BAGIAN SATU

985 83 12
                                    

Sebuah mobil mewah berhenti disalah satu sekolah swasta elite berbasis Internasional, membuat seluruh pasang mata menatap kearah mobil tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah mobil mewah berhenti disalah satu sekolah swasta elite berbasis Internasional, membuat seluruh pasang mata menatap kearah mobil tersebut. Seorang gadis cantik dengan rambut terurai keluar dari mobil tersebut, lengkap dengan seragam dan tas yang terselampir dibahu nya.

Semenjak kaki gadis itu turun dari mobil, sejak itu pula dia menjadi bahan perbincangan. Membicarakan tentang kecantikannya atau tentang barang yang dipakainya.

'Murid baru ya?'

'Cantik banget, wagelasih.'

'Namanya siapa ya?'

'Imut sih,'

'Cantikan juga dia, daripada kak Laura'

'Kira-kira gimana reaksinya geng kak Laura ya?'

Seperti itulah perbincangan mereka yang terdengar di telinga gadis tersebut, dia pun hanya acuh menanggapinya. Tapi yang dipikirannya, siapa yang mereka maksud kak Laura tersebut? Apa Laura yang itu? Dia pun langsung menepiskan pikirannya, nama Laura itu banyak tidak mungkin hanya satu. Tapi bisa jadi juga, ah lama-lama dia pusing sendiri memikirkannya.

Dia pun menghampiri seorang cewek yang duduk di bangku yang berada dikoridor, dengan buku ditangannya. Sepertinya dia sama sekali tidak terganggu dengan suara murid-murid yang membicarakan 'murid baru' tersebut.

"Ekhm," Mendengar suara dehaman, dia pun mendongakkan kepalanya.

"Permisi, ruang kepala sekolah dimana ya?" ucapnya, "oh sebelumnya kenalin, nama gue Letta." lanjutnya sambil mengulurkan tangannya kearah cewek didepannya tersebut.

"Gue Indah," jawabnya, "lo murid baru ya?" Mendengar pertanyaan itu Letta menaikkan sebelah alisnya, benar dugaannya bahwa cewek yang bernama Indah ini cukup cuek dengan lingkungan.

"Iya, bisa tunjukin ruang kepala sekolah?" ulang Letta.

"Ruang kepala sekolah?" tanya Indah memastikan, Letta mengangguk sekali. " Gue antar aja, gimana?" tawarnya yang dibalas anggukan.

"Boleh,"

•••

"Makasih ya, gue harap sekarang kita teman." ucap Letta saat sampai didepan pintu ruang kepala sekolah.

"Iya sama-sama," jawab Indah, dia pun pamit untuk ke kelasnya karena bel masuk sudah berbunyi.

Setelah Indah menghilang dari pandangannya, Letta pun memasuki ruang kepala sekolah dengan mengetuk pintu terlebih dahulu.

ArlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang