Kita pernah kan berjuang buat sebuah prestasi? Sebutin deh. Juara 1 di kelas, dapat pekerjaan impian, dapat jodoh yang sesuai harapan, punya anak yang jago banget mandirinya. Gak akan ada sebuah pencapaian tanpa sebuah usaha. Setuju? Pasti. Coba deh diingat-ingat. Apa sih yang membuat kita bisa sampai ke titik teratas harapan kita?
Setelah sudah mengingat, pasti gak semulus yg kita kira kan? Ada aja yang bikin kita naik turun. Apalagi gak lepas dari nyinyiran yang juga datang dari arah yang tak disangka-sangka.
Dan tetap ya, gak mudah buat lewati berbagai macam komentar dan cibiran atas kenyinyiran yang kita alami.
♀️ : "Bisa apa kamu. Gak bakal ada hasilnya. Percuma !."
♂️ : "Kerjaanmu sekarang apa bisa bikin kamu survive? Cari kerja lagi yang bagus gih."
♀️ : "Ijazahmu kurang tinggi lagi. Gada yang mau nerima kamu."
♀️ : "Males banget sih kamu, yang lain juara. Kamunya gak pernah dapat."
♂️ : "Sekolahmu aja bukan sekolah favorit. Masuk sekolah baru bakal sulit."Saya juga gak paham ya. Kenapa orang-orang seperti di atas memilih nyinyir daripada kasih masukan? Padahal seringnya kita minta pendapat biar jadi support, malah dianggap pendapat kitalah yang kurang presisten.
Salah mah wajar ya. Hanya.. jangan 'pedes' gitu ngomongnya. Yang jadi masalah kan sebenarnya adalah kata-katanya.
Pesan moral :
Do : Bisa memaklumi orang lain gak semua tahu usahamu seperti apa.
Don't : Dendam aja gitu. Sampai saatnya kamu sukses, 'hajar' juga dengan sindiran. Jangan ya.?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangguh Jadi Korban Nyinyir
Non-FictionGak ada satu manusia pun yang lepas dari komentar orang lain. Pernah dinyinyirin gak, readers? Bete? Marah? Malu? Mau ngumpet? Pingin lari? Semua pasti pernah ngerasain. Atau sekarang lagi dilema. Hal-hal kecil bisa jadi membuat kita dinyinyirin. Ta...