(6)

234 36 11
                                    


Happy Reading...


*****

"APA..!!???"

Sentuhan suara nyaring dari mulut cewek bernama Friska sukses membuat Risa tutup telinga rapat2.

"Risa.. kamu jangan gila deh, masak kamu mau diajak PDKTan sama Feby sicowok yang suka tepe itu.??!" Protesnya pada sahabatnya, Risa.

"Yaa habis mau gimana lagi Fris.. aku gak mau dia nyebarin kabar kalo selama ini aku suka sama Rei.." ujar Risa murung.

"Bukannya sebagian besar udah pada tau ya, kalo kamu ngejar2 Rei banget.??" Friska tetap tak terima.

"Masalahnya mereka gak tau kalo aku beneran suka sama Rei, bukan sebagai fans yang ngejar2 idola aja Fris.. Sedangkan kenyataannya kan aku beneran suka sama dia bukan sekedar fans aja." terang Risa yang ingin sahabat satu2nya itu mengerti.

"Serah kamu deh Sa, mau gimana. Kayaknya saran dari aku gak ada gunanya buat kamu." Tukas Friska seraya beranjak pergi dari duduknya, tapi ditahan oleh Risa.

"Friska.. plis, jangan tinggalin aku. Aku gak punya pilihan lain buat gak trima kemauannya Feby.." pinta Risa dengan wajah memelasnya.

"Hmm.. aku fikir2 dulu deh Sa." Ujar Friska dengan senyum jail yang tak disadari oleh Risa.

Friska sangat tau kalau sahabatnya itu tidak akan membiarkan dirinya pergi begitu saja. Terlebih mereka sudah berteman sejak lama.

Adapun sikap Friska yang berlagak marah pagi ini hanyalah sandiwara saja untuk mengerjai Risa. Karena bagaimanapun yang tau seperti apa Risa tentu hanya Friska yang lebih tau dan faham. Jadi mana mungkin ia meninggalkan Risa begitu saja hanya karena hal sepele.

'Sebenernya sih aku seneng kalo misalkan Risa deket sama cowok lain, daripada ngejar2 cowok angkuh itu. Tapi gak Feby juga kan.?' Batin Friska.

Risa menunduk. Ia menangis karena takut ditinggalkan oleh sahabat terbaiknya selama ini. Sahabat yang paling bisa memahami dirinya, mendukungnya, Risa tidak bisa membayangkan jika sahabatnya benar2 pergi. Tapi dilain sisi Risa juga takut jika Feby membuktikan perkataannya yang akan menyebar luaskan fakta bahwa Risa mengejar Rei karena cinta.

Karena tidak tega melihat sahabatnya menangis, Friska pun mengakhiri sandiwaranya lalu memeluk tubuh sahabatnya.

"Aku gak mungkin ninggalin kamu sampe kapanpun Sa.. Kita akan tetap sahabat selamanya koq. Maaf ya, aku gak serius ngomong kayak tadi.." Ucap Friska lembut dan itu cukup untuk menghentikan tangisan Risa.

Risa melepaskan diri dari pelukannya lalu tersenyum pada Friska seraya berkata.

"Makasih ya Fris, kamu selalu ada buat aku."

Friska membalas anggukan dan senyuman. Keduanya kembali berpelukan layaknya sahabat pada umumnya.

*****

Siangnya, Risa yang biasanya selalu jadi stalker dari idola para siswi itu merubah aktivitasnya. Seperti contohnya dijam istirahat kali ini. Feby mengajak Risa makan bersama dikanteen sekolah yang auto menjadi perbincangan dari berbagai pihak. Baik dari pada siswa yang mulai klepek2 dengan Risa, sampai para siswi yang nyinyir terhadapnya. Termasuk pula para siswi yang juga mengejar2 Feby.

Feby yang dasarnya memang anak IPS sama seperti Risa, tentu tak masalah berada dikanteen itu. Akan tetapi bagi Risa itulah yang menjadi masalahnya sekarang. Posisinya yang berada dalam satu meja dengan cowok tampan itu justru membuat Risa mendapat tatapan yang tak mengenakkan. Terlebih bisikan dari sekitarnya yang membuat Risa ingin lari dari tempatnya.

Apalah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang