Untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu ini aku tidak mengalami mimpi aneh. Aku bangun dari tidurku dengan segar, tanpa overthinking sama sekali. Ini langka.
Aku segera bangkit dari tidur. Lalu membereskan kasurku. Lalu kulanjutkan dengan melakukan semua morning routine ku yang biasa. Mandi, skincare-an, sarapan..
Setelah aku merasa aku sudah cukup rapi dan wangi, aku pun mengambil tas ranselku dan mengunci kamarku. Lalu turun ke lobby. Jemputanku pasti sudah menunggu di bawah.
Tapi, kali ini yang menjemputku hanya Yvan. Iya, hanya Yvan sendiri. Tidak ada Sam dan Z atau Dave.
"Pagi!" Serunya.
"kemana Z, Sam, dan Dave?" Tanyaku.
"Sam dan Z pergi ke Atlanta untuk technical meeting Battle of The Band. Dave, ya biasa, berangkat sama Jules," jawab Yvan. "Tinggal kau dan aku deh."
"Oh, begitu.." gumamku.
"Iya.."
Karena kami sama-sama diam, suasana canggung pun terasa. "Hey, kau tidak mau naik?" Tanya Yvan.
"Oh, iya.." aku pun naik ke atas motor Yvan.
Yvan pun langsun menjalankan motornya ke sekolah. Selama perjalanan ke sekolah pun kami sama-sama diam. Semakin canggung.
"Hey, Al," kata Yvan. "Sejak kapan kita jadi begini, sih?"
"Begini bagaimana?" Tanyaku.
"Canggung," jawab Yvan.
Sejak kau tidak percaya padaku dan kau menganggap aku gila.
"Ah, masa sih?" Kataku.
"Kau marah padaku?" Tanya Yvan. "ada apa sih? Kalau ada apa-apa bilang saja.."
"Nggak ada apa-apa, kok," jawabku.
"Seriusan? Habisnya kau kalau didekatku selalu diam," kata Yvan.
"Iyaa, Yvan. Tidak ada apa-apa," kataku.
"Oh, syukurlah.. kukira kau marah padaku," gumam Yvan sambil menghela nafas lega.
Menurutmu begitu?
Sepanjang perjalanan, Yvan mengajakku bercerita tentang beberapa hal. Aku tidak begitu mendengarkannya. Paling hanya menanggapinya dengan 'wah' atau 'benarkah'. Terus begitu sampai akhirnya kami sampai ke sekolah.
"Makasih tumpangannya, Yvan," ucapku sambil turun dari motornya. Lalu bergegas pergi ke gym. Jam pertama hari ini PE.
"Sebentar, Al!" Serunya. "kenapa buru-buru banget, sih?" Yvan menahan lenganku.
"Kenapa?" Tanyaku.
"Minggu ini mau temani aku nonton The Invisible Man di bioskop nggak?" Ujar Yvan. "Sam, Z, dan Dave mana mau diajak nonton film horror. Kau suka horror bukan? Temani aku dong.."
Aku dari kemarin-kemarin memang ingin sekali nonton The Invisible Man. Tapi belum juga nonton karena tidak ada teman untuk menontonnya. "Minggu ini? Boleh.. aku juga mau nonton," kataku, tanpa pikir panjang.
"Nice! Untuk waktunya nanti aku SMS, ya!" Kata Yvan. Yvan pun melambaikan tangannya beberapa kali, lalu pergi ke kelasnya.
Aku sedikit menyesali keputusanku. Kenapa aku bilang 'iya', sih? Kenapa aku mau nonton bioskop berdua saja dengannya saat aku sedang ingin menjauhinya? Yang benar saja, Alana.
Aku pun sampai di gymnasium yang agak sepi. Baru beberapa orang yang datang. Aku belum melihat Pat. Biasanya dia datang lebih dulu dariku. Ting! Pas sekali handphone -ku berbunyi karena ada notifikasi SMS dari Pat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friends
Teen FictionSetelah kepergian adiknya, Alana memutuskan untuk pindah dari LA ke sebuah kota kecil di Atlanta, dan tinggal sendirian di sana untuk memulai hidup baru. Di hari pertama di sekolah barunya, ia langsung menjadi bagian dari sebuah kelompok pertemanan...