Part 04

2.2K 133 2
                                    

Menyadari Prilly yang sepertinya akan menangis, Rangga mendekap Prilly dan benar saja, dalam dekapannya Prilly terisak pelan.

"Aku yakin kok lama-kelamaan kamu akan terbiasa. Lagian kamu juga masih boleh nemuin Livia kapan aja," ucap Rangga seraya mengelus punggung Prilly membuat Prilly memabalas dekapan Rangga dengan erat.

"Tapi aku khawatir, aku takut Ali bersikap kasar sama Livia," 

"Gak sayang. Aku yakin Ali gak bakal nyakitin Livia, dia kan udah janji." 

Prilly terdiam. Memang Ali sudah berjanji akan menjaga Livia dengan baik. Tapi entah mengapa ia merasa tidak tenang, ia masih belum terbiasa tanpa Livia.

"Udah ya? Jangan nangis lagi," Rangga melepas pelukannya dan menghapus air mata Prilly dengan lembut. Prilly menatap dalam-dalam kedua bola mata hitam Rangga, terpancar jelas ketulusan cinta Rangga yang dapat Prilly rasakan. Namun, entah mengapa hatinya masih belum terbuka untuk Rangga.

***

"Loh, Via kok belum tidur?" tanya Ali saat memasuki kamar Livia, ia mendapati Livia yang masih terduduk di atas pembaringannya.

"Kenapa sayang?" tanya Ali lagi. Livia menatap Ali yang kini duduk di sampingnya.

"Biasanya tiap malem, Papa Rangga bacain Via dongeng sebelum tidur," ucap Livia membuat Ali tersenyum kemudian mengelus rambut Livia.

"Jadi, sekarang Via mau Papa bacain dongeng?" Livia menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. 

"Terus?" tanya Ali dengan kening yang mengkerut. Livia tersenyum kemudian membaringkan tubuhnya.

"Papa temenin Via tidur disini," Livia menepuk bagian yang kosong disampingnya. Ali tersenyum mengerti kemudian ia ikut membaringkan tubuhnya di samping Livia. Ali terkekeh pelan saat Livia memeluknya erat-erat.

"Sekarang Via tidur ya sayang," ucap Ali mengecup kening Livia kemudian mengelus rambut Livia agar cepat terlelap.

***

Pagi-pagi sekali Prilly sudah terlihat rapi, ia berniat untuk megantar Livia ke sekolahnya. 

"Sayang, kamu yakin gak mau aku anter aja?" pertanyaan yang dilontarkan oleh Rangga itu membuat Prilly menatap Rangga yang sedang sibuk memakai jas kantornya. Prilly mendekati Rangga dan membantu Rangga memakaikan dasinya.

"Gak usah sayang, aku sendiri aja. Kamu juga ada meeting penting kan di kantor?" 

"Pengertian banget sih istri aku," ucap Rangga seraya melingkarkan kedua tangannya di pinggang Prilly, membiarkan Prilly membenarkan dasinya. Prilly tersenyum mendengar ucapan Rangga.

***

"Mamaaaaahh."

Livia memekik senang saat melihat Prilly memasuki rumahnya. Prilly tersenyum dan menggendong Livia.

"Mamah kok pagi-pagi udah kesini?" tanya Livia menatap wajah Prilly. Prilly tersenyum kemudian mencolek hidung Livia, "Mamah kan mau nganterin Via sekolah." Livia tersenyum senang mendengar jawaban Prilly.

"Papanya mana?" 

"Papa masih di kamar. Lama banget pake bajunya, Via kan belum sarapan." wajah Livia murung seketika saat mengingat Ali yang sedari tadi tak kunjung keluar dari kamarnya. 

"Yaudah Via sarapan duluan aja ya sama Mamah," setelah mendapat anggukkan dari Livia, Prilly membawa Livia menuju ruang makan.

"Nih sarapannya, abisin ya biar gak lemes sekolahnya," 

Livia mengangguk kemudian menyantap sarapannya dengan lahap membuat Prilly tersenyum melihatnya.

"Via tunggu disini aja ya, mamah mau nyamperin papa dulu," 

Mantan SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang