Hidup ini semata-mata hanya perubahan.Tidak ada yang tetap singgah. Semuanya serba sementara.
____
Berkat paksaanku akhirnya Kak Senja mau jalan berdua dengan Kak Ricko. Awalnya aku memang diajak, tetapi aku mencari alibi agar mereka dapat jalan berduaan.
Semoga setelah ini Kak Senja enggak jomblo lagi. Aku tahu, kak ricko orang baik dan aku tak perlu berpikir dua kali untuk menyetujui hubungan mereka.
Kini aku sedang memasak. Malam ini aku akan memasak perkedel kentang. Mumpung, persediaan kentang di kotak masih banyak. Hehe..
Mula-mula aku mengupas dan memotong kentang. Setelah selesai aku merebusnya.
Tok.. tok.. tok..
Siapa lagi itu? Aku tidak mengerti kenapa sedari tadi banyak orang yang berkunjung ke rumahku. Okelah, aku harus keluar dan mengetahui siapa dia.Krek.. aku membuka pintu dan terlihat tubuh kak angkasa menjulang tinggi. Wajahnya.. astaga! Banyak lebam dimana-mana terutama di sudut bibirnya. Pasti sangat sakit sekali.
"Kak, kamu kenapa?" Tanyaku khawatir hendak memegang wajahnya.
"Biarin gue masuk, ga." Pinta kak angkasa memohon.
Aku yang iba, segera mempersilahkannya masuk.
"Bentar ya, kak. Aku ambilin teh anget sama kompresan dulu." Pamitku sambil bergegas ke dapur.
Tak perlu waktu lama, aku kembali kehadapan kak Angkasa dan mulai mengompres lukanya.
"Kakak berantem ya?" Tanyaku lagi. Tingkat penasaranku sudah tak terbendung lagi.
"Gue dipukul bokap." Jawab kak angkasa membuatku meringis. Apa ayahnya kak Angkasa tipe orang yang emosional?
"Bokap gue marah gara-gara nilai gue anjlok. Apa gue seburuk itu ya di mata bokap? Seakan-akan memang gak ada yang bisa dibanggakan dari diri gue." Kata kak angkasa dengan raut sedih.
Aku tersenyum dan mengusap punggungnya menenangkan, "Kakak tau kupu-kupu gak? Mereka tidak dapat melihat bagaimana indahnya sayap mereka sebelum mereka berusaha. Di dunia ini gak ada yang bisa didapat secara instan, kak. Sama sepertimu, kamu tidak pernah melihat kelebihan yg tercipta di dirimu meskipun segala kelebihan itu ada. Semuanya butuh proses dan kakak sedang menjalani itu." Kataku yang entah dapat dimengerti atau tidak olehnya.
Kak angkasa mengangguk, "gue gak ngerti tapi makasih ya lo udah mau kasih motivasi buat gue." Ucap kak angkasa sambil tersenyum lebar.
"Iya, kak. Sam---yaampun!!! Perkedelku gosong!!!" Pekikku tiba-tiba setelah menyadari ada bau gosong yang menyeruak masuk ke ruang tamu.
Aku berlari menuju dapur dan segera mematikan kompor. Dan kentang yang kurebus tadi nasibnya sudah tak tertolong lagi. Hitam legam bagai arang:(
"Ada apa, ga? Baunya enak nih.. lo masak ya?" Tanya kak angkasa dari ruang tamu.
Enak, ndasmu. Ini gosong, kak. Gosong!!!
***
Hari yang baru telah tiba, hari ini aku harus ke salah satu lembaga pendidikan untuk mengurus persyaratan olimpiade yang akan ku ikuti.Lembaga ini mengadakan sebuah olimpiade MIPA. Pesertanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dan pemenang yang dianggap layak akan mendapat beasiswa pendidikan sampai lulus perguruan tinggi.
Tentu saja aku tertarik dengan olimpiade itu! Siapa sih yang gak mau kuliah gratis?
"Udah siap, ga?" Tanya kak Senja yang sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia akan berangkat ke Sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA
Teen FictionJingga, Gadis polos yang harus menjalani hidup rumit di tengah hiruk pikuk kota Jakarta. Harus bekerja separuh waktu demi mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Ditinggalkan ayah dan bunda tercintanya sedari kecil adalah takdir buruk yang harus diterim...