Wind:Akhirnya

1.5K 107 23
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.

Sedih?
Itu hal wajar bagi seseorang yang baru saja ditinggalkan termasuk juga dengan tokoh utama kita siapa lagi jika bukan -Kim Sang Bum- atau yang sering kita sapa dengan Kim Bum.

Sedih, penyesalan selalu menghantuinya, bisakah waktu diputar kembali? Permintaan konyol memang tapi itulah keinginan dari Kim Bum.

Satu bulan sudah berlalu sejak kepergian pujaan hatinya, 3 minggu sudah berlalu sejak ia membaca secarik kertas dari pujaan hatinya.

Sejak kepergian itu pula, Kim Bum sangat-sangat berubah, selalu terdiam merenung di kamarnya, nafsu makan berkurang bahkan berat badannya turun drastis, tidak pernah fokus dalam pelajaran, bicara hanya seperlunya saja, ah agar lebih mudah kita sebut saja seperti mayat hidup.

Annyeong Kim Bum-ah
Hmm, Annyeong So Eun-ah

Jika kau membaca surat ini, berarti aku sudah sangat jauh dari pandangan mu benar?
Ya itu benar, kau sudah sangat-sangat jauh untuk aku jangkau.

Apa kabar?
Buruk sangat buruk.

Apa kau sedih?
Sangat So Eun-ah, kenapa kau tidak memberiku waktu?

Atau

kau merasa lega?
Tidak sama sekali, sejak awal yang aku takutkan adalah kau pergi jauh dari pandanganku.

Maaf, itulah yang mengganggu pikiranku.
Jangan minta maaf, kau berhak berpikir seperti itu.

Tapi sekarang aku tahu, bagaimana perasaanmu yang sebenarnya bum-ah.
Tapi aku belum mengatakannya So Eun-ah.

Gomawo Kim bum-ah.
Aku tidak melakukan apapun jangan berterima kasih padaku.

Kau selalu berada di sisiku, selalu menjagaku, selalu melindungi ku.
Aku tidak pernah melakukan itu untukmu So Eun-ah.

Apa kau masih bersedih?
Masih sampai detik ini bahkan untuk selamanya.

Maaf Maaf Maaf
membuatmu menangis.
Bukan salahmu So Eun-ah, aku sendiri yang memperdalam luka ini.

maaf tidak bisa bertahan lebih lama untuk mu. Maafkan aku bum-ah.
Untuk ini aku ingin egois So Eun-ah, aku tidak bisa memafkanmu.

Jangan bersedih terlalu lama, tetap tersenyum jadilah Kim Bum yang tangguh dan selalu percaya diri.
Apa itu mungkin? Kau sudah pergi dari hidupku. Aku sudah kehilangan pijakan hidupku. Hanya kau yang membuatku tangguh dan selalu percaya diri.

Jangan terus menyalahkan diri bum-ah, kau tidak salah ini takdirku.
Ini memang takdir tapi ini juga salahku So Eun-ah.

Aku sudah bertahan semampuku bum-ah, tapi memang Tuhan berkehendak lain dan aku menyerah.
Kau tahu kenapa aku selalu marah padamu saat kau ingin menyerah, aku takut So Eun. Tapi aku tidak bisa menunjukan rasa takut ku, aku tidak mau kau menangis.

Jangan kau sesali.
Aku menyesal sangat menyesal. Seharusnya aku mengatakan aku takut kau pergi.

Kau sudah melakukan yang terbaik, tersenyumlah. Kau semakin tampan jika tersenyum.
Aku tidak melakukan hal baik, Apa senyum masih berlaku di hidupku?

Wind✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang