Masa peralihan ke remaja tuh masa² gimana gitu. Geli² ada jellynya (lho?). Banyak para nyinyir ranger yang senantiasa selalu ada. Apapun yang kita lakukan. Mau baik atau gak, tetap dikomentari pedas. Apa mereka kepedesan? Nyinyir itu bisa jadi hobby, readers. Lha iya, kalau gak komentar, gak seru. Ada gitu orangnya? Ada banyak. Dan gak seru juga kalau kita bisa nilai orang yang 'zalim mulut', tapi kita gak bisa ngaca.
Apakah kita termasuk rakyat nyinyir?
Paling enak tuh kita bisa menilai saat bertemu orang yang kita lihat tuh kelemahannya. Biasanya reflek hati kita, :
"Duh ile, si beo datang. Bisa 7 malam ngobrol sama dia." Setelah hati bicara, tinggal bagaimana mulut mengerem atau laju.
Atau..
"Ya elah ni bocah, badan item bajunya pinky. Mau ngelawak?". Sekalipun saat dibatin saja terus dilanjutkan dengan tawa kecil. Itu uda nyinyir yang silent, don't you know? Ingat. Prasangka itu cerminan kita juga.
Pesan moral :
Sawang sinawang means saling melihat dan menimbang² sudut pandang orang lain dan kita kadang tertukar. Kita bisa bilang kita zolim karena kata² orang lain.
Tapi kita lupa, kita pun punya kesempatan besar untuk menjadi orang yang nyinyir. Mulai belajar untuk melihat 'baik' semua orang. Even bercanda, itu tidak dibenarkan untuk membuat tema kelemahan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangguh Jadi Korban Nyinyir
Non-FictionGak ada satu manusia pun yang lepas dari komentar orang lain. Pernah dinyinyirin gak, readers? Bete? Marah? Malu? Mau ngumpet? Pingin lari? Semua pasti pernah ngerasain. Atau sekarang lagi dilema. Hal-hal kecil bisa jadi membuat kita dinyinyirin. Ta...