Happy Reading
.
.
.
.
.
Setelah bel pulang berbunyi, So Eun langsung pergi dari sekolah menggunakan taksi untuk ke suatu tempat. Selama perjalan ia mencoba menolefon seseorang tapi hanya jawaban operator yang ia terima."Ya Tuhan semoga dia disana"
Taksi tersebut berhenti tepat didepan sebuah bangunan tinggi, So Eun langsung turun dan melangkah sedikit cepat masuk ke dalam bangunan tersebut.
Langkah-langkahnya kiat melambat saat melihat punggung tegap yang cukup ia kenal, ia menghela nafas lega, melangkah mendekat.
"Annyeonghaeseo eommanim" sapa So Eun.
"Kau!"
"Mianiyo eommanim, So Eun baru bisa kemari. Ah eommanim apa putra eommanim sudah disini sejak pagi? Dia bahkan membolos sekolah eommanim, dia itu benar-benar nakal" adu So Eun seperti putri yang mengadu pada ibu kandungnya dan itu mengingatkan kebersamaan keduanya semasa So Eun sekolah dasar.
"Apa yang kau lakukan?"
"Benarkan eommanim Kim Bum itu menyebalkan, ia selalu memarahi So Eun. So Eun sedih karena itu tapi dia tidak tahu malu dan tidak mau meminta maaf menyebalkan bukan" lanjut so eun tanpa mengindahkan tatapan Kim Bum yang mungkin sudah menajam dan siap mengulitinya hidup-hidup.
"Ah eommanim, apa eommanim sudah bertemu ibu So Eun? Ibu So Eun cantik tidak? Dia cantikan seperti So Eun? Bla...bla...bla.." So Eun terus mengoceh, dan ini hal pertama yang Kim Bum lihat, seperti tidak ada beban.
Apa sebenarnya inilah So Eun si gadis ceria itu? Kenapa ia tidak tahu? Apa karena dirinya terlalu sibuk membentengi diri untuk membenci So Eun?
"Sudahlah apa kau tidak lelah" ujar Kim Bum dan berbalik meninggalkan So Eun yang mungkin masih mengoceh.
So Eun mendengus kesal, ia membungkukan badannya setelah itu tersenyum manis, "gomawo eommanim karena sudah melahirkan pria seperti Kim Bum, dia tidak se-meyebalkan apa yang So Eun ceritakan tadi dia pria yang baik dan tunggu So Eun disana eommanim tolong katakan pada ibu juga untuk menungguku. Sampai jumpa" So Eun berbalik untuk menyusul Kim Bum.
So Eun menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari keberadaan Kim Bum, apa ia harus mengelilingi tempat seluas ini? Mustahil untuknya.
Tak lama menyelusuri tempat itu dengan menggunakan matanya ia dapat menangkap siluet Kim Bum. Ia melangkah kearah Kim Bum dan duduk disamping pria tersebut.
"Kenapa kemari?"
"Hanya ingin" balas So Eun yang membuat Kim Bum tersenyum masam.
"Kenapa tidak berangkat sekolah?" Tanya So Eun dan menoleh kearah Kim Bum.
"Hanya ingin"
"Hei jangan copas bum-ah, dasar tidak kreatif" kesal So Eun yang mengundang kekehan dari Kim Bum.
"Boleh aku bertanya?" Tanya Kim Bum mulai serius, So Eun mengangguk.
"Soal pertuna--"
"Bum-ah menurutku itu sudah tidak perlu dibahas lagi. pada dasarnya kita memang tidak ditakdirkan bersama, bolehkah aku meminta sesuatu darimu?"
Kim Bum yang mendengar jawaban So Eun merasa tertohok, dan entah kenapa ada sesuatu yang meyakinkan di dadanya, tapi ia harus kuat apapun itu, "apa?" Pelan Kim Bum
"Bisakah kita berteman?"
"So Eun Kenap---"
"Jika kau tak mau tak--"
"Aku mau. Ayo berteman" potong Kim Bum yang membuat So Eun tersenyum manis.
"Gomawoyo bum-ah. Ah hari ini aku bahagia sekali" teriak So Eun di akhir perkataannya. Kim Bum tersenyum kecil mendengarnya semoga awal yang baik walaupun hanya teman.
"Kau lapar?" Tanya Kim Bum yang mengundang perhatian So Eun.
"Nde! Ayo makan" So Eun beranjak dari duduknya dan melangkah pergi di ikuti Kim Bum yang masih menahan senyum di belakang.
"Ingin makan apa?" Tanya Kim Bum yang sudah berada di samping So Eun.
"Mm street food" jawab So Eun.
"Siang-siang seperti ini yang benar saja So Eun" ujar Kim Bum, siang-siang makan di street food, ya Tuhan yang ada dia mandi keringat dengan cuaca seperti ini.
"Kau tidak mau? Ya sudah aku pergi sen--"
"Baiklah aku temani, Kajja" ajak Kim Bum yang sudah melangkah lebih dulu ke arah mobilnya, So Eun mengikuti langkah Kim Bum dengan senyum cerah kenapa tidak seperti sejak dulu.
Mobil Kim Bum melaju kearah Gwangjang Market, kenapa Kim Bum memilih disana setidaknya disana ada atap walaupun panas akan tetap terasa tapi dia tidak ada pilihan lain, karena juga itu cukup dekat hanya membutuhkan waktu 30 menit.
"Ayo kita beli Tteokbokki terlebih dahulu" ajak So Eun yang sudah masuk ke area street food, Kim Bum menghela nafas dan mengikuti langkah gadis itu, kemanapun yang ia mau.
2 jam sudah mereka berputar-putar dan membeli beragam makanan, "akh kenyang sekali" Kim Bum melirik kesal kearah gadis yang duduk disebelahnya.
"Kenapa bum-ah kau lelah?" Tanya So Eun yang menyadari tatapan Kim Bum.
"Tidak hanya lelah, aku ingin mutah karena terlalu banyak makan dan bajuku-- ya tuhan sudah bisa diperas sekarang" kesal Kim Bum, benarkan ia benar-benar mandi keringat sekarang.
So Eun tersenyum kecil mendengar gerutuan Kim Bum, "arrayeo mianhe, jadikan ini pengalaman untukmu. Ah bagaimana jika kita ke lotte world?"
"Untuk apa" lirih Kim Bum, ia sudah lelah.
"Untuk makan. Ya untuk bermain Kim Sang Bum"
Kim Bum menatap so eun datar, "leluconmu tidak lucu sedikit pun So Eun-sii. Cepat pasang sabuk pengamannya" ujar Kim bum, pria itu mulai melajukan mobilnya untuk ke tujuan selanjutnya.
So Eun tersenyum kecil, ia langsung mematuhi perintah Kim bum. Andai kejadian seperti sudah terjadi sejak dulu pasti menyenangkan, "ah tidak seharusnya kau bersyukur kim so eun jangan serakah" batin So Eun.
So Eun menoleh ke arah Kim Bum, menatap wajah tampan itu, "akan ku buat kenangan sebanyak mungkin dengan mu bum-ah walau sebagai teman" batin So Eun.
Sesampai di lote world mereka tiket untuk masuk dan bermain beberapa wahana disana tak sadar mereka sudah menghabiskan waktu hingga petang.
"Cukup So Eun, berhentilah wajahmu sudah pucat" ujar Kim Bum khawatir saat So Eun ingin mengajakannya ke area bianglala.
So Eun tersenyum dan menggeleng pelan, "aniya, Kajja nanti antriannya semakin panjang" So Eun menggandeng tangan Kim Bum tapi pria itu langsung memutar tangannya menarik tangan So Eun dengan sekali sentakan dan menghadap kearahnya.
"Cukup oke. Kita bisa melakukannya lain kali"
So Eun menudukan kepalanya, "aku tak yakin, bagaimana jika tidak ada kata lain kali"
"CUKUP!" Teriak Kim Bum yang membuat beberapa pengunjung menatap ke arah mereka, "aku benci mendengarnya So Eun heoh"
"Hiks.. maaf aku pikir kau suka pergi dengan ku hiks.."
"Bukan tentang--"
Akh
Tit...tit...tit..
So Eun memegang dadanya yang berdenyut nyeri, "hiks.. appo.. hiks.."
"So Eun gwaenchana? Hei ayo duduk" ajak Kim Bum tapi sebelum itu--
Bruk
Tbc
Part ini full bumsso hehehe
Apa ada kata lain kali untuk mereka?
Jangan lupa votment readers tinggalkan jejak kalian arrachi