Jangan menjadi bodoh hanya karena keadaan yang memaksamu. Karena apa? Kamu punya hak untuk melakukan hal yang lebih dari itu.
____
Sore ini begitu cerah, matahari masih tampak tak ingin menyembunyikan sinarnya.
Aku sedang berjalan sambil bersenandung kecil di trotoar. Sore ini aku ada janji dengan Kak Angkasa untuk mengajarinya.
Aku berjalan sambil sesekali tersenyum ramah pada orang yang lewat dan membungkukan badan ketika bertemu dengan orang yang lebih tua. Namun bukannya membalas, kebanyakan dari mereka malah bingung dan menatapku aneh. Manusia zaman sekarang memang gitu ya?
"Meong.. meong.." suara mengeong anak kucing membuat fokusku teralih. Aku mencari anak kucing itu.
Aku mendekati semak-semak dan membuka semak-semak itu perlahan.
"Yaaaa!! Ketangkep juga lo." Pekik seseorang dibelakangku ketika aku sedang asyik membuka semak-semak. Ia menyumpal mulutku dengan sapu tangan.
Aku berontak tapi tenaganya terlalu kuat, "Mmmpph.. lepas!" Teriakku tertahan. Aku tidak bisa melihat siap dia tapi dari suaranya tadi sepertinya seorang wanita.
"Ikat dia! Cepat" perintah wanita itu yang sepertinya berbicara pada seseorang entah siapa. Setelah itu aku merasa tanganku diikat sangat kencang, dan aku yakin bahwa mereka yang mengikatku adalah bodyguard wanita tadi.
"Lepass" ucapku lagi sambil berontak. Aku merasa tanganku sangat sakit. Aku menolehkan wajah penasaran siapa wanita itu.
"Beby?!" Kagetku ketika melihat bahwa wanita itu adalah beby, teman sekelasku.
"Hallo, Calistania Jingga." Kata beby sambil mencengkram daguku keras sementara tanganku yang terikat masih dipegang dengan kuat oleh 2 bodyguard beby.
Aku ingin meminta pertolongan, tapi kepada siapa? Jalanan ini terasa sangat sepi sekarang padahal tadi jalanan ini begitu ramai.
"Beby, please lepasin aku. Aku harus kerja. Beby, aku mohon." Pintaku sambil memohon kepadanya.
"Kalau kerjanya sama kedua om-om ini mau?" Tawar beby sambil tersenyum miring sementara kedua bodyguard beby tertawa sangat keras.
Aku menggelengkan kepala takut, aku takut pada beby. Dia kalau sudah berucap pasti ucapannya tak pernah main-main.
"Beby, apapun yang kamu mau aku kasih tapi kamu harus lepasin aku." Pintaku kembali memelas. Aku sudah tak tau lagi harus apa sekarang.

"Bacot!" Sarkas beby sambil melepas cengkramannya dari pipiku.
"Bawa dia ke mobil." Perintah beby sambil celingukan menatap sekitar. Setelah sekiranya aman, mereka menarik paksa aku untuk naik ke dalam mobil bersama mereka.
Tuhan..
Ayah..
Bunda..
Kak Senja, Tolong..
🦋🦋🦋
Aku mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina mata.
Aku tadi sempat pingsan. Aku tidak ingat bagaimana bisa aku pingsan di suasana genting seperti ini. Tapi sekarang yang terpenting bukan itu, sekarang aku sedang dalam BAHAYA!
Aku tidak punya ponsel, aku tidak bisa menghubungi siapapun.
Salah satu cara agar bisa selamat hanya dengan mengandalkan kekuatan diriku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA
Novela JuvenilJingga, Gadis polos yang harus menjalani hidup rumit di tengah hiruk pikuk kota Jakarta. Harus bekerja separuh waktu demi mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Ditinggalkan ayah dan bunda tercintanya sedari kecil adalah takdir buruk yang harus diterim...