5th November - Terbit dan Terbenam

529 70 0
                                    

=== 30 Daily Writing Challenge NPC 2019 ===
Tema : Penjelasan Matahari Terbit Dan Tenggelam
•••

Langit fajar mulai menghilang. Cahaya kemerahan mulai menyonsong. Mentari masih timbul malu-malu, jadi aku tetap mengeratkan jaket bulu yang aku kenakan. Kita berjalan beringiringan. Jemariku yang erat kamu genggam, ikut kamu masukkan ke saku jaketmu. Kamu tersenyum ketika gerbang hotelku sudah tepat di depan kita. Perlahan gandengan tangan kita terlepas.

Kamu berdeham. "Tentang...."

Aku memotong kalimatmu. "That's on me," vonisku.

Kamu diam. Satu yang aku benci dari kamu adalah diammu. Aku benci kamu mengalah untukku. Aku benci kamu menahan diri untukku. Aku butuh kamu meluap, layaknya aku yang histeris tengah malam tadi. Sakit itu perlu kita ekspresikan juga, bukan? Walau aku tahu, apa yang kita lakukan satu malam ini bukan cara yang tepat melimpahkan rasa sakit.

Aku melangkah meninggalkanmu.

"Nirmana!" Kamu memanggilku, dan aku berbalik.

"Mengapa matahari bisa terbit dan tenggelam?"

Aku mengerutkan keningku mendengar pertanyaanmu. Namun, kamu yang menatapku serius membuatku mau tidak mau menjawabnya. "Bumi berputar pada porosnya. Sementara, matahari tetap berada di posisinya. Ketika berputar, akan ada bagian bumi yang mendekati matahari, ada pula yang menjauhinya.  Bumi yang berputar ke arah timur dan perlahan mendekati matahari, membuat seolah-olah matahari terbit dari timur. Sementara, akan ada bagian bumi yang meninggalkan matahari, semakin mengarah ke barat, posisinya akan menjauh dari hadapan matahari, sehingga terlihat matahari seolah tenggelam di ufuk barat."

Kamu menangguk dengan puas.

"Aku enggak tahu kalau bakalan dapat kuis fisika dari kamu," ucapku sambil terkekeh.

Kamu berbalik menatap mentari yang mulai benderang. Matamu nyalang, seraya berkata, "Kamu itu adalah timurku, dan aku adalah baratmu. Masalahnya, kita berputar pada poros yang sama, Nirmana. Kita sama-sama berputar, tapi tidak akan pernah bertemu dengan matahari di waktu yang sama. Kamu terbit, aku tenggelam. Kamu tenggelam, aku terbit. Dunia tidak akan membersamai kita."

" You chase rainbow, I gaze starlight. We will never be the same, again*." Aku menyenandungkan lirik kesukaanku. Lirik yang tepat mengilustrasikan keadaan kita. Aku mengangguk, menyetujui apa yang kuucapkan.

"So, i guess we're gonna stop here, right?" Kamu memastikan.

Aku menggeleng.

"Nirmana." Kamu bernada memperingatkan.

"Kita akan berhenti, tapi tidak sekarang!" Aku bersikeras. "Aku butuh kamu. Aku tidak punya siapa-siapa di sini. Orang yang aku harapkan, mengkhianati aku! Dia mengkhianati kita. Aku cuma bisa mengharapkan kamu."

"Aku takut, Nirmana. Aku takut kita semakin tidak terkendali. Rasa sakit ini akan mengelabui kita."

Aku tahu.
Andai kamu tahu, aku pun takut.
Takut kesalahan ini akan membelenggu kita.

Aku sadar ciuman itu salah. Aku juga sadar apa yang kita lakukan setelah ciuman itu, lebih salah lagi. Rasa sakit itu memang telah mengelabui kita, mungkin tepatnya mengelabuiku. Karena, andai saja kamu tahu, apa yang kita lakukan ini, aku lakukan hanya semata untuk membalaskan perbuatan mereka.

Aku sadar.
Aku tahu, tetapi persetan dengan semua itu.

Aku kembali menarikmu dan menyatukan bibir kita. Kamu melepasnya dengan cepat.

"What was that?" tanyamu penuh ketidakpercayaan.

"Maaf." Hanya itu yang kuucapkan sebelum aku berlari meninggalkanmu, tidak mempedulikan panggilan-panggilanmu setelah itu.

Sekali lagi, maaf.
Ternyata sakit ini telah merasukiku.

•••
To Be Continued.
* Rainbow and Starlight by Adhitia Sofyan

=== 30 Daily Writing Challenge NPC 2019 ===
Tema : Penjelasan Matahari Terbit Dan Tenggelam

SATU BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang