Happy reading
"Ibu apa So Eun juga akan meninggalkanku sepertimu?" Tanya Kim Bum menatap foto wanita cantik yang sudah melahirkannya.
Kim Bum menghela nafas berat, "aku selalu mengacuhkannya, membentaknya ataupun itu karena aku membencinya tapi saat ia mengatakan ingin membatalkan pertunangan kami, hatiku sangat sakit Bu. Apa aku benar-benar jatuh cinta padanya? Itu tidak benarkan? Aku tidak siap jika itu terjadi dan dia meninggalkan ku" ujar Kim Bum lagi dengan suara lirih.
Cukup lama Kim Bum terdiam. 5 menit kemudian ia beranjak pergi meninggalkan rumah abu dimana abu ibunya tersimpan.
Sebelum kembali ke rumah sakit Kim Bum mampir ke sebuah taman yang dulu sering ia kunjungi bersama So Eun tentu itu paksaan dari gadis cantik yang masih menyandang status tunangan Kim Bum. Ia menatap sekeliling, kebetulan ada 2 anak kecil yang sedang bermain dan tertawa bersama. Kim Bum menggenang kejadian dulu ditempat ini So Eun bermain dan ia hanya duduk mengawasi gadis itu.
"Andai aku tidak mengacuhkanmu, setidaknya ada kenangan indah untuk diingat"
Kim Bum beranjak dari duduknya, ia melangkah menjauhi taman dengan langkah berat.
Saranghae
Kim Bum menghela nafas berat saat mengingat So Eun mengatakan cinta padanya, sentuhan So Eun juga masih terasa di pipinya. Bisakah ia merasakan perasaan itu lebih lama tanpa takut apapun?
Tidak Hatinya harus teguh untuk membenci So Eun. Ia harus tetap membenci gadis itu dan jangan pernah berubah tapi-- hati dan otak tidak sejalan, yang Kim Bum benci bukan So Eun tapi penyakit sialan yang bersarang pada tubuh gadis itu.
~~~~~~~~
Siang ini So Eun kembali memaksa pulang dan itu langsung dikabulkan oleh tuan Kim dan juga Kim Bum.
Kim Bum memandang sekeliling kamar So Eun, dan matanya langsung terfokus pada bingkai foto dirinya dan So Eun sewaktu kelulusan JHS.
"Ah, kau masih disini?" Tanya So Eun kaget, ia kira Kim Bum sudah pergi saat ia pamit ke kamar mandi.
"Kau masih menyimpannya?"
"Apa?" Bingung So Eun, ia menundukkan dirinya di pinggir ranjang dan menatap Kim Bum yang terdiam tak jauh dari meja belajarnya.
"Tidak" balas Kim Bum, ia menoleh kearah So Eun yang menatapnya, ia berjalan menghampiri So Eun dan berlutut di depan gadis itu.
"Bum-ah?!" Kaget So Eun, ia menyuruh Kim Bum untuk bangkit tapi pria itu kekeh dengan pendiriannya.
Hening.
Kim Bum mulai mendongakkan kepalanya menatap wajah cantik So Eun.
"So Eun-ah.." Kim Bum menoleh kearah jendela, menghela nafas sejenak sebelum berdiri, "istirahatlah, aku akan pulang" ujar Kim Bum dan berlalu keluar sebelum So Eun mengucapkan sepatah kata.
"Aish, apa yang aku lakukan!" Kesal Kim Bum pada dirinya.
~~~~
Keesokan harinya Kim Bum menjemput So Eun untuk berangkat bersama tentu saja itu paksaan ayahnya. Kim Bum duduk diruang tamu menunggu So Eun yang sedang bersiap.
"Kajja" ajak So Eun dengan senyum cerah.
"Mm. Paman kami berangkat lebih dulu" pamit Kim Bum dan berlalu setelah mendapat anggukan dari ayah So Eun.
"Aigoo, kau senang Kim Bum menjemputmu?"
So Eun mengangguk semangat, "nde. Aku berangkat ayah" pamit So Eun dan mengecup pipi sang ayah.