2

5.8K 1K 306
                                    

Donghyun menghela nafas, menatap langit yang agak mendung.

"Kok firasat gue gak enak, ya?"

"Iya, gue juga"

Donghyun menoleh ke sampingnya, "sang, kok gue ngerasa bakal ada hal buruk yang bakal terjadi lagi nanti--"

Hening sejenak, Donghyun menghela nafas berat sebelum melanjutkan ucapannya

"--Gue takut ada korban selanjutnya" lanjutnya

Eunsang disebelahnya langsung memukul lengan Donghyun, "jangan bilang gitu. Gue takut"

Masalahnya Donghyun itu kalau udah berfirasat buruk, kadang beneran terjadi. Kadang sih

Tapi siapa yang tau, kan?

"Gue takut. Pelakunya belum ditemukan, bisa aja dia bunuh gue atau Lo atau bahkan temen temen kita kapanpun yang dia mau"

Eunsang terdiam. Memang benar perkataan Donghyun barusan. Pelakunya masih berkeliaran diluar sana, yang belum diketahui ciri dan identitasnya






"Yang bisa aja pelakunya justru temen kita sendiri"

Mereka berdua menoleh, ada Minhee yang bersandar di ambang pintu rooftop entah sejak kapan

"Eh.. Lo udah gak nangis lagi?"

Tanpa menyahuti Minhee menghampiri mereka, dan menyodorkan benda persegi panjang ke hadapan Eunsang

"Bunyi dari tadi"

Eunsang mengerutkan keningnya, "kok bisa ada di Lo?"

Minhee mengangkat bahunya acuh, "nih nelpon lagi ini anak"

Eunsang segera mengambil ponselnya dari tangan Minhee dan mengangkat panggilan telepon yang masuk. Ternyata Junho menelponnya

Selagi Eunsang bertelepon, Minhee menghampiri Donghyun dan duduk disampingnya sambil menatap ke bawah dimana gerbang sekolah sudah ramai karena sudah jam pulang




"Geum.."

Donghyun memutar bola matanya malas, "Donghyun"

"Terserah. Gue mau nanya sesuatu" ujar Minhee yang datar sejak datang ke rooftop

"Tanya aja"

"Apa Lo masih punya dendam sama Hyungjun?"

Donghyun sontak menoleh, "maksud Lo?"

Minhee lagi lagi mengangkat bahunya acuh, "satu tahun yang lalu, waktu dia gak sengaja nabrak Lo pas dia belajar ngendarain mobil sampe Lo dapet jahitan di kaki"

"Sorry, gue gak se-pendendam itu"

"Tapi bukannya lo pernah ngomong sendiri ya, soal balas dendam. Luka dibalas nyawa"

"Lo ngomong apaan sih?"

"Lo gak lagi balas dendam, kan?" Tanya Minhee datar namun penuh penekanan

Donghyun tertawa kecil, "jadi Lo nuduh gue?" Ujar Donghyun tajam

"Gue gak ngomong ya"

Atmosfer disana terasa semakin berat. Apalagi sekarang keduanya saling melempar tatapan tajam.






"Kenapa nih? Tegang amat, kaya ketemu si doi"

Mereka berdua akhirnya saling membuang muka. Eunsang memasukkan ponselnya ke saku celana, kemudian menepuk celana nya yang sedikit kotor karena debu di tempat duduknya tadi

"Gue duluan ya, Junho udah selesai di interogasi" ujarnya sambil tersenyum

"Gimana katanya?" Tanya Minhee

Eunsang mengangkat bahunya tak tau, "dia gak bilang apa-apa lagi"

Eunsang menepuk pelan kedua bahu temannya itu dan segera pergi meninggalkan mereka berdua di rooftop

Oh ya, kalau kalian mau tau. Motor Junho dibawa sama Eunsang ke sekolah. Soalnya Junho tadi dipaksa ikut ke kantor polisi naik mobil polisi. Makanya Junho titipin motornya ke Eunsang dan minta dijemput Eunsang di kantor polisi sekarang




Minhee menghela nafas kemudian berdiri dari duduknya, "sampe ketemu di rumah Hyungjun"

Sebelum benar-benar pergi, Minhee menengok ke belakang dengan senyuman sinisnya

"kecuali kalo emang Lo pembunuhnya"  lanjutnya kemudian benar-benar meninggalkan rooftop

Donghyun mengepalkan tangannya, kemudian menghela nafas kasar. Mengacak rambutnya kesal





"Sialan. Untung gak gue dorong ke bawah"





• • • • •




Suasana duka memenuhi kediaman Song sore ini. Banyak keluarga, kerabat bahkan teman sekolahnya yang datang dengan pakaian serba hitam

Pemakaman Song Hyungjun akan dilakukan sore ini sebelum malam datang

Ada Minkyu yang lagi menenangkan ibu Song yang masih tak percaya akan hal ini

Sedangkan enam lelaki tampan yang lainnya sedang sedikit bercengkrama dengan keluarga Song

"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh.. tiga lagi kemana?" Tanya Yunseong saat tau tidak semua teman dekatnya hadir

Sudah biasa dia kalo gak lengkap, selalu menanyakan keberadaan yang lainnya

"Kak Wonjin ada, dia dibelakang"  jawab Minhee

Yunseong mengangguk, "kak Yohan, kak Hangyul?"

Tak ada jawaban, semuanya tak tau kabar mereka berdua. Yunseong segera mengambil ponselnya ketika dirasa ponselnya itu bergetar

Ternyata ada pesan dari Hangyul



Hangyul : gue nyusul. Nganter nyokap dlu k rumah nenek 



Yunseong mengangguk setelah membaca pesan itu, lalu memberi tahukan pada teman-teman nya yang lain. Tapi yang lain malah mengerutkan alis mereka.



"Bukannya nyokap kak Hangyul lagi di luar negeri ya?"

Hening.

Yunseong baru ingat. Sudah dua minggu sampai satu bulan kedepan, Hangyul tinggal sendirian di rumah. Tanpa orang tua

Terus kenapa Hangyul barusan bilang kalau dia nganter ibunda nya?



Di tengah lamunan mereka, Wonjin datang dari arah dapur belakang rumah Song.

Penampilannya begitu miris. Wajah pucat, kantung mata hitam, bahkan bibirnya pecah-pecah pula

Kasihan sekali dia.

Eunsang tidak tega melihatnya, langsung menghampiri Wonjin untuk memeluknya. Namun Wonjin dengan cepat memalingkan tubuhnya menjauh dari Eunsang

Ya, memang. Seburuk itu suasana hatinya.

Eunsang paham. Wonjin sedang tidak ingin diganggu.










Bahkan sampai pemakaman selesai, Wonjin tidak ingin diganggu.

01:50  | Produce X 101✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang