"Kelas sebelas libur?! Kenapa?" ujar Alka heran.
"Study tour tengah semester," jawab Pak Yudis santai.
Bukannya mendapat jawaban yang memuaskan, Alka justru semakin kebingungan dengan kalimat Pak Yudis, "Tengah semester?"
Pak Yudis mengangguk pelan, "Lagian nggak lama kok, biasanya sekitar satu sampai dua hari, tergantung situasi kondisi juga."
"Terus, Kelompok Satu gimana? Anggotanya tinggal saya doang," tanya Alka.
"Untuk sementara, formasi kelompok akan berubah lagi," jawab Pak Yudis.
"Ah, lagi-lagi ada perubahaan," pikir Alka, merasa muak akan pergantian anggota kelompok yang terus saja terjadi.
Mendadak pintu ruangan terbuka, "Selamat sore," ujar sosok yang baru saja masuk.
"Selamat sore," jawab Alka. Ia tahu betul siapa orang tersebut, aura yang cool dengan tatapan tajam itu sudah tak asing lagi baginya.
"Baru dateng, Laksmana?" ujar Pak Yudis seraya menatap lelaki tersebut.
Laksmana berjalan menuju meja dimana Pak Yudis dan Alka berada. "Maklum lah Pak, kelas dua belas masih harus berurusan sama buku walau udah pulang sekolah," ujarnya dengan nada bicara pelan seperti biasa.
Begitu Laksmana duduk di sebelah Alka, segera gadis itu memberi anggukan kecil padanya, mencoba menyapa lelaki tersebut dengan sopan. Sementara Laksmana hanya menunjukkan senyuman kecil sebagai balasan.
"Nah, Alka ...," Pak Yudis menjeda ucapannya, seraya menunggu gadis itu untuk mengembalikan perhatian pada beliau. "Anak ini, partner kamu buat sementara," lanjutnya. Seketika Alka membeku di tempat, sama sekali tak bergerak maupun mengutarakan satu kata pun.
"Gue ngandelin lu, Alka."
Kalimat Laksmana membuat lamunan Alka hancur begitu saja, sekaligus memaksanya untuk kembali ke dunia nyata. "Eh, iya kak, mohon bimbingannya," ujar Alka dengan segera setelah menyadari Laksmana yang berbicara dengannya.
"Karena kelas sebelas study tour, kita kekurangan tenaga kerja, makanya kelas dua belas ditugaskan kembali," ujar Pak Yudis, mencoba memperjelas keadaan kepada Alka.
"Jadi sebenernya kalo udah kelas dua belas itu udah nggak dapet misi lagi?" tanya Alka.
"Nggak, kecuali jika ada keadaan darurat, kayak sekarang ini."
Alka mengangguk pelan, tanda ia paham akan apa yang dijelaskan oleh Pak Yudis.
"Jadi ... hari ini ada misi nggak, pak?"
Pak Yudis seketika menatap Laksmana, dengan senyumannya yang sedikit mengembang, "Tentu ada." Alka kini menorehkan perhatian sepenuhnya pada Pak Yudis, tak mau melewatkan apapun tentang informasi mengenai misi mereka. "Target kalian kali ini ada di Candi Penataran. Roh yang perlu kalian usir cuma satu. Tapi sayangnya, nggak akan semudah itu," lanjut Pak Yudis.
Alka mungkin terdiam karena ia tak terlalu memahami ucapan Pak Yudis, akan tetapi Laksmana justru berlawanan dengan gadis itu. "Oh, saya tau itu. Saya sering denger tentang roh yang muncul di Candi Penataran akhir-akhir ini," ujarnya. Lagi-lagi, Alka hanya menatap Laksmana, masih merasa bingung dengan apa yang barusan ia dengar. "Tenang aja Pak Yudis, saya bisa ngatasin roh itu kok," lanjut Laksmana.
Senyum penuh kebanggaan terukir di wajah Pak Yudis. "Itu lah alasan saya milih kamu sebagai siswa yang jalanin misi di Candi Penataran ... karena cuma kamu yang bisa ngatasin, selain Zazie dan ...," Pak Yudis menjeda ucapannya, seraya melirik pada Alka. Membuat gadis itu nampak semakin bingung. "... Alka mungkin," lanjutnya.
YOU ARE READING
Eunoia Ron
Genç Kurgu[TELAH TERBIT DI GUEPEDIA] Tak seperti siswa lain yang sibuk memegang gadget, anggota extra Candramawa justru sibuk memegang bambu runcing sebagai alat untuk mengirim roh menuju akhirat. Akan tetapi bagaimana apabila bambu runcing mereka justru men...