ISLAM: Umat yang terbaik

389 68 6
                                    

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang baik, dan mencegah dari yang buruk, dan beriman kepada Allah..."

[QS. Ali-Imran (03) ayat 110]

Umat yang terbaik. Mungkin itulah kata-kata yang sering didengungkan oleh guru-guru agama kita mengenai agama Islam. Saya juga sering mendengar jargon-jargon tersebut, melebihi jargon yang lain yang sekiranya saya kenal. Mendengar hal itu, pikiran saya menjadi tergelitik : "Benarkah kita adalah umat yang terbaik? Jika iya, lantas dalam hal mana umat Islam menjadi yang terbaik ya?"

Dalam hal mana umat Islam mendapatkan peringkat pertama? Dalam hal ekonomi? Dalam hal sosial? Dalam hal militer, sains, teknologi, kedokteran, dan lain-lainnya? Jika kita tidak terbaik dalam hal mana pun, maka di mana relevansi ucapan bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik?

Saya sih yakin kalau janji Allah selalu relevan. Akan tetapi, kita mungkinlah yang harus introspeksi diri. Kita yang dipuji dan dijanjikan sebagai Umat yang terbaik oleh Allah, malah menjadi yang tidak terbaik. Sekarang bisa kita lihat, posisi umat Islam saat ini sedang dalam citra negatif. Segalanya buruk sampai-sampai saking buruknya, muncul suatu ketakutan baru yang bernama Islamophobia.

Negara di mana yang mayoritas penduduknya beragama Islam sendiri seringkali mengalami masalah yang parah. Bermula dari kemiskinan yang melanda beberapa negara seperti Mauritania, Chad, Niger, dll. Juga dari negara dengan indeks peperangan yang aktif seperti Afghanistan, Suriah, Libya, Palestina, dll. Bahkan, data diperoleh dari Transparasi Internasional mengatakan bahwa mayoritas dari negara terkorup adalah negara yang mayoritas penduduknya Muslim seperti Tajikistan, Azerbaijan, Uzbekistan, Turkmenistan, Chad, Irak, Libya, Afghanistan, Sudan, Yaman, Suriah, Somalia.

 Bahkan, data diperoleh dari Transparasi Internasional mengatakan bahwa mayoritas dari negara terkorup adalah negara yang mayoritas penduduknya Muslim seperti Tajikistan, Azerbaijan, Uzbekistan, Turkmenistan, Chad, Irak, Libya, Afghanistan, Sudan,...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ket: Dari ilustrasi di atas, tampak bahwa sebagian negara di Timur Tengah yang mayoritas penduduknya beragama Islam justru memiliki tingkat korupsi paling tinggi mengalahkan negara yang mayoritas penduduknya Non-Muslim. Sumber Gambar : https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2016/01/28/88278/international-somalia-dan-korea-utara-negara-paling-korup.html)

Bahkan kita tak perlu jauh-jauh di negara luar, di Indonesia sendiri yang mayoritas penduduknya Muslim, kerusakan masih merajalela. Bukanlah hal yang aneh lagi jika mendengar berita kalau pejabat ditangkap polisi karena korupsi. Seorang laki-laki yang berzina dengan perempuannya adalah hal yang wajar jika masuk media massa. Hoax atau kabar burung di Media Sosial ada di mana-mana itu adalah hal yang biasa, bahkan yang luar biasa adalah banyak dari kita yang ikut-ikutan berperan dalam menyebarkan kabar bohong tersebut. Sungguh aneh jika negara kita yang dibilang mayoritas penduduknya Muslim, tapi masih suka berbuat kerusakan dan tak menjadi yang terbaik.

Kalau kita pikir, kira-kira datang dari manakah semua kerusakan yang menimpa kita selama ini? Tentu sangat aneh melihat semua kerusakan yang ada pada umat Islam. Padahal Allah telah memerintahkan umat Islam untuk menjalankan perintah yang baik-baik, akan tetapi masih banyak dari kita yang tidak berbuat yang baik. Padahal Allah menyuruh kita untuk bekerja keras, tapi banyak dari kita yang miskin.  Sementara itu Allah menyuruh kita untuk menjaga perdamaian, tapi banyak dari kita yang sibuk berperang demi mencari kebenaran sendiri. Anehnya lagi, banyak dari petinggi-petinggi kita yang korupsi, sedangkan Allah sendiri telah memerintahkan hamba-hambanya untuk berlaku jujur dan tidak mencuri.

Sekali lagi, dari mana saja semua kerusakan ini? Padahal dulunya pada abad pertengahan, umat Islam berjaya membangun sebuah peradaban yang unggul, di mana Eropa sendiri berada dalam abad kegelapan karena cengkraman Raja dan Gereja. Umat Islam dulu sangat berhasil membangun kondisi keilmuan yang baik sehingga membuat umat menjadi hidup di bawah garis kesejahteraan seperti pada masa Umar ibn Abdul Aziz sehingga tak ada yang merasa pantas untuk menerima zakat. Umat Islam pada masa Harun Ar-Rasyid juga berhasil membangun sebuah lembaga pembelajaran ilmiah pertama yang bernama Baytul Hikmah dan pada masa Al-Ma'mun, umat Islam berhasil menciptakan perkembangan keilmuan dari segala mata pelajaran seperti Filsafat, Matematika, Kedokteran, Astronomi, Geografi, dll. Sekarang, manakah bekas-bekas kejayaan umat Islam yang bisa digunakan untuk unjuk gigi pada masa kini?

Memang bukan berarti saya menafikan beberapa negara yang mayoritas penduduknya Islam tetapi perekonomiannya maju seperti Oman, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, dan Bahrain. Beberapa negara Islam seperti yang tersebut tadi memang maju, tapi bukan karena Sumber Daya Manusianya, akan tetapi karena Sumber Daya Alamnya seperti minyak bumi. Mereka menggantungkan kejayaan ekonominya dari sana, sehingga apabila suatu waktu SDA mereka lenyap, maka mereka tak berdaya. Karena seringkali kita dengar bahwa suatu bangsa unggul bukan karena tempat tinggal mereka penuh SDA, tapi karena kesungguhan mereka dalam merubah nasib mereka.

Oleh karena posisi kita yang buruk ini, seharusnya kita melihat sekali lagi, apakah kita berusaha untuk merealisasikan pujian Allah kepada kita mengenai umat yang terbaik, ataukah kita akan membiarkan fakta yang mengatakan kalau umat Islam ini adalah umat yang terburuk? Tentu kita harus merealisasikannya!

Maka, dari latar belakang itulah saya menulis buku ini untuk mengupas kembali kejayaan kita pada masa lampau dan mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut sebagai suatu solusi yang menjawab persoalan masa kini yang mungkin lebih rumit daripada masa lalu kita. Supaya terbentuklah janji Allah yang telah Dia ungkapkan kepada kita: Umat terbaik yang pernah dilahirkan oleh manusia.

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman."

[QS. Yusuf (12) ayat 111]

Adapun bila ada kata-kata yang salah maupun menyinggung perasaan oleh sebagian pihak, saya sebagai penulis buku ini meminta maaf sebesar-besarnya. Tak ada gading yang tak bisa retak. Buku ini menurut saya, jauh dari kata sempurna dan kesempurnaan. Maka dari itu kami memohon masukan dan saran serta kritik untuk buku ini supaya ada sedikit kemajuan yang ada bagi buku lain kedepannya.

***

Gresik,  25 September 2019


Salam Penulis


Daftar Pustaka (untuk halaman pembuka ini)

Artikel :

Islam, Panji. 2016. International: Somalia dan Korea Utara Negara paling korup. Indonesia : Hidayatullah (https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2016/01/28/88278/international-somalia-dan-korea-utara-negara-paling-korup.html)

Tim Penulis MSN. 2019. 25 Negara Paling Bersih dan Paling Korup di dunia. Indonesia : MSN (https://www.msn.com/id-id/berita/other/25-negara-paling-bersih-dan-paling-korup-di-dunia/ss-BBT8peU)

Buku :

Mustofa, Agus. 2010. Membonsai Islam. Surabaya : Padma Press

Siauw, Felix Y. 2010. Beyond The Inspiration. Jakarta : Al-Fatih Press

Tim Penulis P3M. 2004. Korupsi di Negeri Kaum Beragama. Jakarta : P3M



Tertidur Dalam Kemunduran IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang