Mengenal Perkembangan Islam Pada Masa Sahabat

91 56 0
                                    

Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

[QS. At-Taubah (09) ayat 88]

Di saat Rasulullah telah meninggal, umat Islam saat itu kehilangan sesosok pemimpin unggul yang mampu membawa mereka dari gelapnya kebodohan (jahiliah) menuju cahaya kemajuan Islam. Ketika Rasul masih ada, semua permasalahan dapat dipecahkan dengan adanya turunnya wahyu. Akan tetapi, wahyu pun terputus seiring dengan wafatnya Rasul. Maka dari itu, umat Islam sepeninggal Rasulullah harus dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah masyarakat supaya kemajuan peradaban yang di rintis oleh Rasul tetap berlanjut dan bahkan berkembang.

Namun, kemandirian bukan berarti hidup mandiri tanpa adanya pemimpin yang dapat mengarahkan kemandirian mereka menuju tujuan yang mulia. Umat Islam tetap perlu permimpin. Maka karena itu, beberapa dari sahabat Nabi melakukan musyawarah tentang siapa yang akan memimpin mereka semua.

Pada awalnya, terjadi perdebatan sengit antar beberapa golongan sahabat, akan tetapi semua itu berakhir ketika ada beberapa sahabat yang mengajukan nama Abu Bakar sebagai pemimpin. Mereka semua yang hadir di sana pun setuju kalau Abu Bakar lebih pantas memimpin daripada yang selainnya. Dia lebih banyak memiliki kualifikasi untuk menggantikan Rasul seperti ia pernah ditunjuk Rasul menjadi Imam di kala sakit, di tambah dengan kepribadiannya yang bijaksana dan berpikir logis.

Kebijaksanaan beliau tercermin di saat Rasul wafat. Abu Bakarlah yang paling lapang hatinya ketika dia tahu bahwa Rasul telah meninggal dunia. Pada saat itu, Umar mulai gelap mata. Dia mengatakan akan memotong tangan siapa saja yang mengatakan Rasul telah meninggal. Menurut Umar, Rasul tidak meninggal, melainkan nyawanya terpisah dari jasadnya untuk sementara waktu karena sedang menemui Allah swt. seperti Nabi Musa yang pernah mengalami hal yang serupa ketika di bukit Thur.

Kendati begitu, Abu Bakar tetap lapang dada dan menasihati Umar bahwa Nabi Muhammad benar-benar telah meninggal. Abu Bakar berpendapat bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati dan bukan hal yang tidak mungkin kalau Rasul akan mengalami kematian sebagaimana makhluk-makhluk yang bernyawa lainnya. Dan Abu Bakar membacakan ayat Allah untuk meyakinkan Umar.

Surah Ali-Imran (03) : 144

Muhammad tidak lain hanyalah seorang Rasul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Muhammad tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sebelumnya pula telah berlalu beberapa orang Rasul. Jadi jika dia mati atau terbunuh, apakah engkau akan berbalik (tidak percaya)? Dan dia yang berbalik dengan sendirinya tidak akan pernah merugikan Allah sama sekali; dan Allah akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

Umar pun menangis setelah mendengar ayat itu dan dia mengakui kesalahannya. Itulah sepercik dari kebijaksanaan Abu Bakar yang menjadikannya sebagai orang yang terpilih untuk memimpin umat terbaik saat itu. Abu Bakar memimpin umat Islam selama 2 tahun sejak 8 Juni 632 M - 23 Agustus 634 M.

Tertidur Dalam Kemunduran IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang