08-TAK GENDONG KEMANA MANA

1K 77 2
                                    

Panas matahari yang terik membuat Vio dan Rahel terpaksa berteduh dibawah pohon yang terletak di dekat lapangan basket di sekolah nya.

Harusnya mereka ada di lapangan untuk melaksanakan olahraga,namun berhubung guru olahraga sedang mengambil absen di ruang guru, jadi mereka berdua berteduh di bawah pohon.

"ALLAHUUU NI KENAPA PANAS BANGET SI!" gerutu Rahel

"Banyak pendosa apa gimana si! " gerutunya lagi, Vio hanya geleng geleng.

"Heran gue, rasanya kok kaya di padang mahsyar!"

"Emang pernah kesana? " tanya Vio.

"Kagak"

"Goblok!" umpat Vio

"Ih Vio suka ngumpat, ini pasti ajaran Peyon!" ujar Rahel

"Kelepasan" jawab Vio santai

"Ya ampun panas banget ya allah" gerutu Rachel

"Brisik Hel, nambah panas nih kaya nama lo" ujar Vio

"Kok nama gue? Apa hubungannya jaenab!"

"Iya lah, kan nama lo Rachel, dipanggilnya Hel, Hel kaya bahasa inggrisnya Neraka hahahaha"

"Nggak bisa! neraka Hel nya double L kali! " protes Rachel.

"Bodoamat!" jawab Vio

Rachel terus menggerutu, dan Vio mencari cara agar tidak kepanasan lagi.

Tiba tiba terlintas lah ide di otak vio.

Vio merogoh saku celananya ,dan mengeluarkan ponsel nya, lalu menyalakan salah satu musik di ponsel nya.

bila nanti saat nya tlah tibaa..
kuingin kau menjadi miliku..
berjalan bersamamu dalam terik dan hujan..
berlarian kesana kemari dan tertawa...

"Eh, lo ngapain nyalain musik begituan" tegur Rachel

"Biar adem" jawab Vio

"Apa hubungannya sih Vio! " kesal Rachel

"Ini tuh lagunya Payung teduh, kan payung sama teduh, siapa tau kita gak kepanasan" cengir Vio

"TERSERAH LO SARTI!" kesal Rachel

Vio hanya cengengesan

PRITTTT!!!

Bunyi peluit yang membuat mereka harus kembali ke tengah lapangan,dalam hati Vio mengumpat cuaca yang se terik ini.Apa salahnya? Apa salah ibunya? Dih apa sih.

Back to topik,Rachel yang mengeluh terus menerus, membuat Vio gedek.

Saat tengah, mendengarkan arahan sang guru, Vio menoleh kan kepalanya ke koridor atas, tepat Valeron cs sedang bersenda gurau, Vio tersenyum melihat pacar nya yang tertawa sampai seluruh badannya bergoyang.

"Gantengnya pacar akooh" gumam Vio

"LEBAY!" sewot Rachel

Sedangkan di atas, Valeron sedang terbahak karna kelakuan Argo dan seniornya,Zico.Entah mengapa Valeron,Argo,Fathan,Marel,menjadi akrab dengan Andre dan Zico.

"AYO GOYANG DUMANG EH EH EH!!" seru Zico sambil bergoyang,di dadanya ia masukan kain, seolah olah dada Zico besar, Valeron terbahak sampai hendak menangis, Andre sudah berguling guling.

"BIAR HATI SENANG EH EH EH!!" tambah Argo dengan goyangan ngebor nya yang luwes.

Fathan sudah lemas tertawa, sampai ia memperosotkan tubuhnya,untuk duduk dilantai,karna lemas.

"SIALAN LO GO,, HAHAHAHA!!!" tawa Valeron menggelegar di sepanjang koridor.

"MUKA ZICO KAYA SABUN COLEK EMAK GUA HAHAHAHA!! " tawa Marel meledak.

Saking asiknya tertawa, mereka tidak tau bahwa Pak Tito memperhatikan mereka, guru ini galaknya minta ampun.

Mata Pak Tito menyalang, seperti hendak menerkam.

"HEH KALIAN!!!" bentak Pak Tito

Mereka semua terkesiap,dan terdiam.

"Roman roman nya gue tau nih" guman Fathan

"Kek kenal nih suara!" gumam Zico sambil cengengan, posisi mereka membelakangi Pak Tito

"Bau bau kesengsaraan ya!" ucap Valeron

"Roman romannya in.. "

"BACOT!ROMAN ROMAN MULU" potong Andre saat Fathan hendak menyelesaikan omongannya

"Mangapasi Sombong amat!" ucap Argo

"Kita lari aja gimana?" tanya Valeron dengan meregangkan badannya, lalu berancang ancang untuk berlari, Zico pun sama.

"Pemanasan dulu dong!!" balas Marel.

"Siap Grak! Setengah lengan lencang kanan grak!!" ucap Valeron

"Hitung mulai!!" ucap Andre

"HEH KALIAN, SAYA PANGGIL GAK NENGOK!!!!" bentak Pak Tito lebih keras.

"LARIIII!!!"

Spontan,Valeron naik ke punggung Zico, Argo ke punggung Fathan,dan Marel ke punggung Andre.

Mereka berlari bergendongan.

"JANGAN LARI KALIAN HEH!" ujar Pak Tito.

"TAK GENDONG KEMANA KEMANAAA, TAK GENDONGG KEMANA MANAAA!!" nyanyi Valeron

"DIEM ANJING, LO BERAT BANYAK DOSA!" bentak Zico.

"AYO BANGGG, LARI BANGGGG, PAK TITO DEKETTT!!" heboh Marel

"DIEM GOBLOK, JATUH NANTI!"

mereka pun berlarian di sepanjang koridor dengan pak Tito yang setia mengejar mereka dibelakangnya.

ILY My BadBoy, Valeron. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang