Tidak terasa sudah sebulan setelah road trip kami bersembilan. Semua berjalan seperti biasa. Hanya saja aku merasa hubunganku dengan teman-teman baruku menjadi lebih akrab. Kalau boleh jujur, sebelumnya aku merasa canggung dengan Pat dan Dave. Tadinya aku dan Dave jarang bicara. Itu karena aku takut salah bicara dengan Dave. Mungkin karena ia adalah seorang debater, jadi aku berpikir kalau ia bisa menyalahkan perkataanku kapan saja.
Tadinya aku juga agak canggung dengan Pat. Lebih karena aku sedikit takut dengannya. Pat punya tatapan mata yang tajam. Ia juga punya image 'cewek pintar' yang sangat melekat padanya. Sama seperti Dave, aku juga jadi takut salah bicara padanya.
Tapi, setelah aku menghabiskan banyak waktu bersama mereka, aku jadi tahu kalau mereka punya sisi lain dan kepribadian yang nyeleneh dan menyenangkan. Selain itu, ternyata kami juga memiliki banyak kesamaan. Seperti Dave yang ternyata penggemar anime yang kusukai. Atau Pat yang juga menyukai salah satu boygroup Korea yang kusukai. Seiring berjalannya waktu, aku pun melupakan rasa canggung itu dan jadi lebih santai saat bersama mereka berdua.
Oh iya, sudah hampir 2 minggu ini Jeff berada di karantina. Tapi bukan karena ia terkena virus, tapi karena ia sedang mengikuti olimpiade renang nasional di DC. Jeff jarang memegang handphone karena kata Dean jadwal latihannya memang sepadat itu. Karena itu, Jeff jarang muncul di group chat untuk sekadar bilang "hai" atau memberi kabar. Paling ia akan muncul dan nyepam di group chat di hari Sabtu atau Minggu ketika sedang istirahat.
Pagi ini, seperti biasa aku berangkat ke sekolah dengan VanZSam, tapi kali ini kami bertambah satu member. Dave yang baru dibelikan motor oleh orangtuanya juga ikut berangkat bareng kami pagi ini. Panjang ceritanya kenapa ia tiba-tiba dibelikan motor. Singkatnya sih, motor milik Matt, kakaknya Dave dan Tim yang sekarang kuliah di NYU, dipakai terus oleh Tim. Dave mau pinjam, tapi tidak boleh sama Tim. Mereka sempat baku hantam, jadinya karena mama dan papa Hawthorne pusing karena baku hantam terus, Dave pun dibelikan motor.
Sepertinya seterusnya juga Dave akan ikut berangkat bareng kami. The more the merrier! Berangkatlah kami bergerombol ala geng motor ke sekolah.
Kelas pertamaku pagi ini adalah kelas kimia bareng Dean. Aku tidak sabar menunggu Dean datang untuk menunjukkan video Tiktok kucing lucu yang baru kutemukan di explore Instagramku. Dean pasti tertawa melihatnya. Tapi, sampai bel masuk berbunyi, Dean belum datang juga. Sampai mrs.Davins masuk, Dean juga belum hadir.
"Deandra Rivers," panggil mrs.Davins saat mengabsen. "Deandra Rivers," ulang mrs.Davins, menunggu kata "hadir" dari mulut Dean sambil melirik sekeliling kelas mencari Dean.
Seisi kelas menatapku dengan tatapan "mana Dean?"
"Uhm, belum datang, ma'am," jawabku.
Mrs. Davins hanya memasang wajah datar nan dingin yang menjadi signature-nya. "Kalau ia datangpun tetap tidak kubolehkan masuk. Sudah jam berapa ini," katanya sadis. "Deandra Rivers dianggap alfa," lanjutnya. Lalu lanjut memanggil absen.
Mrs.Davins memang sadis kalau sudah urusan telat masuk kelas. Apalagi kalau Dean yang telat. Double kill.
"Baiklah, buka buku paket kalian, kita masuk ke sub bab baru, unsur transisi," kata mrs. Davins.
.
.Tibalah jam istirahat makan siang. Aku, Pat, dan Tiff sedang mood makan sushi, jadi kami membelinya untuk makan siang. Aku memesan california roll. Sementara Tiff dan Pat kompakan memesan tiger roll. Di meja sudah ada Yvan, Sam, Z, dan Dave yang tengah memakan makan siang mereka masing-masing. Mereka berempat kompak memakan burrito.
"Hari ini Senin burrito," kata Z.
"Hey, sebelumnya tidak ada Senin burrito," kata Pat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friends
Teen FictionSetelah kepergian adiknya, Alana memutuskan untuk pindah dari LA ke sebuah kota kecil di Atlanta, dan tinggal sendirian di sana untuk memulai hidup baru. Di hari pertama di sekolah barunya, ia langsung menjadi bagian dari sebuah kelompok pertemanan...