Wind-9

919 122 11
                                    

Happy Reading

So Eun sudah menghela nafas untuk sekian kalinya semenjak Seohyun berpamitan pergi, ia menatap nanar lapangan sepakbola di depannya itu.

"Apa aku salah?"

"Kenapa kau harus salah So Eun-ah" ujar So Min yang tiba-tiba sudah duduk manis disebelah So Eun.

"Kau seperti hantu..,"

So Min mendengus kesal mendengar jawaban So Eun, "hantu apanya yang harus berkeliling sekolah terlebih dahulu untuk menemukan mu"

So Eun menatap sendu so min, "maaf"

"Aish, sudahlah. Ayo ke kelas, pelajaran sudah dimulai" ajak So Min yang mendapat gelengan dari So Eun.

"Wah, gadis pintar ini ingin membolos nde? Baiklah aku akan menemanimu" ujar So Min yang kembali duduk tenang disana.

Keduanya kembali bungkam tanpa ingin melanjutkan percakapan yang mereka bangun tadi sampai-

"Kim bum--" So Min menoleh cepat kearah sahabatnya yang menunjukkan raut murung.

"Waeyo? Dia memarahimu? Meremehkan mu? Atau dia melakukan kekerasan padamu?" Tanya So Min terburu-buru, So Eun menggeleng pelan. Gadis itu kembali menenggelamkan wajahnya dikedua siku kaki yang sudah ditekuk vertikal.

So Min menggeser posisi duduknya untuk lebih dekat dengan So Eun, dan merangkul bahu bergetar sahabatnya itu.

"Jika kau bertanya tentang siapa yang salah, kau atau Kim Bum? Aku jawab kalian berdua tidak salah. Jujur aku membenci sikap Kim Bum, dia hanya mengedepankan emosi sesaat. Tapi jika pembatalan pertunangan itu membuatmu tenang dan lega kenapa tidak?"

Tit tit tit

"Akh.."

"So Eun-ah gwaenchana?" So Min langsung menegakan Tubuh So Eun.

Alat yang melingkar dipergelangan tangan So Eun terus berbunyi membuat So Min semakin panik.

"Sial.., So Eun-ah kau mendengarkanku?" So Min langsung mengeluarkan handphonenya dan menghubungi seseorang.

"Yak! Ke lapangan belakang sekarang!"

~~~~~~

Kedua remaja berbeda gender tersebut menatap sedih So Eun yang terbaring di ranjang UKS.

"Ada apa dengannya So min-ah"

So Min menghela nafas,"tadi pagi mereka bertengkar lagi, So Eun menangis dan akhirnya seperti ini" jawab So Min apa adanya dan menatap remaja laki-laki yang duduk di tepi ranjang dan menggenggam tangan mungil sahabatnya.

"Lebih baik kau kembali ke kelas Chan. Maaf merepotkanmu, aku tak mungkin menelfon Seung Gi karena kelas kami berbeda dan nanti Kim Bum akan tahu"

"Gwaenchana" balas Chanyeol yang masih fokus menatap So Eun.

"Wajahmu sudah baik-baik saja?" Tanya So Min yang melihat wajah Chanyeol dihiasi lebam karena Kim Bum memukul secara bar-bar dan tak beraturan digabungkan dengan amarahnya adalah perpaduan yang sempurna jika kau ingin mati ditangannya.

Bagaimana So Min tahu, karena rumahnya dan rumah Chanyeol saling berhadapan. saat tengah malam ia mendengar suara ribut, ia mengintip dari jendela dan melihat Chanyeol dan Kim Bum saling baku hantam mungkin jika ia tidak keluar dan melerai keduanya, Chanyeol dan Kim Bum akan berakhir di UGD.

"Beberapa bagian masih sedikit linu" balas Chanyeol.

So Min meringis dan menggelengkan kepalanya pelan,"ckck kalian sama gilanya, kenapa tidak ikut gangster saja. Melihat kelakuan kalian aigooo"

"Permisi nak" Chanyeol dan So Min langsung menoleh kearah wanita paruhbaya.

"Iya ssaem Im?"

"Begini teman kalian sedikit demam dan ini obatnya jika dia sudah sadar suruhlah di makan dan minum obat" wanita paruh baya tersebut menyerahkan satu kantong yang berisi obat pada So Min.

"Nde,Kamsahamnida" ujar So Min dan Chanyeol sebelum wanita itu pergi.

"Kembalilah ke kelas aku akan menjaganya" ujar So Min.

"Tapi---"

"Sudah sana, Jika Kim Bum tahu kau bersama So Eun disini tamat wajah tampanmu" ujar So Min.

"Aku tidak pedu--"

"Hei kau pikir So Eun mau dengan pria jelek heoh!"

"Baiklah, jika ada sesuatu yang penting tolong beritahu aku" Chanyeol melepas genggamannya dan berlalu keluar dari UKS.

So Min mendudukkan dirinya di bangku dekat ranjang dan menggenggam tangan So Eun,"dia sudah pergi So Eun-ah"

"Hiks... hiks... So min-ah hiks" tangis So Eun langsung pecah.

"Hei gwaenchana, semuanya baik-baik saja" bujuk So Min mengelus pucuk kepala So Eun dengan lembut.

"Apa yang harus aku hiks.. lakukan"

"Turuti kata hatimu jangan dengarkan yang lain arra" jujur So Min prihatin dengan keadaan So Eun, penyakit gadis itu saja sudah menjadikan sahabatnya beban ditambah masalah yang ditimbulkan tunangannya.

"Ayok pergi" So Eun bangkit dari tidurnya.

"Hei kemana?" Bingung So Min saat So Eun turun dari ranjang.

"Ke manapun"

So Min menghela nafas, "jangan seperti ini So Eun, kau demam lebih baik istirahat. Setelah demammu turun aku akan menemanimu kemanapun dan selama apapun arra, sekarang istirahat dan minuman obat"

~~~~

Disini lah So Eun berada sekarang tepi kolam yang dihiasi remang-remang cahaya bulan. Ia menatap senduh kolam renang yang tenang, tiba-tiba

Puk

Sebuah jaket hitam terselampir di bahu mungilnya, So Eun mendongakkan kepalanya dan melihat pria yang menatapnya dengan datar.

"Kau demam kenapa merenung disini"

"Tidak usah pedulikan aku" lirih So Eun dan kembali menatap kolam renang.

"Kakimu akan beku, cepat keluar dan masuk kedalam" perintah orang tersebut.

So Eun menghela nafas berat, "apalagi Kim bum, biarkan saja aku!"

"Jangan membuatk-- Paman khawatir dan-- merepotkan ku" balas kim Bum.

So Eun langsung mengeluarkan kakinya dari kolam dan beranjak pergi karena malas berdebat dengan mantan tunangannya.

Tap

Tap

Tap













































































"Aku tidak pernah membencimu Kim So Eun"

TBC

Wind✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang