🐥 metanoia [1]

517 67 53
                                    

M E T A N O I A

bagian satu; prejudice

met·a·noi·a

/ˌmedəˈnoiə/

(n). change in one's way of life resulting from penitence or spiritual conversion.

 change in one's way of life resulting from penitence or spiritual conversion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Mas, tolong anterin susu ke kamarnya adek," pinta mama pada Jay yang baru aja keluar kamar. Habis maraton SKY Castle bareng Wafa dan Dani —Jay dipaksa nonton sebenernya.

Jay melirik jam di dinding. Pukul satu malam. "Loh, adek masih bangun ta, Ma?"

Mama mengangguk, "Masih belajar."

"Emang ada ulangan?"

"Gak ada, katanya takut ada kuis dadakan aja makannya dia belajar dari habis maghrib tadi."

Jay cengo. Ia bukan tipikal murid teladan dan rajin belajar tentu takjub melihat adiknya giat belajar berjam-jam begitu hanya demi sebuah kuis. Seingatnya, Jay belajar ambis seperti itu pas mau UN SMA. Lah ini demi kuis aja kok kayak mau Perang Dunia, persiapannya terlalu berlebihan untuk ukuran Jeshan yang skor IQ-nya di atas Jay dan Stevia. Jay yang kadang alergi buku pelajaran can't relate dengan anak-anak teladan jaman sekarang.

Ia jadi teringat dengan drama yang baru saja ia tonton bersama Wafa —SKY Castle. Jay sudah lama lulus SMA jadi tidak tahu bagaimana perkembangan sistem belajar di Indonesia sekarang. Apa iya belajarnya se-ambis Kim Hye Yoon yang ngebet pengen masuk kedoketran SNU demi meneruskan cita-cita keluarga dengan tiga generasi dokter semua? Apa iya belajarnya harus berjam-jam supaya bisa dapet nilai sempurna dan bisa masuk kampus favorit dan idaman?

Jay jadi berpikir serius ala presiden ini. Ia membayangkan bagaimana jenuh dan frustasinya murid jaman sekarang kalo belajar kayak gitu? Yah, kalo emang niatnya mau jadi scientist semacam Albert Einstein mungkin bakalan seneng aja kalau belajar ambis —Maudy Ayunda dan Najwa Shihab join the chat.

Tapi untuk murid-murid yang tidak punya passion di bidang akademis dan lebih suka bidang lain masa iya harus dipaksa belajar ambis seperti itu? Belajar sesuatu yang jelas-jelas tidak ada minat dan bakat. 24/7 mereka sudah habis  digunakan untuk belajar di sekolah, di rumah, bahkan di tempat les. Mereka dinilai berdasarkan penilaian dari satu bidang yang sialnya tidak mereka dikuasai?

Bisa jadi murid yang tidak pintar di matematika dan IPA itu ternyata jenius bikin lirik musik? Bisa jadi murid yang tidak jago menghafal nama-nama ilmiah tumbuhan itu ternyata jago bikin pakaian dengan desain unik mengalahkan brand mode ternama?

Komplek Enam Hari | day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang