20

3.4K 713 383
                                    

Hari masih gelap, entah kenapa waktu terasa begitu lama.

Hangyul sejak tadi terus menghindar dan sesekali memberi perlawanan dengan menonjok yohan.

Sebenarnya hangyul tidak mau berantem dengan sahabatnya sendiri. Meskipun yohan terus terusan menyerang hangyul menggunakan pisaunya, hangyul lebih banyak menghindar bahkan sampai mereka berada di belakang gedung rumah sakit yang sangat sepi saat ini.




"Bisanya menghindar, pecundang!"    desis yohan yang lagi lagi berhasil menyayat pipi hangyul

Hangyul meringis karena tubuhnya sudah lumayan banyak mengeluarkan darah, "lebih pecundang mana sama yang bisanya pake senjata doang!"

Yohan yang mendengar itu jadi makin marah, ia menendang hangyul sampai hangyul terjatuh dan meringis.

Saat hangyul sedang mengambil oksigen, yohan justru menginjak dada hangyul dan berjongkok sambil memandang benci wajah hangyul.

"Lo tau? Lo salah besar udah ngegantiin posisi gue dulu"  

Pisau perlahan menancap pada lengan kiri atas hangyul membuat hangyul berteriak. Tak hanya itu, pisau yang sudah menancap ditarik paksa menuju lengan kiri bawahnya hangyul.

Yohan terkekeh, saat darah mengalir banyak dari sana.

Hangyul terbatuk saat yohan menendang dadanya cukup keras, yang kemudian yohan pun berdiri membelakangi nya.

Kemudian hangyul tersenyum miris, "pendendam"

Yohan langsung menoleh dengan tatapan tajamnya, "lo gak tau rasanya gimana jadi gue!"

"Gimana emang rasanya?"    tanya hangyul

"Pengen nyeritain tapi males"   ujar yohan dingin

"Gimana gue mau tau rasanya, lo nya aja males nyeritain apalagi gue males banget ngertiin"

Setelah berucap, hangyul kembali berteriak karena yohan tiba tiba menusuk bahu kanannya.



"Kim yohan! Gak ada gunanya lo balas dendam karena gue ngegantiin lo waktu lomba taekwondo dulu!"   ringis hangyul

"Gue gak peduli, yang penting gue bisa liat lo mati!"

"Eh setan, sadar goblok!"

"Sadar gak sadar, percuma. Orang yang lo anggap temen pun bentar lagi bakal mati, jadi mending lo mati juga sekarang"

"Gak! Dia gak bakal bunuh yang lain!"

Yohan tersenyum miring sambil menodongkan pisau pada leher hangyul, "dia siapa?"

"Pelakunya...










Minkyu!"



Saat itu juga tawa mengerikan yohan terdengar.

"Bodoh! Pelakunya bukan minkyu! Tapi gue sama si licik"

"Siapa?!"    tanya hangyul, dan hanya dibalas seringaian































Jendela dengan kaca yang sudah pecah, bahkan beberapa serpihan kaca yang runcing masih bertengger di bingkai jendela.

Itu satu satunya jalan untuk keluar dari ruangan ini.

Junho perlahan berdiri, dengan betis yang masih mengeluarkan darah dari sana. Kepalanya bahkan sudah pusing karena kehilangan banyak darah.

Dengan pincang junho berjalan mendekati jendela itu, dan dengan hati hati ia berpegangan pada bingkai jendela yang terlihat aman tanpa serpihan kaca tajam.

01:50  | Produce X 101✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang