04. Dear Dokter

565 126 39
                                    

Terimakasih sudah menyempatkan diri membaca cerita saya yang tidak seberapa ini.
Semoga sukses ya, angel.
Amiin
.
.
.

Bandung, 30 Agustus 2014

Alarm kamar Anna membangunkannya dari tidur cantiknya bak snow white.
Dengan cepat Anna langsung bangkit tanpa bermalas - malasan padahal dirinya baru saja tidur tadi malam pukul 11 malam.

Ingat kalau Anna akan belajar dengan sungguh - sungguh sekarang demi Gilang? Ya. Dia melakukannya.

Setelah selesai mandi dan memakai pakaiannya Anna segera turun ke bawah menuju dapur.

"Tumben masih jam enam udah siap aja, Vit." Ucap Lia yang sedang memasak.

"Mama ini anaknya rajin dimarahin kalau malas apa lagi." Decih Vita sembari meletakkan tasnya di kursi makan.

"Mama kan nanya." Lia melanjutkan masakannya.

"Ma, pinjam dapur dong. Mau bawa bekal." Ucap Anna.

"Sarapan aja deh, gak usah bekal."

"Enggak Ma, Anna mau bawa bekal buat seseorang." Ucap Anna lalu mengambil kotak nasi dan meletakannya nasi goreng yang sudah di masak Lia ke kotak bekalnya.

"Nah, ini dia. Sekarang baru Vita makan hehehe." Lia hanya geleng kepala melihat anak satu - satunya ini.

"Ehem, buat siapa tuh?" Hans datang tiba - tiba dan duduk di dekat Vita.

"Teman pa." Jawab Vita jujur.

"Masa? Temen atau calon pacar?" Papa menggoda Vita.

Vita hanya memerah pipinya.

"Kristen?" Pertanyaan yang di takutkan Vita akhirnya keluar.

Bagaimana tidak, sekolahnya memang sekolah beragama Katolik maka sudah pasti lebih banyak umat kristiani di dalamnya.

"Masih mudah di padamkan sebelum membesar." Hans mengambil sendok garpunya lalu mulai makan.

Lia duduk disamping Vita dan mencoba menenangkan Vita agar kembali menghabiskan makanannya.

.

"Kak Aisyah!" Anna lari kecil mengejar Aisyah yang akan menuju kelasnya.

"Kenapa dek?" Tanya Aisyah.

"Titip ini boleh gak? Tapi jangan bilang itu dari Aku ya kak." Ucap Anna pada Aisyah dan menyerahkan kotak bekalnya.

Aisyah tersenyum melihat bekal itu. "Buat Gilang?"

Anna mengangguk. "Terus ini juga, kak." Anna memberikan secarik kertas.

"Cie, yaudah nanti kakak kasih." Ucap Aisyah menyenggol bahu Anna.

"Oke kak. Makasih ya." Anna tersenyum manis lalu pergi meninggalkan Aisyah.

Aisyah langsung jalan menuju kelas.

.

"Kok segini? Kamu mulai mikirin apa?"

Gilang duduk menunduk tidak berani menatap Papanya, Jhonatan karna nilai biologinya yang hanya 75.

"Jawab Papa!"

"Enggak ada Pa. Kali ini soalnya sulit." Jawab Gilang.

"Papa gak mau tahu, sekali lagi kamu dapat nilai segini, papa akan hukum kamu! Hari ini ada ujian lagi?" Tanya Jhonatan.

"Test, kimia pa." Jawab Gilang dengan suara parau.

"Tunjukkan nilainya sama Papa!" Jhonatan pergi meninggalkan ruang tamu menuju parkiran mobil untuk berangkat ke rumah sakit.

Dissipate [GILANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang