''Acheng bangung... weii.. Bangun ayo bangun'' Ji li menggoyang-goyang lengan Acheng disebelahnya
''Nghh...''
Ji li tengah duduk diatas kasur Terbangun dari istirahat yang lumayan lama, setelah matanya melihat kesana kemari Ji li sadar jika itu bukan kamarnya. melihat Acheng yang tidur tengkurap Ji li membangunkannya karna di rasanya hari sudah terang. ''ooii... kepalaku...'' pusingnya masih belum hilang Dan rasa mual diperutnya, ''apa aku terlalu banyak minum ya semalam?'' . faktanya Memang dia terkapar.
''Mereka masih tidur?'' Ji li tidak menjawab ''apa kakinya tidak keram?'' Ji li melengkungkan bibirnya kebawah Dan mengangkat kedua bahunya, saat keluar kamar mereka menemukan Yibo Dan Zhan Zhan masih tertidur disofa dengan posisi yang sama seperti semalam, tapi apa harus sampai pagi? apa pahanya tidak kesemutan atau pegal? gerutu Acheng dalam hati.
''apa kita akan bangunkan mereka?'' tanya Ji li dengan posisi mereka masih berdiam diri didepan pintu kamar, ''kurasa tidak perlu Ji li, biarkan saja mereka tidur'' Acheng menjawab dengan tatapan masih tertuju pada dua orang didepannya.
''lalu, apa yang akan kita lakukan?'' Acheng menarik nafas, dia tidak sepenuhnya mabuk seperti Ji li Dan Yibo jadi dia hanya merasa kepalanya sedikit berputar, ''Ji li apa mabukmu sudah hilang?.'' tanya balik Acheng.
Ji li memutar matanya malas menjawab pertanyaan Acheng,
''Aiah.. kalau kau baik-baik saja ayo kita pulang saja''
''Whattt?''
''Sssttt.....'' Acheng menaruh jari tengahnya tepat didepan hidung Ji li, sontak Ji li membuka mata lebar terkejut, ''aaa... Acheng itu adalah isyarat yang cukup jahat'' meraih jari itu Dan menurunkannya. ''pelanlah sedikit !'' teguran yang hanya dibalas anggukan oleh Ji li.
''apa kau bisa pulang ?'' tanya Acheng dengan raut seriusnya namun nadanya pelan.
''bisa saja, tapi perut Dan kepalaku masih sedikit tidak nyaman, apa kamu setega itu Acheng ?''
''kita ambil taksi OK ?''
sebenernya Ji li kesal, dalam kondisinya yang tidak nyaman ia memaksakan diri pulang, apa yang akan ia katakan pada kakaknya nanti. tapi mungkin ada bagusnya jika ia segera pulang Dan membersihkan dirinya. ''lalu ini?'' Ji li menunjuk pada kekacauan dimeja itu, ''itu bukan bagian kita, ayo ''
Dan keduanya meninggalkan rumah Yibo tanpa pamit Dan salam.
Kruub....
''Fu De 2 District, Laopan''
''baik''
''Hei Acheng kau mau kemana? itu bukan alamat kita kan?''
''Lihat saja nanti'' Ji li mengalah, dia menyenderkan badannya mendekati jendela Mobil taxi itu melihat keluar, matahari sudah menghangat , dengan menahan rasa tidak nyaman diperut Dan kepalanya Ji li hanya bisa diam,berharap cepat sampai pada tujuan, atau dia akan muntah ditempat.
''Acheng ini jam berapa?'' merasa malas menoleh Ji li tetap pada pandangannya, ''jam 9''
''Hah... sesiang ini?''Ji li memutar wajahnya terkejut, Acheng mengangguk.
''Sial, ternyata kita tidur hampir setengah hari'' gerutu Ji li dengan dirinya sendiri, sedang Acheng masih focus melihat jalan kedepan.
''Acheng, kau membawaku kesana?'' Ji li Dan Acheng telah sampai.
''aku lapar, kau mau makan tidak ?''
Acheng mengarahkan taxi menuju Kedai sarapan sebelum ia kembali pulang, rasanya lebih tidak mengenakkan diri jika harus pulang pada waktu tanggung, sebenernya bisa saja Acheng tetap tinggal dirumah Yibo sampai kondisinya Dan Ji li agak mendingan karna Acheng hanya tinggal sendiri diapartemennya, Dan akan bosan jika harus segera kembali kekamar yang sepi itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bo-di
Fantasy''Yibo.... panggil saja Yibo '' no BL mencoba membuat Bromance, cerita sederhana yang masih acak-acak, dan mon maap jika masih banyak typo dan belon dapet feelnya, penulis masih belajar. penulis meminjam nama tempat dari novel MDZS of MXTX.