Pagi ini giska berangkat ke sekolah menggunakan mobilnya yang terbilang mewah. Karna ia takut terulangnya kejadian kemarin, untung saja ada kak gio yang menolongnya jika tidak, giska tidak tahu lagi bagaimana nasipnya
Giska menyusuri koridor dengan senyuman manisnya, hari ini dia harus memberikan bekal yang sudah dia buat tadi kepada kak gio sebagai tanda terima kasihnya kemarin.
Giska memasuki kelas dengan wajah herannya, kelasnya terasa begitu gelap dan sepi, padahal sudah hampir jam 7. Giska pun hendak membuka gorden dan alangkah terkejutnya, teman- temannya sudah lengkap berada di dalam kelas, caca sudah membawa kue bertancapkan angka 17 dan semua berteriak " happy birthday giska!" Giska kaget bukan main langgsung pecah dengan tangisannya, yah giska menangis. Hari ini adalah hari ultahnya, giska berpikir kalau tidak ada yang ingat akan ultahnya hari ini. Ternyata tidak apa yang di pikirkannya salah.
" woyy, kapan lo mau niup nih lilin gis!
Tangan gue udah pegel pegang nih kue" teriak caca dengan wajah datarnya." iya-iya gue tiup lilinnya, jangan marah- marah caca ku sayang" ujar giska dengan senyum manisnya.
Giska pun meniup lilin tersebut, dan segera memotong kue tersebut lalu menyuapkan kepada teman sekelasnya.
Giska sengaja menyuapi caca dan ayu paling terakhir agar bisa mengerjai mereka. Ya begitu lah kedua sahabatnya itu slalu di prioritaskan oleh giska walaupun sikap caca yang cuek, ayu yang pendiam. meski begitu giska sangat menyayangi mereka berdua." caca, ayu, sini tinggal kalian berdua yang belum gue suapin" ujar giska dengan senyum jahilnya.
" ca, firasat gue kok nggak enak gini yah, kayaknya ada sesuatu yang di sembunyi-in" bisik ayu pada caca
" berani dia macam-macam, gue bakalan kasih kado terbaik buat dia, lo tenang aja yu" ucap caca dengan kekehan kecilnya
Tanpa aba-aba giska meleparkan cream kue ke wajah caca dan ayu.
" anjing, bangsat! setan yang ultah lo, kenapa jadi gue yang di lempar cream kue?" Tanya caca dengan wajah kesalnya.
" entah siapa yang goblok" kata ayu penuh penderitaan
Giska tertawa lepas melihat kedua sahabatnnya yang wajahnya sudah penuh cream, giska sangat bahagia hari ini, tak di sangka ia akan mendapatkan kejutan seperti ini. Dia teringat kembali dengan ultahnya 4 tahun lalu, mendapatkan kejutan dari ayah dan ibunya sungguh itulah moment yang sangat di rindukan giska. Tak sadar air mata giska pun jatuh.
" gis, kok lo nangis sih, kita salah yah?" Tanya ayu dengan nada kwatirnya.
" ehh, enggak ko. Cuman kelilipan tadi" jawab giska cepat sambil menghapus air matanya
" lo ada masalah ya gis? Kalau ada cerita ke kita, masa lo sembunyi-in dari kita sih" ucap ayu lembut
Ayu memang begitu, sikapnya yang lembut, selalu membuat giska nyaman, ayu lah selalu membuat giska menceritakan masalahnya pada mereka, karna giska adalah sosok yang suka menyimpan masalahnya sendiri, jadi ayu berusaha untuk menghapus sifat giska itu.
" lo mau cerita nggak gis, lo pilih sekarang juga mau cerita atau gue cekik lo sebagai kado spesial dari gue" ancam caca, begitulah berbanding terbalik dengan ayu, caca tidak suka membujuk, dia lebih suka mengancam, dan itu lah yang selalu membuat giska pasrah.
" gue...kangen ayah, gue rindu, gue rindu ucapan selamat ulang tahun dari ayah, gue terlalu rindu, gue udah coba untuk tahan air mata gue, tapi gak bisa, gue kangen" ucap giska dengan isakan tangisnya yang semakin keras, tanpa aba-aba ayu dan caca langsung memeluk giska erat.
" gis gue tau rasanya, gue tau, tapi lo harus kuat, ayah lo udah bahagia di sana. Dia juga pasti sekarang lagi liat lo kok, jangan sedih lagi gis, gue gak suka liat lo nangis" ucap ayu yang sudah ikut menangis.
" gis, ayah lo sekarang pasti lagi liat lo, dia pasti seneng liat lo udah 17 tahun, udah tumbuh jadi gadis kuat, cantik, dan berprestasi, lo kuat gis, kemana giska kita yang ceria dia hari ultahnya, mana giska yang selalu merengek minta kado dan traktiran, mana gis" kata caca dengan air matanya yang sudah jatuh.
" hiks....hiks.. ayah, giska slalu rindu ayah, giska sayang ayah" ucap giska yang masih dalam pelukan kedua sahabatnya. Ayu dan caca juga merasa sedih, selama ini giska menyembunyikan semua rasa rindu dan kesedihannya, yahh menurut mereka giska terlalu kuat, dia sukses membuat semua orang tertipu dengan sikapnya selama ini, senyumnya, tawanya, semua hanya tipuaan belaka.
Giska sudah tenang sekarang, dan karna kejutan tadi jam pelajaran mereka terpotong setengah jam. Dan sekarang free class. Giska hampir lupa memberikan bekal kepada gio dan untungnya belum jam istirahat.
Kriiinggg....
Bel istirahat berbunyi dengan langkah buru-buru giska pergi ke kelas gio. XII IPS 4 sedang ramai karna jam istirahat, dengan ragu giska masuk dan bertanya
" kak gio ada?" Ucap giska dengan ragu.
" ohhh gio, tuh ada di belakang. Lagi main game" ucap laki-laki itu dengan senyum manisnya.
Kok nih kakel murah senyum banget, beda banget sama kak gio. Batin giska
" kak bisa tolong panggil-in kak gio nggak" ujar giska
" bisa banget, tapi nama lo siapa?" Tanya lelaki itu
" nama saya giska kak, kelas XI IPS 4"
Jawab giska mantap" kenalin gue kevin, sahabatnya gio. Lo tunggu di sini yah, gue panggil gio dulu.
Degg.....
Kamvrett, itu sahabatnya? Mampus gue, bisa-bisa nanti di ejek lagi kalo dia tau tujuan utama gue mau nganterin bekal, mampus dah gue. Muka gue mau taruh di mana? Batin giska, tak sadar kalau gio sudah ada di depannya dari tadi, dan menunggunya berbicara.
" sampai kapan lo mau diem?" Tanya gio tenang
" ehh..ini kak, gue mau kasih bekal. Sebagai tanda terima kasih gue karna kak udah mau tolong-in aku kemarin" jawab giska.
" makasih" jawab gio yang langsung mengambil bekal tersebut dan masuk ke dalam kelas.
Di luar giska hanya menahan emosinya yang sudah memuncak sampai ke ubun-ubun.Bangke sial, anjingg, gue udah cape2 siapin dari pagi, dan saat lo terima cuman ngomong gitu doang? Kasih gue selamat kek, atau bilang apa gitu, dasar es balok. Omel giska dalam hati.
Giska pun kembali ke kelas dengan kesalnya. Dan bel masuk berbunyi." gis, lo kemana aja tadi, kita nyariin lo sampai keliling satu sekolahan" ucap ayu dengan wajah kesalnya
" gak penting " jawab giska malas.
" yaudah" sambung ayu sambil memutar bola matanya malas
Giska pun mengikuti pelajaran dengan wajah datarnya tanpa ada senyum manisnya, entah kenapa sikap gio tadi membuat mood giska hancur.
Kringgg.... bel pulang pun berbunyi. Dengan cepat giska membereskan bukunya dan langsung keluar dari kelas. Dengan langkah gontai giska melangkah kan kakinya dan memasuki mobilnya dan dengan kecepatan sedang mobilnya membelah jalan yang penuh deng kemacetan. Giska tidak langgsung pulang, dia masih singgah di cafe pelangi, tempat favorit nya. Giska duduk dan melamun, di dalam pikirannya hanya gio, bagaimana pertemuannya dengan gio, dan semua yang berkaitan dengan gio. Sungguh giska binggung dengan perasaanya sendiri.
Giska juga berpikir, di hari ultahnya yang ke-17 tahun, mamanya tidak mengucapkan selamat, tidak sama sekali. Bagaimana jika mamanya lupa? Tidak mungkin, mamanya juga tadi bersikap cuek padanya, ada apa sebenarnya?
# maaf kalau nggak nyambung guys# 🙏😇🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Giska
Teen FictionAzahra Giska Prisilia Hermawan, gadis yang memiliki mata indah, hidung mancung, baik, ramah, cerdas, ceria dan kaya raya. Anak tunggal dari pasangan yang di kenal memiliki perusahaan yang cukup bersinar di kancah internasional. Gergio Bara Nugroh...