"Kamu lagi nonton apa, La?"
"Calk Zone."
"Itu tentang apa?"
"Tentang kapur tulis yang ajaib, bisa masuk ke dunia lain."
"Oh." Fiqa kembali fokus pada gambar buatannya.
Qila menoleh. "Kalau kamu gambar apa?"
"Setangkai Lily. Bagus, gak?" Ia tersenyum. Menunjukkan gambar buatannya.
Lawan bicaranya mengangguk. "Gambar kamu selalu bagus."
Fiqa tersipu. Iapun berdiri, hendak melangkah menuju dapur. Namun, kakinya tersandung sesuatu hinggq tubuhnya jatuh.
"Kamu kenapa?!" pekik Qila.
"Aku kesandung." Fiqa masih mengaduh.
"Ya ampun, itu pistol mainannya Dedek. Tadi, kamu abis mainin gak dibalikin ke tempatnya lagi, kan?" Qila mengambil benda berwarna hitam itu, mengembalikannya ke dalam kotak mainan.
"Iya, aku lupa." Fiqa menunjukkan deretan giginya.
"Makanya, diberesin lagi kalau udah. Biar gak bikin masalah. Lagian, kamu mau ngapain, sih? Mama bilang, kita tunggu di sini aja. Di bawah, lagi dibersihin."
"Aku mau ke dapur, mau ambil kue buat kamu."
Qila terlihat bingung. "Kue yang mana?"
"Yang kemarin aku beli sama papa."
"Oh, udah aku abisin tadi pagi," jawabnya tanpa rasa bersalah.
Melihat reaksi kesal Fiqa, Qila tertawa.
*
Tema hari ke sepuluh: Buat tulisan yang mengandung kata: Setangkai Lily, Pistol, dan Kapur Tulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imajinasi Secuil Cilok: NPC's 30 Daily Writing Challenge
NouvellesPESERTA NUSANTARA PEN CIRCLE'S 30 DAILY WRITING CHALLANGE. Kali ini, saya akan kembali mengikuti tantangan menulis setiap hari dengan tema yang berbeda selama tiga puluh hari. Cover oleh @Alizarinlake