Berantem

1.1K 38 2
                                    

At Rumah Sakit

Deru langkah menggema di lorong rumah sakit. Billy,Anisa,Ara,Ashila, Keano dan Alex berjalan seperti dikejar setan, bukan bukan lebih tepatnya Billy. Ya Billy teramat sangat khawatir akan keadaan Ayla.

Sesampainya di depan ruangan VVIP. Dia langsung dihadang oleh Delano yang tak lain tak bukan abang sepupu Ayla. Ditariknya baju seragam Billy hingga ia tercekik. Billy yang di gitu kan hanya diam saja

Bugh
Satu bogeman mentah mendarat di pipi mulus Billy. Billy yang dihajar hanya diam pasrah menerima. Karena memang itu yang pantas buat menghukum dirinya. Pikirnya.

"Maksud lo apa? Lo fitnah Ayla, lo nuduh dia murahan, bilang yang engga-engga tentang dia maksud lo apa? Bilang? Kalau gak tau tentang Ayla jangan sok tau. Lo temenan sama gue udah berapa lama, sampai-sampai lo segitunya sama adik gue. Lihat-lihat dia sekarang, sampai sekarang belum sadar gegara lo."murka Delano kepada Billy

Bugh

Bugh
"Maaf! Tonjok gue pukul gue sepuas lo No, gue rela! Pukul lagi terus "lirih Billy

"Maaf lo gak gue terima, maaf lo gak bisa ngembaliin Ayla yang belum sadarkan diri bill! Gue kecewa sama lo."

"Tapi mohon, ijinin gue ketemu Ayla. Gue udah tau semuanya, gue emang bego,tolol, brengsek, gak pantes buat Ayla tapi gue mohon ijinin gue ketemu dia. Gue sayang banget sama dia No!" pinta Billy dengan isakan kecil

"woy ini rumah sakit bukan ajang buat berantem." lerai Keano yang memisahkan kedua sejoli itu

"Selesaikan baik-baik kalian udah dewasa! Gue tau lo No, lo sayang banget sama adek lo, dan lo juga Bill, tapi gak gini caranya! Kaya anak TK aja!" emosi Keano ikut menyulut

Dua orang pria remaja tadi diam membisu. Entah memikirkan apa? Mungkin mereka menyesali perbuatannya yang kaya anak kecil tadi.

"Oke, fine! Gue beri lo ijin untuk ketemu Ayla, dan gue harap kedatangan lo Ayla bisa sadar." tukas Delano,Billy yang diberi kesempatan pun mengembangkan senyumnya. Saking senangnya dia berhambur memeluk sahabatnya a.ka Delano.

***
Tak menyia-nyiakan kesempatan, Billy pun langsung masuk ke ruangan Ayla. Dengan perasaan senang karena bisa mendapat kesempatan lagi,marah karena telah mengecewakan Ayla kekasihnya sendiri ,kecewa karena dirinya yang bodoh dan sedih, karena Ayla masuk rumah sakit karena dirinya juga. Bodoh memang. Tapi itulah takdir.

Kadang takdir sejahat itu,memainkan perasaan lalu menumbuhkan rasa itu lagi. Tapi tak apa karena takdir tak akan seburuk yang dikira. Mungkin ia hanya menguji hambanya agar bisa lebih baik lagi dan mengerti kejamnya dunia.

Saat sudah berada di ruangan yang pertama kali ia lihat adalah tubuh sosok cewek yang terbaring lemah disana, banyak selang-selang dibagian tubuhnya. Wajahnya pucat pasi, bibirnya pun sama. Ia mendekat ke arah tubuh lemah itu. Hatinya nyeri melihat pacarnya terbaring disini. Hatinya menangis, tak sanggup tapi dia harus kuat . diraihnya tangan yang diinfus tersebut, ia genggam menyalurkan kekuatan untuk kekasihnya tercinta

"Hai Aya! Kata orang kalau koma masih bisa mendengarkankan ya. Aku mau bilang, Sudah dua minggu loh kita gak ngobrol,gak jalan bareng, gak kontekan, kamu gak kangen aku hmm?, kenapa betah banget tidur. Mimpi kamu indah banget ya sampai-sampai gak mau bangun. Aku kangen banget sama kamu. Maaf!maaf! Aku memang cowok bodoh yang percaya begitu saja dengan foto itu tanpa mencari tau terlebih dahulu. Kamu tau? Hatiku sakit lihat kamu dekat cowok lain apalagi dengan mantan kamu , tapi hatiku lebih hancur ketika kamu terbaring kaya gini. Sakit ya pastinya. Jangan hukum aku kaya gini sayang! Aku gak sanggup! Tampar aku,luapkan emosi kamu ke aku aja tapi jangan sakit kaya gini. Ku mohon bangun sayang! Aku kangen, jangan gini hiks..hiks" setelah berbicara ia menunduk lesu menaruh kepalanya disamping tangan Ayla

Bad Girls -  TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang