8th November - Jangan Lari

482 70 1
                                    

=== 30 Daily Writing Challenge NPC 2019 ===
Tema : menceritakan kembali dongeng yang sebisa mungkin tidak pasaran
•••
"Lari! Lari terus!" Dia mengucapkannya dengan lantang. "Kamu selalu lari dari masalah."

Aku menghentikan langkahku, tertantang dengan ucapannya. "Aku tidak lari! Hanya saja ini semua sudah jelas akhirnya."

"Tidak, Nirmana. Semua belum jelas. Bahkan kita belum berbicara sepatah katapun, hanya saling menuduh. Mari duduk, dan keluarkan semua keluhan kita." Kamu berpihak padanya.

Kamu menghampiriku, membimbingku ke sebuah meja yang sudah di duduki oleh Refan dan perempuan itu. Siapa tadi namanya? Ah, Riana.

"This is a mess, but doesn't mean we can't make things right." Kamu membuka pembicaraan. "Aku minta maaf, Riana, Refan. Mungkin yang aku dan Nirmana lakukan sangat salah, dan tidak ada pembenaran untuk itu, tapi kita tidak perlu lagi menutupi apa yang terjadi. Aku tahu, semua sudah rusak jauh sebelum hari itu."

Aku mendengarkan ucapanmu panjang lebar. Namun, sesungguhnya aku tidak mengerti apa yang kamu maksud. Jauh sebelum itu? Apa maksudnya?

"You ignored me," Riana bersuara. "You shut me down. Kamu menjauh dari aku. Kamu sibuk dengan lukamu, menenggelamkan diri dengan pekerjaanmu. Kamu menolak bantuanku, malah menyerahkan semuanya pada Refan. You asked him to take care of me, and he did it right! Don't you dare to pin it on us!"

Kini aku mengerti. Semua ini, semua sakit ini, kamu penyebabnya. Kamu yang membuat aku harus kehilangan dia. Kamu yang membuat aku merasakan pengkhianatan.
Hatiku teriris. Dadaku sesak. Napasku mulai satu-satu sebelum akhirnya tangisku kembali meledak.

Dia menggenggam jemariku. "Maaf," katanya sangat pelan.

"Sejak kapan?"

Refan menggeleng. "I don't know. It's just happened."

"I flew thousand miles just to be with you, and this is what you do for me? For god sake, we're gonna get married real soon."

"Aku enggak tahu harus apa. Enggak mudah harus mengakhiri semuanya dalam jarak yang jauh. I love you and i want to marry you, but at the same time i've wronged you."

Cih.

"That kiss supposed to be the goodbye-kiss," tambahnya lagi. "I just didn't expect you would see that."

"Terus menyembunyikannya sampai kapan?" tanyaku dengan sarkasme.

Aku menghela napas dan menatap ketiga orang yang berada di hadapanku ini satu persatu.

"Kalian tahu, ada satu dongeng favoritku. Dongeng yang tidak terlalu populer. The Mouse, The Bird and The Sausage*."

Aku bisa melihat wajah kalian yang keheranan dengan ucapanku. Aku hanya tersenyum kecil. Kemudian melanjutkan ceritaku. "Tikus, Burung dan Sosis tinggal bersama. Awalnya semua berjalan lancar, hidup bahagia. Mereka saling membantu dan memiliki tugas masing-masing. Burung mencari kayu bakar di hutan. Tikus mengambil air, menata meja serta membuat api unggun untuk memasak. Sementara, tugas Sosis hanya memasak. Sampai suatu hari, Burung mendapat masalah. Dia dikatakan budak, karena pergi mencari kayu ke hutan, sendirian, sementara Tikus dan Sosis bersantai dirumah. Burung terlalu memikirkan ucapan temannya, hingga dia memaksa untuk mereka semua bertukaran tugas. Tikus dan Sosis setuju, tapi kalian tahu apa yang terjadi?"

Kamu menjawab, "bencana." Aku mengangguk, hendak melanjutkan tapi kamu sudah mendahuluiku. "Sosis yang sekarang bertugas mengambil kayu di hutan, malah dimakan oleh anjing. Tikus yang bertugas memasak, malah terbakar karena tidak tahan panas. Sementara, Burung yang bertugas mengambil air, harus jatuh dan tenggelam ke dalam sumur."

Lagi-lagi aku mengangguk membenarkan jawabanmu. Aku bisa melihat dia dan perempuan itu kembali menunduk. Mungkin, mereka sedang merenungkan apa yang terjadi. "Cerita itu menggambarkan kita bukan?" tanyaku getir. "Kita sibuk mengambil dan menggantikan tugas orang lain, sampai kita tidak sadar bahwa semuanya salah dan hanya menyakiti satu sama lain."

"Jadi mungkin, ini saatnya kita semua berpisah di sini. Sebelum tidak ada lagi yang bisa diselamatkan," akhirku.

•••
To Be Continued.

* The Mouse, The Bird and The Sausage - Tale 23 of The Grimm's Fairy Tales.

=== 30 Daily Writing Challenge NPC 2019 ===
Tema : menceritakan kembali dongeng yang sebisa mungkin tidak pasaran.

SATU BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang