Jangan katakan "iya"

1K 162 6
                                    

"Jadi seperti itu ceritanya, tuan Mingyu" ucap Hyunbin pelan. Setelah bercerita panjang mengenai, bagaimana pertamanya dia jatuh kedalam pesona Mingyu, berapa lama dia menyimpan rasa itu sendiri, dan keberanian darimana dia dapat menyatakan rasa kepada Mingyu.

"Emm.. Tuan Hyunbin" panggil Mingyu

Hyunbin menoleh, laku tersenyum tipis.

Disitu Mingyu sadar, remaja sok pemberani yang ia temui lima tahun lalu sekarang sudah berubah. Dimulai dari pahatan wajahnya yang termasuk sempurana. Rahang yang tegas. Tatapan mata yang tajam. Dan yang terakhir, jangan lupakan senyuman dibibir berisi itu.

Mingyu mengaku.

Hyunbin termasuk salah satu Healer* dengan wajah yang sempurna.

Tapi, bagaimana jika Mingyu bahkan tidak punya rasa. Meskipun hanya sekedar rasa tertarik kepada Hyunbin. Karena, jujur wajah Jaehyun lebih sempurna daripada Hyunbin.

"Aku tidak pernah melarang siapapun untuk jatuh cinta kepadaku"

Perkataan yang asing sebenarnya.

Mingyu berdiri, lalu mendekat kearah pohon buah yang memang sengaja dia tanam, disebelah ruang pribadinya.

Entahlah mungkin agar terasa sejuk.

"Tapi, tuan Hyunbin juga tidak boleh melarang saya. Jika nantinya,



























Saya menolak anda."
























Mingyu menolak seorang Healer terbaik dari bangsa sebelah. Hanya demi satu orang.

























Dan sayangnya, orang itu adalah Jaehyun. Seorang Black Wizard, yang tidak bisa bersatu dengan dirinya.

















Fyi. Yeyyy, kina ngabulin permintaan kalian:). Satu satu yah. Disini kita sudah mulai pada chapter, dimana Jaehyun dan Mingyu harus berjuang. Dan orang ketiga juga berjuang, demi tujuannya sendiri.

Healer* : penyembuh, kayak tabib gitu

Banisher [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang