PART 3 - DIA RESTYA🌷

47 7 0
                                    

Akan ada waktunya kita dicari ketika diperlukan dan dilupakan setelah mendapat apa yang mereka inginkan
____

Aku menyuapkan sesendok bekal yang berisi nasi dan tempe goreng.

Makanan ini adalah yang disiapkan kak Senja tadi pagi.
Mungkin menurut orang lain, makanan ini memang sederhana tapi menurutku makanan yang dibuat oleh kak Senja adalah makanan terenak di Dunia.

Apakah terkesan berlebihan? Hem.. kurasa tidak.

Karena apa?
Makanan apapun yang dibuat dengan penuh rasa cinta pasti akan terasa sangat enak dan aku yakin kak senja setiap hari selalu membuat makanannya dengan ikhlas dan penuh cinta.

Baru saja aku hendak menyuapkan suapan kedua,

Brak!
Suara gebrakan meja terdengar begitu nyaring di dalam ruangan kelas yang memang sepi dan hening.

Hal itu sontak membuatku terkejut dan mengurungkan niat untuk menyendokkan nasi kedalam mulut.

"Heh! Anak Miskin! Jangan macem-macem ya lo sama gue" ucap beby dengan amarah yang meluap.

Aku hanya mengernyit bingung. Aku tidak mengerti apa yang menyebabkan dia marah seperti itu kepadaku.

Sebuah ide terlintas di benakku, tanpa berpikir ulang aku menyodorkan bekal makanku pada beby.

"Mau?" Tawarku ramah.

Beby tampak menatapku datar.

Yang kulihat dia sempat menampilkan senyum sinisnya sebelum ia melempar bekalku ke lantai.

Pyar!

Aku terkejut melihat bekalku yang sudah hancur dan berserakan.

"Kenapa kamu lempar? Kalau kamu gak mau kamu bisa bilang baik-baik" ucapku berusaha sabar.

Aku berjongkok dihadapannya untuk membersihkan bekal makanku yang jatuh berserakan di lantai kelas.

"Awww.." aku menggeram kesakitan ketika sepatu milik beby mendarat kasar di punggung tanganku.

"Gimana? Sakit?" Ucap beby remeh.

"Saa--kit" jawabku sambil mengelus punggung tanganku yang memerah.

"Mau ditambahin?" Tanyanya sambil mengambil seember air bekas pel-an tadi pagi yang tersimpan di belakang kelas.

"Enggak!" Jawabku cepat sambil menggeleng ketakutan.

"Kalau lo enggak mau air pel-an ini gue tumpahin ke muka lo, lo harus jauhin kak angkasa!" Ucap beby penuh ancaman sambil setengah berjongkok dan mengelus kasar pipiku.

"Emang kamu siapanya kak angkasa?" Tanyaku polos.

"Banyak bacot ya lo! Lo gak tau gue siapa? Gue adalah calon masa depannya kak angkasa. So, lo jangan macem-macem" jawab beby dengan angkuhnya. Ia tampak mengibaskan rambut panjangnya yang memang dibiarkan terurai.

"Jadi kamu calon istrinya?" Tanyaku lagi yang memang masih bingung dengan ucapannya.

"Kalau iya kenapa?" Tanya balik beby sambil menyedekapkan dada.

"Gapapa sih tapi aku kasihan sama kalian." Ucapku membuat beby menatapku bingung.

"Why?" Tanyanya.

"Kamu punya otak yang tidak pintar, kak angkasa juga. Nanti kalau punya anak, gak ada gen pintarnya dong?" Ungkapku mengeluarkan hasil analisisku.

Byur!
Setelah aku berkata demikian, air bekas pel-an yang semula ada ditangan beby beralih mengguyur wajahku.

Aku menyeka air pel-an yang sangat kotor itu. Aku menatap beby intens.

JINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang