"Iya, itu Jatayu ...," jawab Zazie, lelaki itu juga nampak serius, bahkan berkali-kali lipat lebih serius daripada sebelumnya. "Kemungkinan sembilan puluh persen, dia target utama kita." Zazie melirik ke atas, ke arah dimana terakhir kali ia dapat melihat sosok roh Jatayu dengan mata kepalanya sendiri. Sorot matanya begitu tajam, cukup mengintimidasi siapapun yang ia tatap.
"Tapi dia lolos ...," ujar Rakka pelan, lelaki itu masih belum juga mengalihkan perhatiannya dari langit.
Mengikuti langkah kedua seniornya, Alka perlahan mulai mengangkat kepalanya. Tak ada apa-apa di atas sana. Hingga sebuah titik hitam mulai terlihat. Titik itu semakin membesar dan semakin membesar, mulai memperlihatkan wujudnya dengan jelas.
Kedua bola mata Alka terbuka lebar, gadis itu telah menyadari apa yang saat ini ditangkap oleh indra penglihatannya. "Nggak ...," ujar Alka pelan. Semua mata memandang seketika berfokus pada gadis itu, mereka terkejut oleh kata-katanya. "Roh Jatayu itu ... kembali!" Alka meraih bambu runcingnya, segera ia angka senjatanya itu, vertikal ke atas lurus dengan kepalanya. Sesaat gadis itu terdiam, menunggu saat yang tepat untuk melempar.
"Dapat!" Tangannya ia ayun sesaat, guna mengumpulkan tenaga untuk melempar. "Ap-?!" Alka terlanjur melempar bambu runcingnya, ia tak menyadari jika ada roh lain yang mengincarnya. Roh ular ternyata kembali, ia berjalan secepat kilat melewati Alka, sedikit menyerempet kaki gadis itu, membuat arah dan kekuatan lemparannya menjadi tidak maksimal.
Alka sesaat melirik roh ular yang baru saja melewatinya, wajah gadis itu terlihat sangat kesal. Ia bahkan sempat mendecak, sebelum akhirnya kembali menatap ke atas, mencoba mengecek bagaimana keadaan bambu runcing lemparannya.
"Apa?!" Alka nampak terkejut bukan main. Roh Jatayu menghempaskan bambu runcing Alka dengan begitu mudahnya, bahkan hingga senjata milik gadis itu terlempar cukup jauh.
Jatayu kini berada beberapa meter di atas Alka, gadis itu mendadak membeku ditempatnya. Detak jantungnya berpacu sangat cepat, kedua bola matanya terbuka lebar. "Gawat!" Mungkin hanya tersisa beberapa detik, dan Alka akan berakhir di dalam terkaman roh Jatayu.
Sebuah bambu runcing melesat cepat dari arah kanannya, melayang secara horizontal tepat melewati tubuh roh Jatayu. Roh itu mendadak mengangkat tubuhnya, kepalanya yang semula berada di bawah dan membidik pada Alka itu kini kembali berada di atas, serta terbang beberapa meter ke atas.
Jatayu sukses menghindari lemparan bambu runcing dari Rakka, membuat senjata itu menancap dalam pada tanah bebatuan di sebelah kiri Alka. Roh Jatayu masih terdiam di tempatnya, walau ia berhasil lolos dari serangan Rakka, namun nampaknya ia sedikit terkejut.
Tak mau kehilangan kesempatan, Zazie segera beraksi. "Alka, minggir!" Zazie melompat dari atas, ia terjun bebas tepat di atas roh Jatayu. Bambu runcingnya pun ia pegang erat-erat dengan posisi sisi runcing yang menghadap ke bawah.
Zazie membidikkan bambu runcingnya tepat pada roh Jatayu, lelaki itu yakin betul ia tak akan meleset. Akan tetapi ketika ia melirik ke sisi lain, ternyata Alka masih tak bergerak dari posisinya sama sekali. "Gawat! Gue bisa jatuh ngenain Alka kalo cewek ini nggak minggir-minggir juga!"
Sesaat Zazie masih menunggu dan terus memberikan eye contact pada Alka, berusaha memperingati gadis itu agar segera minggir. Sayangnya Alka belum juga peka, ia masih terlalu bingung untuk mencerna semua kejadian yang saat ini ia alami.
"Sial! Kelamaan!" Tak mau mengambil resiko lebih jauh lagi, Zazie pun segera bertindak. Tanpa ragu, lelaki itu menendang Alka begitu saja, bersamaan dengan bambu runcingnya yang kini sukses menancap di tanah.
Zazie mendarat dengan begitu elegan, ia menurunkan salah satu lututnya, membuat kesan keren yang memancar kuat dari dalam dirinya. Perlahan lelaki itu melirik pada makhluk di sebelahnya. Roh Jatayu memang tergeletak di dekat bambu runcingnya, akan tetapi ia memiliki sedikit keraguan di dalam hati.
YOU ARE READING
Eunoia Ron
Teen Fiction[TELAH TERBIT DI GUEPEDIA] Tak seperti siswa lain yang sibuk memegang gadget, anggota extra Candramawa justru sibuk memegang bambu runcing sebagai alat untuk mengirim roh menuju akhirat. Akan tetapi bagaimana apabila bambu runcing mereka justru men...