Terimakasih sudah menyempatkan diri membaca cerita saya yang tidak seberapa ini.
Semoga sukses ya, angel.
Amiin.
.
.
.Bandung, 15 November 2014
Hari ini Gilang meminta izin pada Papanya untuk keluar bersama Anna. Ia juga sekalian ingin mencari baju yang cocok untuk Ia kenakan pada pernikahan papanya minggu depan.
"Pa, Gilang pergi ya." Ucap Gilang menjabat tangan papanya.
"Ingat Gilang, pacaran bukan prioritas utama! Kamu harus belajar, belajar dan belajar sampai sukses. Hanya itu kunci kamu bisa menuju masa depan yang baik." Jelas Jhon menekankan setiap kata dari mulutnya.
Gilang menghela nafasnya pasrah. "Iya, Pa. Bukan pacar kok. Cuma adik kelas."
Gilang langsung keluar dari rumahnya meninggalkan papanya dan menjalankan motornya.
Di lain tempat Anna sudah siap dengan pakaian santai namun tetap membuatnya terlihat manis.
"Ma, Vita pergi ya." Anna memghampiri mamanya yang sedang bermain hp di ruang keluarga.
"Jangan malam - malam pulangnya." Pesan Lia.
"Oke, mama." Anna mencium pipi mamanya lalu pergi keluar.
Saat Anna keluar tidak lama motor Gilang berhenti di depan gerbang rumahnya. Anna segera lari menghampiri. "Langsung berangkat aja yuk, kak." Seru Anna.
Gilang mengangguk lalu Anna naik.
Mereka pun segera menuju pusat perbelanjaan daerah Bandung.
.
"Mar, nanti temenin kakak beli perlengkapan kelas ya?" Michelle menghampiri adiknya, Marsha yang sedang duduk di atas sofa ruang tamu membaca novel.
"jam berapa?" Tanya Marsha tanpa melihat kakaknya.
"Jam 10 gitu aja deh. Gua mau tidur dulu biar gak ngantuk gereja nanti malam." Jawab Michelle lalu pergi lagi ke kamarnya.
"Gilang lo kenapa sih gak pernah peka sama perasaan gua? Selama ini gua yang selalu ada buat lo. Tapi lo malah nyaman sama orang yang baru aja hadir di kehidupan lo." Michelle memeluk fotonya dan foto Gilang saat pelepasan masa orientasi di SMA dan itu lah dimana mereka kenal dan saling berteman sampai sekarang.
Namun, salahkah hati Michelle yang menganggap Gilang lebih dari teman?
Michelle melihat jam di tangannya masih pukul 7. Ia memutuskan untuk tidur dari pada lelah memikirkan sifat Gilang yang sudah tak lagi peduli padanya.
.
"Kakak rencananya mau pake warna apa?" Anna dan Gilang dari tadi berkeliling toko di mall tersebut.
"Kayaknya sih tema acaranya nanti biru laut. Jadi gua bakal pake kemeja biru laut." Jawab Gilang masih memperhatikan toko - toko yang belum ada memikat hatinya.
"Yaudah disitu aja yuk." Anna menunjuk salah satu toko.
Mereka lalu menuju toko tersebut dan di sambut pelayan.
"Cari apa Mba? Mas?" Tanya sang pelayan.
"Kemeja cowok, mba." Jawab Anna dengan senyum manisnya.
"Buat mas yang ini?" Gilang mengangguk dingin. "Tunggu sebentar ya."
Anna lalu berkeliling melihat beberapa baju laki - laki. "Mau cari buat siapa lagi?" Tanya Gilang tiba - tiba.
"Papa sebentar lagi ulang tahun, kak. Tapi tahun ini dia gak bisa pulang." Jawab Anna memegang kemeja berwarna merah hati. "Dia suka warna ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dissipate [GILANG]
Teen FictionTentang dia yang mengacaukan hari - hariku, namun mendatangkan rindu di waktu yang salah. . Gilang Revano Satria kembali di pertemukan dengan cinta masa lalu yang Ia sia - siakan. Namun, benarkah Pevita Annalia akan lebih memilih kembali ke masalalu...