The Royal Love
Part 5:
Oleh: Fitria LK"Hemm... pantes aja ada yang lain di mata Alea saat memandangmu," ucap Kina membuatku menoleh memandangnya. Aku hanya menyunggingkan senyum tipis.
"Heemmm... itu mungkin hanya persepsimu saja. Yang aku tangkap, sikap Alea biasa aja sebagai sahabat," pungkasku. Kembali melihat sekumpulan air yang semakin menghijau terbias sang surya.
"Dasar pria, bener-bener gak peka ya perasaan wanita."
"Memang perasaan wanita kaya gimana sih?" tanyaku yang kemudian serius menatap mata Kina.
Kina seakan kelabakan saat aku memandangnya. Segera dia mengalihkan pandangan ke arah danau.
"Rumit menjelaskan tentang perasaan wanita. Apalagi pria yang gak peka seperti kamu," balas ucapnya ada sedikit penekanan. Ini yang makin membuatku tidak mengerti tentang wanita.
"Memang yang diinginkan wanita itu apa sih?" pertanyaanku lagi.
"Kamu pernah pacaran gak sih? Ya paling tidak ketemu wanita yang menurutmu spesial gitu."
"Dulu ada. Tapi cuma naksir dikit. Masih muda banget sih. Saat jadi remaja badung. Hehehe."
"Lhoohh... pernah jadi badung juga?" tanya Kina heran. Mungkin dalam penilaian Kina aku pria yang benar-benar baik kali ya.
"Hahaaa... badung pakek bangettt."
"Cerita dong," ucapnya penasaran.
"Jangan ahh... nanti kamu takut dan illfeel sama aku dan pikiran macem-macem," jawabku sembari tersenyum tipis mengenang masa remaja dulu.
"Udah deh kalau kamu pelit. Gak cerita juga gak papa. Gak penting juga lagi," ungkapnya sedikit sewot.
"Iya... iya tak cerita. Jadi gini, aku kan taruhan sama beberapa teman untuk dapetin cewek super jutek, super cuek dan super cantik... hehe." Kina kini memandangku penuh antusias. Mungkin ceritaku menarik baginya.
"Teruss..." jawabnya penasaran.
"Karena aku sejak remaja belajar ilmu kanuragan juga, jadi aku coba deh ilmu itu. Ajian pengikat asmara. Hehehe."
"Waaahhh... wahh... gak bener nih," celetuknya.
"Aku coba sapa cewek itu, ehh... buang muka. Akhirnya bekas langkahnya, aku rapalkan mantra ajian pengikat asmara."
"Terus?"
"Gak sampai sepuluh langkah, balik itu cewek. Ehh malah nyapa aku manja banget. Bilang sayang, mepet terus. Hahaha..." jawabku sembari terkekeh.
"Kamu jadiin pacar?"
"Ya gak lah... aku tuh cuma iseng, lagian gak suka tuh cewek yang rada-rada manja. Aku tuh sukanya cewek yang mandiri dan tangguh," jelasku. Ada gumaman lirih yang tidak jelas kudengar dari bibir Kina.
"Dari seluruh saudaraku, cuma aku yang begitu ambisi mempelajari ilmu bela diri dan kanuragan. Setiap orang yang memiliki ilmu kanuragan saya tantang untuk duel. Jika aku kalah, orang tersebut aku jadikan guru untuk memperdalam ilmu kanuraganku," ujarku.
Sorot cahaya mentari menjalar condong delapan puluh derajad. Suasana sudah mulai terik. Hanya pepohonan rindang yang berhasil membawa jutaan oksigen untuk kami bisa bernapas.
"Pantes, semua teman-teman Haris kalah duel sama kamu. Jadi ini toh rahasianya. Tapi aneh kok mau ngajarkan ilmu sama kamu? Kan kamu songong tuh nantang duel," sanggahnya.
"Ya jelas mau, setelah saya beri tau identitasku, dan silsilah keluargaku. Langsung deh mereka dengan senang hati mengajarkan ilmunya," jawabku dengan senyum lebar padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Royal Love
ActionCEO single yang sukses, berani memboking seorang pelacur selama 30 hari. Apa motivasinya? Bahkan dengan bertaruh nyawa, CEO tampan dan jago berkelahi ini membuat club tempat pelacur yang disewanya kocar-kacir, hingga harus melepaskan satu pelacurnya...