BAGIAN SEMBILAN

431 38 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'Bukan tentang apa yang membuatku nyaman, tapi siapa. Kamu.'
-Alando-


"Kemana aja sih, Let. Kok lama?" tanya Indah saat Letta sudah duduk di depannya.

"Abis nabrak gue,"

"Nabrak siapa lo? Si Bombom apa si Atun? Atau jangan-jangan si Otan?" Adel ikut nimbruk.

Letta yang sedang minum pun tersedak. Pasalnya si Bombom dan si Atun itu adalah nama panggilan kakak kelas mereka yang badannya kelebihan lemak, adik kelas laknat memang.

"Anjirlah, bisa mental gue! Gila aja," Letta menjeda, "lagian yang gue tabrak itu, kalo gasalah namanya kenneth deh."

"Kenneth Bagaskara maksud lo? Yang itu?" tanya Indah sambil memperagakan dagunya kearah dimana Kenneth dan Willi berada, dan Letta mengangguk mengiyakan.

"Btw, ini kok ada minumannya doang ya? Makanannya kemane?" tanya Letta. Adel dan Indah hanya menyengir.

"Lo galiat Let itu diwarungnya si mbak lagi rame-ramenya, gue males ya kalo harus pedungsek-dungsek." Adel mengangguk mengikuti ucapan Indah.

"Lagian gue juga males. Terakhir gue nganteri, gue malah dapet bau tidak sedap tauga?"

"Bau ketek maksud lo?"

"Ya gausah diperjelas juga keleus, sebel deh!"

"HAHAHAHAA, SUMPAH SERIUS?" tawa mereka langsung pecah saat mendengar jawaban dari Adel, belom lagi ekspresi nya.

"Anjir perut gue saasa dikocok," ujar Letta sambil terus tertawa.

"Diem deh lo berdua, galiat apa kita dari tadi dilihatin?" ujar Adel pelan seraya menutup mukanya menggunakan telapak tangannya.

Letta dan Indah pun langsung mengedarkan padangannya, dan benar dia berdua menjadi pusat perhatian. Dan yang melihatnya dengan pandangan sinis, seperti apaan bat dah.

Bukannya minta maaf tapi Indah justru berkata. "APAAN LO SEMUA LIATIN KITA, LO KIRA KITA PISANG? BERARTI LO SEMUA MONYETNYA DONG!"

Ntah lah sepertinya Indah sedang mengalami masa-masa datangnya bulan.

"PMS lo Ndah? Tumbenan bat dah, biasanya baru diliatin aja langsung nunduk ini malah berani bangat." celetuk Adel.

"Yaelah, percuma dong gue temenan sama Adel yang sepupunya kak Alan dan Letta yang pacarnya kak Alan, kalo gabisa dimanfaatin." Indah menaik turunkan alisnya, sontak Letta dan Adel langsung menonyor kepalanya. "Yehh."

"Udahlah, jadi ini kita gamakan gitu? Btw jam istirahat bentar lagi abis," ujar Letta.

"Gimana kalo lo aja yang nganteri, Let?"

ArlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang