🌿;surat untukmu

354 25 0
                                    

"Bukannya aku tak ingin berduaan, aku hanya ingin kita berduaan dengan cara yang indah. Mari saling menjaga."

📝📝📝📝

Di ruangan serba putih. Gadis manis itu masih memejamkan kedua matanya. Di sisi ranjang UKS, Fatimah dan Dayra menatapnya dengan cemas. Ya, gadis manis yang masih memejamkan matanya itu Aisyah.

Bulir bening menetes di pelupuk mata Aisyah. Dayra yang menyadari hal itu menatap sahabatnya berharap lekas membuka mata. Kelopa mata Aisyah bergerak, perlahan membuka bersamaan air mata yang mengalir tanpa permisi, hal itu membuat kedua sahabatnya bertanya-tanya sekaligus khawatir.

"Syah, lo kok nangis sih?" Dayra memberikan tisu pada sahabatnya itu. Aisyah hanya menggeleng lalu mengusap air matanya dengan tisu.

Fatimah menyibak tirai pembatas yang menutupi mereka kemudian keluar menemui dua lelaki yang membantu membawa Aisyah ke UKS. Saat itu pandangannya jatuh pada dua lelaki yang sedang duduk di kursi dan seseorang lagi membelakanginya.

Rama, Revan dan....

Razzan?

Fatimah mengulum senyum saat mengetahui ada Razzan disana. Pandangannya lalu beralih menatap Rama dan Revan.

"Kalian berdua boleh balik dulu kok, Makasih ya!"

Rama hanya mengangguk sedangkan Revan hanya tersenyum lalu meninggalkan UKS. Berbeda dengan Razzan, ia masih tinggal disana. Ada apa dengan lelaki cuek itu?

"Zan?"

Tidak ada jawaban saat Fatimah memanggilnya. Jangan bilang ini hantu penunggu UKS yang nyamar jadi Razzan? , batinnya.

"Razzan!"

Lelaki itu menoleh kearahnya. Menatapnya dengan tatapan datar seperti biasanya. Fatimah tersenyum kaku. "Kamu ngapain disini? Mau jenguk Aisyah?"

Razzan masih terdiam.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

"Aisyah sudah siuman?" setelah tiga detik akhirnya pertanyaan yang dari tadi Razzan pendam keluar juga.

Fatimah mengulum senyum. Ingin tertawa tapi takut Razzan malah marah. Dan akhirnya gadis dengan pipi tembam itu mengangguk.

"Mau ngomong sesuatu sama Aisyah?"

"Enggak, makasih."

"Lah terus?"

"Terus kenapa?"

"Kebiasaan nih kayak Aisyah. Kalo ditanya malah tanya balik!" ucap Fatimah sembari merotasikan bola matanya.

Razzan menghembuskan napasnya. Ia lalu memberikan kantong kresek berisi roti dan teh kotak kepada Fatimah.

"Buat aku nih? Makasih loh repot-repot banget..."

"Bukan, itu buat Aisyah."

Cinta dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang