuh suka cita. Mereka punya kebahagiaan tapi dia tidak.
"Kau sedang meratapi nasib?" So Eun menoleh dan mendapati Kim Bum yang berdiri diambang pintu.
"Mungkin" jawab So Eun.
Kim Bum melangkah mendekati So Eun dan berdiri tepat di samping So Eun.
Hening.
Keduanya menikmati semilir angin yang menerpa wajah mereka masing-masing, so eun menoleh menatap Kim Bum yang masih diam saja, ia meneliti setiap jengkal wajah Kim Bum.