Terimakasih sudah menyempatkan diri membaca cerita saya yang tidak seberapa ini.
Semoga sukses ya, angel.
Amiin
.
.
.Bandung, 02 November 2014
Hari Senin kembali seperti biasanya seluruh murid SMA Katolik St. Fransiskus Asisi akan mengadakan upacara bendera.
Para murid kini sudah siap dengan barisan kelas masing - masing.
Hening suasana hanya terdengar panduan dari sang protokol.
Kini tiba saatnya pembina upacara menyampaikan isi pidatonya. Karna kali ini pembinanya adalah kepala sekolah sendiri maka sudah pasti akan ada sesuatu yang khusus yang akan disampaikan.
"Baik, terimakasih atas waktu dan kerja samanya. Selamat pagi para bapak dan Ibu guru. Selamat pagi para murid - murid sekalian." Para murid lalu menjawab ucapan sapaan tersebut. "Hari ini, saya akan menyampaikan tentang disiplin belajar, kerja keras dan motivasi belajar." Lanjut kepala skolah.
Tentu saja, ada beberapa murid yang mendengarkan dengan hikmat tapi ada juga yang tidak peduli dan mengobrol dengan temannya yang lain sampai dua puluh menit pidato di bacakan.
"Dan untuk itu, kita sudah mendapatkan dan menyaring siswa - siswa yang mengharumkan nama sekolah nantinya. Mereka adalah, calon Olimpiade kita yang akan berangkat ke Jakarta setelah upacara bendera selesai." Seluruh murid bertepuk tangan.
"Mari kita panggilkan, Marvel, Elma, Gilang, Aisyah, Jessica, Claudia dan Annalia." Nama - nama yang di panggil tersebut pun maju kedepan lapangan dan menbentuk barisan.
"Mari sekarang kita satukan hati dan pikiran kita, lalu doa untuk mereka yang akan di pimpin oleh Gilang." Gilang langsung maju dan mengambil microphone lalu mulai mengucapkan doa.
.
"Kali ini, minimal salah satu dari kita harus menang." Ucap Marvel semangat di bus sekolah.
"Amiin. Semoga aja." Jawab Anna sambil tersenyum.
Jantung Anna berdegup kencang kini karna Ia duduk bersama Claudia sedangkan di bangku sebelahnya ada Gilang dan juga Marvel.
Walaupun suasana hening dan diam sampai Jakarta tapi hati Anna benar - benar seperti sedang berpesta.
Ntah Gilang merasakan juga atau tidak Anna tidak peduli. Baginya hari ini Ia bisa bersama dengan Gilang itu sudah suatu kesenangan.
Saat sampai di Sekolah Global Prima Jakarta mereka langsung turun.
Kini wajah mereka mulai pucat melihat banyaknya peserta yang ikut.
"Aduh, bisa gak ya." Gumam Anna pelan saking gugupnya.
"Makanya di bus persiapin diri. Bukan ngelihatin gua terus." Ucap Gilang berbisik tepat ditelinga Anna membuat Anna tersentak.
"E-enggak kok. K-kak sok tahu!" Anna memukul pelan lengan Gilang saking malunya.
Gilang menahan tawanya. "Kalau enggak, kenapa harus blushing?"
"Ish, emang enggak kok!" Anna pergi meninggalkan Gilang.
Gilang tertawa pecah melihat tingkah gadis itu.
Mereka semua lalu duduk di kursi peserta yang sudah disiapkan panitia.
"Selamat pagi semuanya selamat datang di sekolah kami, Global Prima High School." Ucap Panitia memberikan sambutan. "Kelas sudah di Persiapkan nantinya kalian akan masuk ke kelas yang sesuai dengan bidang kalian masing - masing."
Semua peserta mendengarkan dengan hikmat.
Acara kemudian dimulai seluruh peserta mencari kelas masing - masing yang sesuai dengan pelajaran mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dissipate [GILANG]
Dla nastolatkówTentang dia yang mengacaukan hari - hariku, namun mendatangkan rindu di waktu yang salah. . Gilang Revano Satria kembali di pertemukan dengan cinta masa lalu yang Ia sia - siakan. Namun, benarkah Pevita Annalia akan lebih memilih kembali ke masalalu...