Marissa tak pedulikan apapun selain mengejar cinta dengan caranyaHappy Reading♡
*****
Sebelumnya Rissa sering menjadi korban bullyan dari para murid baik cowok ataupun cewek. Apalagi kalau bukan karena tampilan cupunya. Tapi sejak hari itu, hari dimana Ia merubah penampilan demi Rei banyak siswa yang memujinya. Akan tetapi para siswi masih banyak yang tak suka.
Katanya, anak cupu mimpi jadi princess.?? Gak bakal mungkin..!
Karena gak kesampean, ehh milih lepas kacamata
Padahal pake ataupun gak sama aja
Cupu mah cupu aja
So'so'an tebar pesona.
Dan masih banyak lagi cibiran2 mengenai dirinya. Terkadang Ia juga sedih karena hal itu. Akan tetapi keberadaan Friska yang selalu ada untuknya dan selalu mendukungnya disetiap keadaan, Rissa tak terlalu menghiraukan mereka.
"Riss, kamu yakin masih mau ndeketin Rei lagi..??" Friska tampak ragu dengan rencana sahabatnya.
Kemarin saja saat diPerpus, Rissa tak dihiraukan sama sekali oleh Rei si cowok angkuh. Akan tetapi bukan Rissa namanya jika tidak keras kepala.
"Iya dong, kenapa gak..?? Toh sekarang aku udah gak cupu lagi." Tukas Rissa penuh percaya diri.
"Tapi Riss, kali ini aku gak yakin deh.." gersah Friska membuat Rissa sedikit memicingkan mata.
"Koq gitu sih..? Selama ini kamu yang selalu dukung aku buat lakuin apapun, tapi sekarang kayak gini. Kamu gimana sih Fris.." protes Rissa.
Tak jauh dari Rissa yang mengobrol dengan sahabatnya, seseorang tak henti2nya memandang setiap gerak geriknya. Pandangannya terfokus pada Rissa. Akan tetapi Ia tak menyadari hal itu.
Seseorang itu tak menyangka Rissa secantik itu jika dandan, meskipun make up tipis. Jangankan dandan, penampilan sebelumnya saja sudah membuatnya menyukai Rissa yang cupu. Semua bermula ketika dirinya dan Rissa yang terkena hukuman saat Masa Orientasi Siswa.
Ya, hanya karena hal yang tak seberapa itu Ia jadi penasaran dengan sosok Rissa yang terkesan sopan dan pemalu waktu itu. Tapi sekarang juga masih sama. Hanya saja, cewek itu lebih tertarik pada cowok angkuh yang populer disekolah. Bukan apa2, akan tetapi Ia merasa kasihan pada Rissa yang dipandang sebelah mata olehnya.
Apalagi setelah Ia melihat langsung bagaimana Rissa dipermalukan didepan umum. Ia lebih tak menyangka lagi, karena Rissa bukannya menyerah. Rissa justru semakin bulat dengan tekadnya, bahkan rela merubah penampilannya demi cowok angkuh itu. Ia semakin ingin mengenal Rissa lebih jauh lagi.
Kenapa bukan dirinya saja yang Rissa incar.?? Secara dirinya tak kalah famous dibandingkan dia.?? Pertanyaan itu seringkali muncul difikirannya. Dialah Feby, playboy famous disekolah karena ketampanan dan rayuan mautnya.
"Feb, nih pesenan loe.. baik kan gue..??" Perkataan Rasya yang baru datang tak dihiraukan.
"Woi, Feb..! Loe ngeliatin apa sih..?!" Barulah saat Rasya melambaikan tangan didepan wajahnya, Ia langsung terkesiap.
Sebelum sahabatnya itu mengikuti arah pandangnya, Ia segera memalingkan wajah kearah lain.
"Loe ngapain sih, ganggu gue aja." Keluhnya dan langsung mendapat protes.
"Yeee mana ada gue ganggu. Gue baik kali Feb, orang gue udah jauh2 bawain pesenan loe dari sono kesini."
"Iya iya.. thanks ya." Ujarnya sambil meminum jus.
Iapun menyibukkan diri dengan makanannya sesekali melihat kearah meja yang sempat menjadi obyeknya tadi.
"Loe kenapa gak nyoba buat deketin dia aja sih Feb.. Daripada loe terus2an tepe gak jelas ke cewek2 disini..?" Ujar Rasya.
"Apaan sih loe, kayak loe gak suka tepe aja." Sinis Feby.
"Loh, tapi kan kita beda. Gue main tepe karena gur mau nikmatin masa jomblo happy gue sebelum nemuin yang pas dihati. Asegh." Rasya tertawa lepas seraya membenarkan kerah bajunya so' cool.
Feby yang sudah biasa dengan tingkah laku sahabat satu2nya itu hanya bisa berdecak dan geleng2 kepala.
"Gue masih nyari saat yang tepat buat dapetin dia. Dan itu belum sekarang." Gumam Feby dengan ulasan senyum dibibirnya.
Rasya manggut2 tanda mengerti.
*****
Gadis itu berjalan menuju gerbang sembari mengoceh pada dirinya sendiri. Itu karena temannya yang pulang lebih dulu dengan mobil jemputan Papanya. Jadi sekarang, dirinya harus menunggu taxi sendirian. Itu membosankan baginya.
Ditengah perjalanannya, Ia melihat kaleng bekas yang dibuang sembarangan. Tak jauh dari tempatnya berdiri, ada sebuah tempat sampah. Moodnya yang sedang tidak baik membuat gadis itu menginginkan sebuah keseruan.
Ia membuat ancang2 seakan hendak menendang bola, dan mulai berhitung dari satu sampai tiga. Targetnya adalah, kaleng itu harus masuk kedalam tempat sampah. Kaki kecilnyapun mulai ia ayunkan untuk menendangnya. Dan....
Takkk...!
Ia langsung menutup mulutnya yang menganga karena takut. Perkiraannya yang meleset membuat kaleng bekas mengenai kepala seseorang yang akan menaiki motornya. Orang yang menjadi korbannya mengambil kaleng yang sudah tergeletak dibawah dan berbalik, lalu berjalan kearah gadis itu.
"Sebenernya apa sih mau loe.??" Sinisnya.
"Maaf.." gadis itu menunduk tanpa berani menatap mata yang selalu membayanginya.
"Loe sengaja..??" Tanyanya dengan nada dingin yang menusuk tulang(?)
"Ak aku.. bener2 gak sengaja. Sekali lagi maaf..." lirihnya masih menundukkan pandangan.
Tiba2 tangan kokoh cowok itu mengangkat dagunya sehingga wajahnya terangkat dan mata mereka bertemu. Mata itu menelisik setiap inchi wajahnya.
"Mana kacamata loe.??" Tanyanya masih dengan dingin yang makin membekukan suasana.
"Itu... ee.. aku lepas." Jawabnya gugup.
Tak bisa dipungkiri jantungnya sekarang ini tengah melompat2 tak karuan. Ia merasa gelisah dengan jarak yang begitu dekat. Dan perlu diketahui, ini adalah kali pertama baginya dijarak terdekat.
Ia menarik tangannya dari gadis itu, sehingga pandangannya kembali menunduk.
"Pantes aja loe gak liat ada orang disini. Rupanya mata loe burem karena gak pake kacamata." Cercahnya hendak berbalik badan.
"Mataku gak mens koq." Ceplos gadis itu--Rissa.
Rissa langsung menutup mulutnya karena pasti cowok itu--Rei akan semakin mencercanya. Pada akhirnya, Rei kembali menghadap tubuh Rissa dan bergaya dengan angkuhnya. Ia melipatkan kedua tangannya didada dan menatap wajah itu lagi.
Bukan hanya pandangan, namun Rissa juga menundukkan kepalanya. Ia tak tau harus bagaimana. Hanya karena hal sepele, masalah jadi serumit ini.
"Udah lupain.. Nih buang yang bener." Ujarnya menyerahkan kaleng bekas ketangan Rissa.
Gadis itu mendongak menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Sekolah bukan buat hal yang gak bener. Justru harusya loe bisa bedain mana sekolah mana bermain." Kata2 datarnya saat menasehati seperti ini selalu membuat Rissa meleleh.
"Aku bakal inget kata2 kamu. Tapi aku gak akan berhenti buat perjuangin kamu.." lirih Rissa setelah Rei menjauh dari pandangan bersama mogenya.
*****
..Apalah Cinta..
Kutak pernah tau, apa arti cinta yang sesungguhnnya
Karena yang kutau, hanya ingin mendapatkan dan memilikimu
KAMU SEDANG MEMBACA
Apalah Cinta
Teen Fiction30 Oktober 2019 Cinta pada kekasih dan Cinta seorang Ibu. "Kutak pernah tau, apa arti cinta yang sesungguhnnya Karena yang kutau, hanya ingin mendapatkan dan memilikimu" _Marissa Grande Lousie_ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "Yang ku tau hanya satu Cinta d...