The Royal Love
Part 2:
Oleh: Fitria LKHai...
Sudah lama kita tak bertemu. Apa kau rindu padaku? Rifky mencarimu. Katanya rindu sekali ingin jalan-jalan lagi denganmu, Mas.Aku tau semua kesibukanmu, banyak sekali proyek dan bisnis yang menyita waktumu. Dan aku berterima kasih untuk ini. Kehidupan baru yang telah kau beri untukku. Semoga Allah menjaga-Mu selalu. Aamiin.
Alea.
“Serius banget sih, dari istrimu?” Wanita ini membuka percakapan sesaat, kami sedari tadi bergeming di dalam mobil.
“Bukan,” jawabku singkat.
“Pacar?”
“Bukan.”
“Tunangan?”
“Bukan juga,” ucapku sembari membalas pesan DM di ponselku.
“Ahh... pasti itu simpananmu ya??”
“Sembarangan! Nih, baca aja.” Aku sodorkan ponselku padanya.
Dia tampak ragu membaca pesan di ponselku. Membaca hal yang dia anggap pribadiku.
“Waahhh... ini siapa? Dia kangen lho sama kamu!” ucapnya dengan nada tinggi. Sedikit menggangguku. Aku hanya menghela napas berat.
“Sudah ayo ikut aku, kita ketemu sama dia,” jawabku sembari mengambil kembali ponselku dan meletakkan pada dashboard.
“Dia? Dia siapa?”
“Dia yang kirim DM di ponselku, yang barusan kamu baca,” ucapku.
“Apaaa!!” Dia tercengang.
“So what gitu lho... come on baby,” jawabku dengan senyuman.
Aku starter mobil dan mulai memainkan handle setir mobil. Mengendalikan mobil yang melaju menuju butik lain. Bukan langgananku.
“Kok diem, nervous ya?” tanyaku, menerobos hening di antara kami. Hanya celoteh Afika dan Fadil yang sejak tadi memenuhi ruang mobil.
“Apaan sih,” jawabnya ketus.
“Jangan kaget ya, dan jangan jelous. Heheheheee.” Aku terkekeh. Melihat raut muka wanita bertubuh sintal yang kini berbalut busana syar’i.
“Jelouusss, ehhh... kepedean banget kamu, emang situ ganteng?” ungkapnya, membuatku semakin tertawa terbahak-bahak.
“Ya juga sih aku gak ganteng, cuma ada manis manisnya gitu deeehh, hehehee...” jawabku dan terkekeh lagi.
“Amittt... amiiittt...” sanggahnya lagi dengan raut muka super menyebalkan yang membuatku tertawa saat meliriknya.
Sudah tiga puluh menit perjalanan, sampai juga di butik Griya Batik. Suasana khas etnis Jawa mewarnai ornamen bangunan, mulai dari bentuk atap joglo hingga pernak-pernik serta ukiran pintu dan mebeler yang khas.
“Mas...” teriakan kecil dari wanita cantik berhijab saat melihatku.
Kami tak bersalaman. Dia memahami perilakuku.
“Suprise nih, Mas bisa ke sini,” ungkapnya.
“Oh ya, Alea. Rifky mana? Kangen nih,” tanyaku.
“Beli es krim tadi. Sebentar lagi balik kok, mau minum apa nih kopi, teh atau ...” tawarannya. Senyuman ramah yang sama.
Tapi tidak untuk wanita di sampingku. Dia tampak tak nyaman.
“Ow... sampek lupa, ini siapa Mas?”
“Teman,” jawabku sepotong. Wanita itu melirikku.
“Alea...” Alea berjabat tangan pada wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Royal Love
AksiCEO single yang sukses, berani memboking seorang pelacur selama 30 hari. Apa motivasinya? Bahkan dengan bertaruh nyawa, CEO tampan dan jago berkelahi ini membuat club tempat pelacur yang disewanya kocar-kacir, hingga harus melepaskan satu pelacurnya...