4

400 40 0
                                    

Di tengah sebuah ruangan yang cukup besar, aku berdiri. Segala macam penerangan sengaja aku matikan. Ruangan ini begitu sunyi. Hanya ada suara detik dari jam dan dinding yang terdengar.

Dari luar sana, aku dapat mendengar sebuah langkah kaki yang mendekat. Kini, aku dapat mendengar suara detak jantungku sendiri. Aku mulai menghitung mundur.

Sepuluh. Suara langkah kaki itu semakin dekat.

Sembilan. Langkah kaki itu sudah berhenti tepat di depan pintu.

Delapan. Biar kutebak, ia pasti sedang mengambil kunci miliknya.

Tujuh. Terdengar suara denting kunci yang saling beradu, ia sedang mencari kunci yang tepat.

Enam. Dapat kudengar suara kunci yang menancap pada lubang pintu.

Lima. Terdengar suara kunci yang diputar.

Empat. Pintu di hadapanku kini terbuka dari luar.

Tiga. Orang itu mulai masuk ke dalam.

Dua. Pintu kembali tertutup.

Satu. Ia menyalakan lampu ruangan.

"SELAMAT ULANG TAHUN!"

Kini, terlihat jelas detail ruangan yang sudah kuhias sedemikian rupa untuk menyambut pertambahan usianya.

Aku tersenyum puas ketika mendapati air mata yang menitik di ujung matanya. Langkah kakinya mendekat, kemudian memelukku erat.

"Makasih," ucapnya dengan nada yang bergetar, "kamu berhasil bikin kejutan."

Aku tersenyum manis.

*

Tema hari ke empat: Buat karya yang melibatkan hitungan mundur.

Imajinasi Secuil Cilok: NPC's 30 Daily Writing ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang