09. Dua hati yang saling merasakan

100 65 13
                                    

Terimakasih sudah menyempatkan diri membaca cerita saya yang tidak seberapa ini.
Semoga sukses ya, angel.
Amiin
.
.
.

Bandung, 14 November 2014

Setelah pertemuan Anna dan Gilang di restaurant malam itu. Kini Anna dan Gilang semakin dekat. Mereka sering pergi ke kantin bersama dan terkadang berlatih gitar bersama.

Perlombaaan musik Gilang juga mendapatkan juara satu. Gilang di pertontonkan di sekolahnya bersama dengan Marvel dan Gress. Tentu saja sekarang makin banyak orang yang mengenal Gilang.

Banyak perubahan bagi Gilang semenjak Ia bersama Anna. Dirinya juga kali ini lebih percaya diri dan selalu berani mengambil keputusan.

Hubungan Gilang dan Papanya tetapi tidak lah mulus. Gilang dan Papanya saling perang dingin dan tidak menyapa satu sama lain dirumah. Tapi Papanya sudah memutuskan untuk menikah dengan Maya minggu depan.

Itu lah mengapa kini Gilang berada di gereja dan berdoa sendiri. Ia ingin Tuhan membantu pikirannya yang kacau ini, ia ingin Tuhan agar memberikan keikhlasan pada hatinya menerima semua ini, ia ingin semua kembali normal.

Setelah selesai berdoa Gilang keluar menghampiri Anna yang menunggu di samping motor Gilang. "Lama ya?"

Anna menggeleng. "Enggak, kak."

"Kamu mau langsung aku anter pulang?" Tanya Gilang naik ke motornya.

"Iya kak, biasanya sholat maghrib berjamaah sama Mama." Anna tersenyum menjawabnya.

"Yaudah ayok." Gilang menyalakan motornya dan Anna langsung naik ke atas motor Gilang.

Gilang melajukan motornya dengan hati yang sudah sedikit tenang menuju rumah Anna.

Angin sore menerpa kedua insan yang sedang rapuh itu. Anna memberanikan diri memeluk Gilang dan menyembunyikan wajahnya pada tubuh belakang Gilang.

Gilang juga tidak keberatan. Ia malah merasa nyaman dengan posisi ini. Kini untuk pertama kalinya Gilang merasakan dirinya menghirup udara di bumi ini dengan tenang setelah lima tahun kepergian Mamanya.

.

"Kakak langsung pulang?" Anna turun dari motor Gilang.

"Iya. Hari ini aku mau selesain semua masalahnya ke Papa." Jawab Gilang.

Anna mengangguk paham lalu tersenyum melambaikan tangan.

Gilang menjalankan gas motornya menuju rumah.

Anna masuk kedalam rumah dengan perasaan yang semang. "Assalamualaikum, Mama."

"Waalaikumsalam, kok lama banget pulangnya? Sebentar lagi maghrib." Lia menghampiri Anna di sofa ruang keluarga.

"Nemenin temen tadi sebentar, Ma." Jawab Anna lelah.

"Yaudah sekarang mandi biar siap - siap sholat berjamaah. Oh iya, Papa kamu tadi bilang buat video call setelah sholat nanti." Jelas Lia.

Anna hanya mengangguk lalu melangkah menuju kamarnya.

.

"Gilang kita perlu bicara." Jhon datang dan langsung ke dapur menghampiri Gilang yang sedang makan malam sendirian.

Gilang melihat papanya yang duduk di sampingnya. "Gilang juga mau ngomong, pa."

"Kalau gitu kamu duluan." Tutur Jhon.

Gilang menghela nafasnya dan meletakkan lagi sendok dan garpunya. "Maaf karna Gilang udah kasar ke tante Maya dan Papa malam itu. Maafin sifat Gilang yang gak bisa menerima ini semua. Gilang cuma mau keluarga kita tetap seperti dulu. Tapi sekarang Gilang faham, Papa gak bisa selamanya nunggu Mama."

Dissipate [GILANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang